Suara rintik hujan mengiringi sunyi nya malam ini di kota Yogyakarta,Dingin sekali malam ini.
Berpakaian tipis pun sepertinya tidak akan cukup,Di rumah yang kecil,Tidak jauh dari kota Yogyakarta.
Ukuran nya minimalis,Sedikit sempit,Tapi bersih dan rapih,Suara ketukan pintu mulai terdengar.
Dan memanggil nama si pemilik rumah "Marsha! Dek! ini Abang!" Ya,si pemilik rumah adalah Marsha.
Yang tau kisah Marsha seperti apa saat masih tinggal di Bandung,Sedikit menyakitkan,Tetapi Marsha tidak mengapa.
Marsha bangun dari duduk nya dan menaruh buku yang ia baca,Judulnya simpel 'Si bandit jahaman'
Walaupun terdengar menyeramkan,Tetapi cerita nya tidak demikian,Marsha sedang membacakan buku tersebut kepada Anak nya.
Yang masih ada di rahim nya dan berusia delapan bulan "Iya Bang!" Dengan cepat Marsha membuka pintu dan melihat Lio sedang menggunakan sweater dan celana panjang.
"Tumben pakai celana panjang? biasa nya pendek" Komen Marsha terhadap Lio "Jangan bawel,Abang kesini cuma buat bawain obat resep dokter"
Ucap Lio sembari menunjukkan kresek putih tepat di depan wajah Marsha "Obat terus deh,bosen" Ucap Marsha.
"Siapa suruh hamil,Sha?" Mendengar itu Marsha menjadi hening "Kata dokter,minum obat nya,biar ga sakit perutnya,udah delapan bulan kan?"
Ucap Lio "Udah,Abang mau pergi lagi" Lio baru saja melangkahkan diri nya sedikit,Tetapi Marsha memegang lengan Lio.
"Mau kemana?" Lio memberhentikan langkah nya dan memandang Adik nya itu "Mau kerja,biar bisa check up kamu"
Ucap Lio "Udah jangan berisik,kalau kenapa napa,chat" Lio mulai berlalu dari ambang pintu meninggalkan Marsha.
Marsha hanya diam dan kembali masuk menutup pintu.
Saat masuk rumah dan menuju kamar ia kembali duduk di kasur dan memandang cermin.
Ia seperti melihat seseorang yang perlu di kasihani semua orang,tetapi,tak akan ada seorang pun yang mengasihi diri nya.
Ia mengelus lembut perutnya yang buncit "Kamu harus nya ga di sini,Mama takut kamu sengsara"
•
•
•
•
•
Nyanyian ulang tahun dan kue serta hiasan ulang tahun terlihat jelas di rumah yang berukuran lumayan besar di kota Bandung.
Kue yang bertuliskan 'Happy birthday Kathrina Irene Cahya' dan lilin yang bertuliskan angka enam tahun berdiri tegak di sana.
Semua tatapan berada pada ia sekarang,sungguh bahagia diri nya hari ini.
Lilin itu di lengkapi dengan api yang menyala dan siap untuk di tiup "Make a wish dong!" Ucap salah satu orang di sana.
Kathrina mulai membuka kedua tangannya dan menutup mata,tetapi semua orang di buat bingung karna ia.
"Wish Kathrin,Ka Adel sama Kak Ashel langgeng aja!" Ucap Kathrina terang terangan dengan make a wish nya.
"Ga boleh di kasih tau!"
"Gapapa! itu harapan yang ga main main!"Tidak pakai lama,Kathrina meniup lilin yang ada di sana dan semua nya bertepuk tangan.
"Happy birthday Adek! semoga makin geulis,makin pinter,makin sholeha!" Semua orang yang ada di sana me Aamiin kan doa tersebut yaitu dari Ashel.
![](https://img.wattpad.com/cover/370503189-288-k721105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di Bandung
Teen FictionBiarkan luka yang bercerita tentang semuanya yang menyakitkan. From 'Aku kamu dan Bandung' (kadang up sehari satu chapter,tapi kalo lagi kehabisan ide+males nulis,bisa ga up sampe sebulan/berminggu minggu atau berhari hari,jadi di tunggu aja yaa!) ⚠...