Keadaan sekolah yang sudah sepi dan gerbang yang sudah mau di tutup,masih ada Gracie yang menunggu.
Ia ingat betul perkataan Marsha terakhir saat tadi menghantar Gracie ke sekolah,kalau ia ingin menjemput anaknya.
Tetapi,sampai saat ini,Marsha belum kunjung datang,bahkan saat Ella sudah pulang ke rumah.
Yang bahkan tujuannya mereka sama,Marsha masih belum kunjung menjemput Gracie.
Gracie hanyalah anak kecil dengan pemikiran anak kecilnya dan ia hanya berpikir menggunakan hati mereka.
Mereka tak akan tau apa itu pemikiran logika,bahkan,saat tadi Ashel mengajak Gracie untuk pulang bersama.
Ia menolak untuk hal itu,menganggap bahwa Marsha memang benar benar ingin menjemputnya.
Tapi,sialnya,ia masih saja menunggu sampai jam segini,ia sudah berkali kali mondar mandir sampai ganti posisi.
Hanya ia yang tersisa di sini,sampai wali kelasnya menyadari perihal hal itu "Halo Gracie" Panggil Guru tersebut dan Gracie langsung buru buru berdiri dan tersenyum lebar.
"Halo Bu" Sapa balik Gracie dan Guru tersebut sembari melirik ke sekitar "Gracie belum di jemput?" Gracie hanya menggeleng.
Bu Guru tersebut melihat jam di tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore.
Sedangkan Gracie sudah pulang dari jam dua belas siang "Astaga,ini udah lewat banget,Bu Guru bantu ke rumah ya?" Tawar Bu Guru tersebut dan Gracie langsung tidak enak.
"Ga perlu Bu,paling sebentar lagi Mama jemput" Tolak Gracie tetapi tetap di paksa.
"Ga apa apa,Ibu juga mau pulang,kasihan kalau kamu harus nunggu lebih lama" Ucap kembali wali kelas Gracie.
Dan ujung ujungnya Gracie hanya bisa mengiyakan hal itu,saat sampai di rumah wali kelas Gracie langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
"Permisi" Ucapnya dan tak lama pintu di buka,dan yang membukakan adalah Ashel "Eh,Bu Rosma" Gumam Ashel dan melihat Gracie yang ada di samping Bu Rosma.
"Astaga,akhirnya kamu pulang juga Carg,dari tadi Teteh nunggu loh" Ucap Ashel dan memeluk Gracie.
"Terimakasih Bu Rosma,udah anter Gracie pulang"
"Sama sama Mama Ella,ini,kalo boleh tau,kenapa Gracie belum di jemput sama sekali Bu? sedangkan Ella saja sudah pulang" Tanya Bu Rosma.Ashel hanya membeku mendengar pertanyaan wali kelas Ella dan Gracie tersebut.
"Teh,Gracie laper" Potong Gracie di tengah keadaan sedikit tegang ini,dan membuat Bu Rosma permisi untuk pulang ke rumah.
"Ya sudah,itu Gracie udah laper,kalau begitu saya permisi" Ucap Ramah wali kelas Gracie sembari mengelus rambut Gracie.
"Beneran Mama ga jemput jemput Carg?"
"Iya Teh,Gracie dari tadi nunggu"•
•
•
•
•
Setelah donor darah selesai di lakukan,Marsha begitu lega,karna ia yakin,sehabis ini Lio akan langsung kembali seperti biasa ia mengenalnya.
Ia tak peduli apa efek sehabis ia mendonorkan darahnya untuk saudara kandungnya sendiri.
Marsha merasa pusing dan ia merasa panas dingin,tetapi,ini hal yang biasa dan tak menantang.
Menurutnya,hal ini hanya cukup minum obat saja dan obatnya adalah kesembuhan Abangnya.
Saat Lio di kembalikan ke ruangan nomor 095,ia langsung menemani Lio di sana,walaupun ia tau kalau Lio tidak tau kalau ia ada di sana bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di Bandung
Teen FictionBiarkan luka yang bercerita tentang semuanya yang menyakitkan. From 'Aku kamu dan Bandung' (kadang up sehari satu chapter,tapi kalo lagi kehabisan ide+males nulis,bisa ga up sampe sebulan/berminggu minggu atau berhari hari,jadi di tunggu aja yaa!) ⚠...