"Gila kamu Marsha,anak saya kamu buat hampir kehabisan nafasnya semalam" Ucap Indah dengan intonasi tinggi.
"Pergi jauh kamu!" Bela Gracie kembali sembari mendorong Indah,tetapi dorongannya tidak pengaruh.
Kekuatannya terlalu kecil untuk mendorong orang dewasa "Anak kamu ini? sifatnya ga jauh dari kamu" Sambung kembali Indah.
Marsha menelan ludahnya sendiri sembari membeku di depan Indah,tetapi Marsha memilih berlalu dari sini.
"Beraninya kamu pulang lagi ke sini,harusnya kamu ga perlu ke Bandung lagi Marsha!" Ucap Indah kembali yang di abaikan Marsha.
•
•
•
•
•
Di jalan,Marsha menggendong Gracie sembari mengelap air matanya yang mulai membanjiri pipinya.
Bahkan,ia tak membeli satu pun makanan di toko tadi,karna kejadian tadi.
Kata kata Indah sungguh menyakiti hatinya,tetapi ia yakin,keluarga Indah lebih jauh sakit dari pada dirinya.
Ia tak akan punya dendam dengan Indah atau yang lainnya,tetapi ia harus menghindar.
"Mama jangan nangis" Ucap Gracie mengelap air mata Marsha "Cantiknya hilang nanti Mama" Sambung Gracie yang membuat Marsha tersenyum lebar.
"Tadi kan Gracie udah bela Mama,jahat banget ya,Mama di tampar ya" Ucap Gracie kembali mengelus pipi Marsha yang memerah karna tamparan Indah.
"Sakit ya,Ma" Tanya Gracie "Ga sakit,ga seberapa sakitnya kalo di banding kamu" Jawab Marsha.
"Lebih sakitan Mama,itu siapa Ma? berani jahatin Mamanya Gracie" Marsha hanya menatap Gracie dan mengelus lembut puncak kepala Gracie.
"Siapapun itu,Gracie jangan dendam ya" Gracie mengangguk "Kalo Abang Lio?" Tanya Gracie yang membuat Marsha bingung.
"Maksud Gracie?"
"Kalo Gracie dendam sama Abang Lio karna udah nyakitin Mama boleh?" Tanya polos Gracie yang di geleng oleh Marsha."Kalo itu,ga boleh,dosa,janji ya sama Mama" Ucap Marsha menunjukkan jari kelingkingnya dan di ikat kembali oleh Gracie.
Gracie mengangguk dengan senyum tulusnya "Maaf ya,tadi ga sempet beli makanan" Ucap Marsha "Iya ga apa apa Mama,masih ada makanan dari dokter"
Ucap Gracie yang membuat Marsha tersenyum lebih lebar lagi "Kayak gini terus ya sayang" Ucap Marsha yang membuat Gracie bingung "Maksud Mama?" Marsha hanya menggelengkan kepalanya.
•
•
•
•
•
Di jam setengah sebelas malam,Marsha belum bisa tidur,ia tidak bisa membeli makanan untuk anaknya.
Ia butuh uang yang lebih banyak dan bantuan untuk mengurus Gracie dan biaya rumah sakit.
Pastinya ia butuh Lio,Marsha menatap kontak Lio yang tidak pernah lagi mengirimkan pesan ke dirinya.
Ia ingin sekali menelpon Lio,tetapi ia takut,Lio akan marah,tapi,ia harus melakukannya demi Gracie.
Ia menatap Gracie yang sudah tertidur pulas dan memencet panggilan telpon suara ke kontak Lio.
"Abang,angkat Marsha,Marsha mohon" Gumam Marsha sendiri,apakah ini keajaiban dari Tuhan,Lio mengangkat telpon Marsha.
Jantung Marsha berdetak tak karuan,tangannya gemetar,sehingga suaranya getar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di Bandung
Novela JuvenilBiarkan luka yang bercerita tentang semuanya yang menyakitkan. From 'Aku kamu dan Bandung' (kadang up sehari satu chapter,tapi kalo lagi kehabisan ide+males nulis,bisa ga up sampe sebulan/berminggu minggu atau berhari hari,jadi di tunggu aja yaa!) ⚠...