Satu Permintaan

298 18 3
                                    

"Abang bilang juga apa!" Bentak Lio yang kesabarannya sudah habis sekarang,Marsha menaruh piring makanan dan memeluk erat Gracie dalam dekapannya.

Gracie selalu takut kalau Lio sudah marah,karna pelampiasannya pasti akan ke dirinya.

"Mama,Gracie takut" Gumam Gracie "Ga apa apa sayang,ada Mama" Di tengah tengah Marsha sedang menenangkan Gracie,vas bunga di lempar sampai menjadi beberapa bagian oleh Lio.

"Kamu terlalu keras kepala Marsha! kalau kamu kemarin mau ke Jogja,pasti kamu ga akan liat mereka lagi!" Bentak Lio.

"Mereka itu pengkhianat! iblis!" Sambung Lio kembali yang membuat Marsha mendongakkan kepalanya.

"Jaga mulut kamu Bang" Jawab Marsha berdiri dari duduknya,Gracie sudah was was kalau Marsha sudah mulai menantang.

Keributan akan lebih terjadi,Gracie menutup kedua telinganya rapat rapat "Bener kan apa yang Abang bilang?"

"Kamu mau bela mereka lagi Sha?" Ucap Lio "Abang yang iblis" Jawab Marsha yang sudah siap menerima balasannya.

Lio melototi Marsha dengan matanya yang paling di takuti oleh Gracie "Apa kata kamu?" Ucap Lio berjalan mendekati Marsha.

"Ulang sekali lagi Marsha!" Bentak Lio sembari mengangkat dagu Adiknya,Gracie baru pertama kali melihat Lio sekasar itu dengan Marsha.

Gracie ingin sekali buka mulut,tetapi ia terlalu takut "Lepas tangan Abang dari dagu Mama! Mama kesakitan Bang!" Bela Gracie.

Lio langsung menatap tajam Gracie,tetapi,Lio memutuskan untuk tetap fokus kepada Marsha karna sudah melawannya.

"Abang bilang,ulang sekali lagi!" Bentak Lio lebih kencang lagi "Abang,yang iblis" Jawab Marsha dengan terbata bata karna dagunya masih di tahan oleh Lio.

Saat Marsha mengulang kata katanya sekali lagi,Lio melepas tangannya dengan kasar.

Dan membuat dagu Marsha merah "Berani kamu bilang Abang iblis?" Ucap Lio "Kalo Abang memang kayak yang kamu bilang,Abang udah lepas tanggung jawab sebagai Abang kamu Marsha!" Bentak Lio.

"Kalo Abang memang masih tanggung jawab sama peran Abang,Abang ga perlu bikin anak aku kayak gini" Jawab Marsha.

"Liat Bang! liat!" Ucap Marsha sembari membuka selimut yang menutupi kaki serta lengan Gracie yang pastinya tertanda luka infeksi di sana.

"Liat,ini,Abang yang buat" Ucap Marsha menunjuk luka anaknya "Ini yang Abang sebut tanggung jawab?" Ucap Marsha.

"Kalo Abang ga gini ke Gracie,dia ga akan tersiksa gini Bang! ini alasan aku buat pindah lagi ke Bandung,biar Gracie bisa lebih bahagia sama aku berdua"

"Bukan tersiksa sama Abang" Sambung Marsha yang membuat Lio terbeku,tanpa merespon kembali,Lio mengambil tasnya dan berlalu pergi.

Marsha hanya melihat dan membiarkan Abangnya yang kembali pergi meninggalkan dirinya.

Yang pasti,sehabis ini,ia akan kesusahan lagi "Mama ga apa apa?" Tanya Gracie memegang kedua pipi Marsha.

"Tuh kan,Mama luka lagi" Ucap Gracie mengelus dagu Marsha yang sudah memerah akibat Lio.

"Harusnya Mama ga perlu lawan Bang Lio" Sambung Gracie kembali "Gracie ga suka liat Mama nangis kayak gini" Ucap Gracie mengelap air mata Marsha.

"Gracie mau Mama senyum terus" Perkataan Gracie membuat Marsha kembali tersenyum lebar "Gracie janji,kalau Gracie udah besar,Gracie bakal marahin Bang Lio,biar Bang Lio tau,Mama sesakit apa hari ini" Ucap Gracie.

Marsha hanya bisa memeluk anaknya seerat mungkin,tanpa berbicara apa pun lagi 'Ya Tuhan,jangan biarkan kesedihan dirinya membuat Gracie lebih khawatir dan akan membuat Gracie membenci Lio'

Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang