Chapter 20

186 19 1
                                    

Di tengah hujan yang sungguh sangat deras di Kota Bandung ada satu motor yang melaju tinggi.

Ia benar benar tak memedulikan keadaan di sekitarnya,ia seperti menantang pola pikir dunia.

Sudah beberapa kali ia hampir menabrak kendaraan lain,tetapi Tuhan sepertinya masih sayang dengannya.

Dengan isi kepalanya yang berisik dan penuh,di balik semua itu ia sedang memikirkan satu orang yang hanya ia punya sekarang dan ia sayang.

Bahkan dirinya sebagai saudara sedarah pun sudah berbulan bulan tidak menemui Adiknya itu.

Apakah ia sudah terlanjur membuat Adiknya sendiri kecewa karna perbuatan dirinya sendiri tanpa ia rasa dan tau?

Apakah ia terlalu tega dan jahat? sehingga membuat Adiknya menjauh pergi dari dirinya ketempat yang ia tidak tau.

Bahkan ia ada di satu Kota yang sama,Ia tidak marah kepada Adiknya sendiri karna sudah menjauhinya.

Tetapi ia lebih marah pada dirinya sendiri dan dunia,ia berpikir,ia memang tidak pernah pantas menjadi salah satu orang yang masih tersisa di hidup Adiknya.

Ia melupakan pesan yang Ibu dan Ayahnya titip ke dirinya untuk selalu menjaga Adiknya.

"Lio" Suara itu membuat Lio membawa dirinya dekat kepada Wanita paruh baya yang sudah kaku di atas ranjang.

"Iya Ma,kenapa?" Tanya Lio sembari menggenggam erat tangan Wanita kesayangannya itu.

Ia merasakan perubahan drastis,tangan yang sungguh berbeda dari awal ia genggam,tangan tersebut lebih kurus dan dingin.

"Mungkin,Mama udah ga lama lagi di sini"
"Mama ngomong apa? ga usah ngomong macem macem,Lio panggilin Papa ya Ma" Potong Lio dan ia bangun dari duduk untuk mulai mencari keberadaan sang Ayah.

Tetapi,tangannya sudah di tahan oleh Ibunya,Wanita paruh baya itu menggeleng pelan sembari menyuruh Lio kembali duduk.

"Ma,Lio ga suka Mama kayak gini,ngomongnya ngelantur,Lio ga suka"
"Apa lagi kalau Ayah yang denger,Ayah bisa ngocehin Lio"
"Kalau Adik yang denger juga bisa lebih parah" Ucap panjang lebar Lio.

"Demi Tuhan,Lio,Mama udah ngerasa,kalau Tuhan memang bener bener mau ambil Mama dari sini,jadi,Mama mau,Lio sebagai Anak Sulung Mama,apa lagi Lio Laki Laki"

Wanita paruh baya itu menggenggam erat tangan Anak Sulungnya yang sudah setengah mati menahan air matanya.

"Lio harusnya jadi pengganti Papa untuk Adik,Lio ga akan bisa terus bergantungan sama Mama dan Papa"

"Karna,ga semua manusia bisa di sisi Lio terus,semuanya bakal pergi ke pelukan Tuhan lagi"

"Jadi,Mama mohon,jaga Adik ya,jaga Adik sebagaimana kamu sesayang itu sama Adik sekarang"

"Dan jangan pernah kurang dan berubah,setiap berganti waktu dan menit hingga detik,rasa sayang kamu harus tetep sama ya,apa pun yang terjadi"

Tanpa sadar,Lio yang terbilang Laki laki yang kuat di depan Ibu dan Ayahnya,bahkan Adiknya.

Ternyata tidak untuk sekarang "Dan jangan lupa,selalu ada di sisi Adik kamu ya,kalau dia nangis karna Mama,atau Papa atau masalah lainnya,apa lagi sama kamu"

Ucap Wanita paruh baya itu sembari tertawa tipis dan mencubit hidung Anak Sulungnya lembut "Tenangin ya,jangan sampai ga kamu tenangin" Kalimat terakhir sang Ibu berhasil membuat Lio jatuh ke pelukan Ibu nya sembari menangis sesegukan.

Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang