Chapter 4

250 19 0
                                    

"Abang gamau tau ya,Sha,besok kamu harus ke Jogja lagi,gausah balik lagi ke Bandung" Ucap nada tinggi laki laki itu dari ponsel Marsha.

Tadi saat Marsha di pertemukan kembali oleh Kathrina di taman,ia kaget setengah mati.

Dan ia juga melihat dua anak perempuan yang sepertinya ada yang se usia Gracie,tetapi ia tak tau,mereka berdua siapa.

Marsha menatap anaknya yang sedang tertidur pulas di sampingnya sembari mengelus rambutnya yang lepek.

Tanpa jawaban Marsha masih terus menatap Gracie yang sedang tertidur "Marsha! kamu punya telinga kan? jawab Abang!" Ucap Lio.

"Kalo kamu masih pengen di Bandung,kamu harus nikah sama Adel dan gausah komunikasi lagi sama Abang"

Ancaman itu kembali ia dengar setelah tujuh tahun lamanya,ia menatap kembali wajah Lio yang sudah kesal di handphone.

"Kenapa sih? Abang selalu aja ancam Marsha kayak gitu?" Tanya Marsha serius "Karna kamu keras kepala! sama kayak Papa!"

Ucap Lio yang membuat emosi Marsha ingin meledak,ia sepertinya harus mencari tempat aman untuk mengeluarkan emosi nya.

Ia tak akan pernah menggunakan suara tinggi di depan Gracie "Gausah bawa bawa Papa Mama yang udah tenang Abang!" Ucap Marsha yang emosi nya sudah meledak.

"Kenapa Abang jadi kayak gini? dulu,waktu Mama Papa pergi,ninggalin kita berdua sendiri di Jogja,bahkan tempat nya udah gabisa kita gapai,Abang masih bisa kontrol emosi Abang,tapi kenapa sekarang beda?"

Ucap Marsha panjang lebar yang menahan air matanya jatuh "Karna kamu keras kepala Marsha Lenathea!" Kini suara Lio seperti bom yang meledak di tengah kota.

Marsha terdiam di depan layar handphone dengan matanya yang lelah "Jangan hubungin aku dulu ya" Ucap Marsha tanpa menunggu respon Lio dan langsung mematikan panggilan handphone.

Sebelum Marsha mematikan telpon,Lio sempat memanggil nama Marsha panik,ia tak mungkin akan kehilangan Adik nya sendiri.

Saat Marsha berbalik badan dari tempat yang ia gunakan untuk membuat panggilan dengan Lio.

Gracie sudah berdiri tepat di belakangnya dengan boneka kelinci di pelukan nya yang ia dekap se erat mungkin.

Dengan wajah yang tampak ketakutan dan bingung "Mama,kok Mama marah,kenapa? Gracie takut" Ucap Gracie dengan gugup karna menahan tangis sedari tadi.

"Gracie" Tetapi Gracie tak bisa menahan tangisnya,ia menangis kencang sekeras mungkin sekarang.

Yang membuat hati Marsha tidak tenang "Maaf,Mama ga sengaja bikin Gracie takut" Ucap Marsha sembari memeluk tubuh kecil Gracie.

Marsha merasakan tangis Gracie dan air mata Gracie yang menetes di pundaknya,ia menggendong Gracie dan berjalan menuju ranjang.

"Kita tetap tinggal di sini kan,Ma" Tanya Gracie sesegukan,Marsha panik,apakah Gracie mendengar pembicaraan nya dengan Lio?

"Kenapa Gracie nanya gitu?" Ucap Marsha sembari mengusap air mata yang membasahi pipi Gracie.

"Soalnya,tadi,Gracie denger,kalo Abang Lio mau kita pulang lagi ke Jogja" Jawab Gracie terbata bata dan membuat Marsha terdiam.

Astaga Tuhan! Ia menghidupkan speaker saat melakukan panggilan telpon,Marsha sungguh ceroboh!

"Enggak sayang,Abang cuma bohong sama Mama" Ucap Marsha memeluk Gracie,tetapi tubuh Marsha di pukul pelan oleh Gracie.

"Bohong! Mama yang bohong! Gracie denger!" Ucap Gracie yang menangis lebih kencang dari pada tadi.

"Gracie ga suka tinggal di sana! kalau Gracie di sana lagi,Gracie ketemu Abang Lio terus,Gracie di teriakin terus nanti,Gracie di kunci lagi di kamar mandi nanti,Gracie ga mau Mama"

Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang