𐙚 class president

309 33 0
                                    

Setelah banyak sekali melewati drama, akhirnya para murid baru ini menjalani hari-hari sekolah seperti biasanya, dengan kegiatan belajar mengajar yang normal karena masa pengenalan lingkungan sekolah telah usai.

Umumnya kelas baru akan pertama-tama menentukan struktur kelas, seperti yang sedang dilakukan di kelas Ji an pagi ini.

"Pertama-tama bapak akan menunggu sukarelawan dari kalian yang dengan ikhlas ingin mendedikasikan dirinya untuk kelas. Kalian bisa angkat tangan dan menyebutnya posisi apa yang kalian inginkan, jika semuanya approve maka akan otomatis dilantik."

Mereka mendapat wali kelas yang merupakan guru matematika, beliau adalah Pak Eun Kwang. Sejak awal memperkenalkan diri Pak Eun Kwang banyak sekali mengeluarkan candaan yang sepertinya hanya lucu di mata orang-orang seumuran beliau, seisi kelas hanya bisa ikut tertawa dengan sedikit terpaksa untuk menghargai si Bapak Guru ini.

"Saya beri waktu untuk berfikir, oke, satu, dua, tiga. Waktu kalian habis, yang belum menyelesaikan hidangannya akan langsung masuk ke Pressure Test."

"Lah jadi master chef dong pak?" Ucap salah satu murid.

"Oh, salah ya? maaf maaf, kadang saya suka halu jadi Chef Juna eh malah kebawa ke sini."

"Pak!" Salah seorang siswi mengangkat tangannya, "Saya mau jadi sekertaris"

"Bagus, pemberani pertama di kelas kita. Siapa nama lengkap mu?" Tanya Pak EunKwang

"Kim Jiwoo pak!"

"Oke Kim Jiwoo" Pak Eunkwang mulai menulis nama Jiwoo di papan tulis. "Ada lagi??"

Hening, tak ada balasan. Sang wali kelas pun menghela nafas maklum, selalu saja seperti ini setiap pembagian struktur kelas.

"Gini aja, bapak akan tulis nama kalian semua di papan tulis kemudian kalian perkenalkan diri satu persatu agar setidaknya kalian saling mengetahui nama teman sekelas kalian ini. Bapak akan bagikan sobekan kertas untuk voting, kalian tulis masing-masing nama jagoan kalian untuk ketua kelas, wakil, dan bendahara. Tidak perlu sekertaris karena kita sudah punya si pemberani Kim Jiwoo. Paham?"

"Paham pak!!" Seisi kelas menjawab dengan lantang karena mereka benar-benar paham dengan sistem pemilihan yang akan dijalankan oleh pak Eunkwang.

Mereka mulai memperkenalkan diri dimulai dari murid yang duduk paling depan, hingga yang duduk paling belakang. Kemudian mereka menulis kandidat pengurus kelas yang mereka pilih dan langsung dikumpulkan di meja pak Eunkwang.

"Selesai, nah sekarang, emmm.." Sang wali kelas mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, "Kamu dan kamu dan kamu, tolong bantu bapak di depan. Satu bagian membaca dan satu bagian menulis di papan tulis."

Yang ditunjuk ke depan adalah Ji an dan seorang laki-laki yang Ji an ketahui namanya adalah Riki.

Riki membacakan satu persatu nama yang tertulis pada sobekan kertas anonymous milik teman sekelasnya, Ji an pun lalu menulisnya di papan tulis.

Bulir keringat Ji an mulai berjatuhan ketika beberapa orang menuliskan nama Choi Ji an sebagai kandidat ketua kelas. Bagaimana mereka bisa memberikan votenya pada Ji an sedangkan mereka sendiri belum saling mengenal? Bagaimana jika Ji an tidak bisa tegas? Tidak bisa dicontoh? Atau bahkan tidak bisa diandalkan sebagai ketua kelas??

Entahlah, sekarang Ji an hanya berharap nama lain memiliki jumlah vote yang lebih banyak dari namanya sendiri.

...

Hingga waktu pulang tiba, Ji an masih saja lemas letih dan lesu, merasa ini benar-benar bukan harinya.

Mengingat hasil vote tadi pagi..

Ketua kelas : Choi Ji An (12 vote)
Wakil ketua kelas : Nishimura Riki (20 vote)
Bendahara : Jo Zoa (10 vote)
Sekertaris : Kim Jiwoo

Memikirkannya saja sudah berat, hari-hari menanggung tugas sebagai ketua kelas.. tak terbayang apapun di fikiran Ji an, pasalnya ia sama sekali belum pernah menjadi pemimpin di kelas.

Suara motor yang melintas tepat didepannya membuyarkan lamunannya, rupanya itu Jaehyun yang sedang membonceng seorang perempuan.

Ji an cukup penasaran, sempat berfikir bahwa itu Sullyoon tapi dilihat dari siluetnya perempuan itu bukanlah kakak sepupunya.

"Hei! Kakak cariin daritadi." Sullyoon menarik pergelangan tangan Ji an.

"Kenapa kak??"

"Kamu ikut ke rumah kakak ya ambil barang-barang, kakak mau nginep di rumah kamu."

"IH BENERAN??"

Seketika Ji an menjadi bersemangat mendengar Sullyoon yang akan menginap di rumahnya.

"Iyaa, mama sama papa mau ke luar kota seminggu. Padahal kakak bisa aja dirumah sendiri tapi tetep aja suruh nginep di rumah kamu huuhh"

"Kakak ga mau lagi nginep di rumah aku??"

"Bukan gituu! coba aja dibalik, kamu yang nginep di rumah kakak. Kita berdua dirumah pasti seru banget?? Kalau di rumahmu tuh suka digangguin sama si kingkong kan?"

Ji an dan Sullyoon memang sudah biasa menginap di rumah satu sama lain saat orang tua mereka sedang ada pekerjaan di luar kota atau memang hanya bertujuan untuk bermain. Tetapi di saat mereka sedang menikmati serunya 'girls time' selalu saja lelaki jangkung bernama Choi Soobin itu datang untuk mengganggu.

Ia datang ke kamar Ji an untuk sekedar minta tolong dimasakkan makanan yang sebenarnya ia bisa masak sendiri.

Namun sudah cukup lama persepupuan ini tidak ribut saat menginap bersama, karena terakhir kali sepertinya sudah satu tahun yang lalu.

"Apa kita ke rumahku dulu aja kak? aku ijin sama bunda mau nginep nemenin kakak, siapa tau dibolehin. kalau sama ayah udah pasti ga dibolehin."

"Ayo deh, hari ini kakak bawa motor."

"Wah seru nih, keliling dulu yok beli batagor hehe."

"Iyaa ayo"

Mereka berdua pun pulang menaiki motor scoopy berwarna ungu pastel milik Sullyoon.

"Btw kak, aku tadi liat kak jaehyun bonceng cewek kayaknya kakak kelas deh, cantik banget."

"Itu mah udah biasa Ji"

...

SENENG BANGET TERNYATA LUMAYAN BANYAK YANG NGELIRIK BOOK KU, SKSKSKSK MAKASIH BANYAK YAAA💐💐

TSundere - Han TaesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang