𐙚 tertimpuk

297 39 2
                                    

"Bisa Ji an? Kalau gabisa kamu bisa panggil temen kamu buat bantuin ya"

"Bisa kok bu, terimakasih bu Seol saya permisi"

Ji an menggendong setumpuk buku milik kelas yang telah selesai dikoreksi oleh bu Seol, sangat berat namun ia memaksakan dirinya untuk bisa membawa semuanya langsung agar tidak bekerja dua kali. Ia juga terlalu malas memanggil teman untuk membantunya karena ponselnya tadi tertinggal di dalam kelas.

Lambat langkahnya menyusuri lorong dan melewati lapangan, ia bisa melihat di sana terdapat beberapa kelas sedang melaksanakan mata pelajaran olahraga. Di sana nampak Taesan yang tengah lincah menendang bola sepak dan menggiringnya menuju gawang.

Berkat kegagalan fokus Ji an ini, ia tak memperhatikan apa yang ada di depannya sekarang sampai sebuah bola melambung menuju ke arahnya dan..

BRAKKK

Ji an jatuh terduduk, kepalanya terasa begitu pening dan pengelihatannya seketika menjadi buram. Jangan tanyakan keadaan buku-buku yang tadi ia bawa, tentunya mereka sudah jatuh berserakan di bawah.

Samar-samar ia melihat seseorang berlari ke arahnya dan meraih tangannya, menuntunnya untuk berdiri dan dipapah lah menuju UKS.

"Ini bukunya gue minta tolong kalian ya, ke 10 IPA 1" Pintanya kepada siswa-siswi yang menjadi saksi di sana.

Tak peduli mereka melaksanakan permintaannya atau tidak, Taesan hanya fokus untuk cepat-cepat membawa Ji an menuju UKS karena dilihatnya darah mulai menetes dari telinga si perempuan yang sempat bersentuhan dengan bola.

Ji an tidak pingsan, tetapi ia masih terlalu pening untuk mencerna semua yang terjadi baru saja. Ia hanya merasa pusing dan kepalanya berat.

"Astaga Ji an kenapa San???"

"Udah tolongin dulu"

Untungnya di sana terdapat Sullyoon dan beberapa siswi lain yang memang sedang mendapat jadwal piket UKS karena mereka adalah anggota palang merah sekolah.

Dengan telaten Sullyoon membersihkan luka yang membuat telinga Ji an berdarah dan mengolesinya dengan antiseptik dan obat merah.

"Kak Sully? Makasih ya" Ucap Ji an yang perlahan mulai sadar.

"Tadi kenapa sih Ji kok bisa kayak gini?"

"Kena bola kakk"

"Oh Taesan sialan itu emang minta di bejek bejek mukanya"

"Taesan?"

"Iyaaa, dia kan yang main bola? soalnya dia yang bawa kamu ke sini tadi. Awas aja ntar ketemu gue hajar tu bocah"

Ji an nampak berpikir sejenak, "Bukan kak! Bukan kak Taesan kok yang ngelempar bola"

"Terus siapa Jii??"

"Ngga tau, justru tadi aku kena bola waktu ngeliatin- ah maksutnya waktu ngga liat ke depan."

"Kamu sih emang kalo jalan melereng mulu jadi gini kan"

Sedangkan di luar UKS tengah terjadi perdebatan yang terdengar sampai ke dalam.

"Bang ini boleh langsung masuk?"

"Mau ngapain?"

"Ngeliat Ji an"

"Ngapain??"

"Ya ngeliat Ji an!"

"Biasa aja kalau ngomong anjing" Taesan berdiri dan mencengkeram kerah baju Riki.

"Gua udah biasa aja njing lo tanya udah gue jawab malah lo tanya lagi."

TSundere - Han TaesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang