Nenek Taesan kembali koma, kabar duka itu telah Taesan sampaikan kepada Ji an, perempuan itu langsung ikut merasa sedih setelah mendengarnya.
Keadaan Taesan dan Ji an? kini sesuatu sedikit berubah diantara mereka, selama dua minggu tepatnya Taesan sedikit menghindari Ji an karena ia malu. Saat itu Ji an melihatnya menangis hebat. Tak seorangpun di sekolah ini selain Ji an yang pernah melihatnya menangis.
Ia mulai rindu melihat wajah kesal Ji an saat ia jahili, ia mulai rindu suara tinggi Ji an yang selalu mengomel ketika bertemu dengannya, Taesan tak bisa berbohong lagi.
Kakinya berjalan menuju gazebo kantin yang biasa Ji an dan teman-temannya duduki, tak tau apa tujuan pastinya kesini, mungkin hanya sekedar untuk melihat Ji an dari jauh?
Namun sayangnya di sana terlihat dengan jelas Ji an sedang tertawa bersama Riki,
"sialan" batinnya.
"WOY!" Seseorang menepuk punggungnya membuatnya terlonjak. "Ngapain bediri disini? ngeliatin apa lo?"
"Kaga, gue mau makan"
Melanjutkan langkah kakinya ke kantin dengan sedikit gontai, 20% semangat yang ada ditubuhnya itu kini kembali turun ke angka 0.
"Kak Taesan!" Panggilan itu membuat bahunya kembali terangkat, itu.. suara lembut Ji an..
Perempuan itu menghampiri Taesan kemudian tersenyum manis, mengambil tangan sang laki-laki dan menggenggamnya erat.
"Kak? Kak Taesan? Kak???"
"HAH????"
"Aduh maaf kak ganggu tidurnya maafff banget sumpah, tapi saya ada tugas video yang harus di shoot di rooftop, utusan bu Seol, maaf ya kak"
Wahhh shibbal, ternyata semua itu hanya mimpi Taesan. Memimpikan seseorang.. lalu dibangunkan oleh seseorang yang sedang dimimpikan tersebut, pergantian fana ke realita yang sangat pahit.
"Ya, gapapa"
Namun kemudian ia tersadar bahwa berarti ia sudah tidur terlalu lama di rooftop, oh tidak! sekarang adalah jam pelajaran guru matematika yang sering dipanggil killer itu, tamatlah riwayat Taesan..
Laki-laki itu berlari melesat menuju kelasnya, ketika sampai- sorot mata tajam langsung menyambutnya tanpa ampun.
"Darimana kamu?"
"Maaf pak.."
"Berdiri di depan tiang bendera, hormat sampai istirahat kedua nanti, cepat"
Sungguh hari yang sial baginya, berakhir terpapar sinar matahari selama berjam-jam sambil mendongak hormat ke arah bendera.
Dari sudut pandang yang lain..
Di atas rooftop Ji an dapat melihat jelas sepertinya Taesan sedang dihukum di bawah sana. Tapi tak mungkin ia akan selalu memandangi laki-lakinya itu, ia pun memiliki tugas yang harus dikerjakan di sini.
Setengah jam waktu terlewat, akhirnya Ji an dan kawan-kawan sudah selesai merekam beberapa video untuk tugas, di tengoklah ke bawah tepat dimana Taesan berdiri hormat.
Kali ini ada seorang perempuan di sebelahnya yang sedang menyodorkan sebotol minuman, Taesan menerimanya dengan senyuman. Perempuan itu adalah Belle, pantas saja.
"Jangan minggir-minggir Ji! Jatoh lo ntar" Tak cepat mendengar balasan, Zoa mengikuti temannya itu melihat ke bawah, Kemudian menepuk pundak Ji an pelan, "Sabar"
"Dahlah"
...
"Gue kalo jadi lo, udah gue gebet"
KAMU SEDANG MEMBACA
TSundere - Han Taesan
Fiksi PenggemarTaesan, T nya Tsundere. ◗ start May 30, 2024 ◗ end Jul 4, 2024 🎖 highest rank :: ◗ #1 in boynextdoor (160724) ◗ #1 in taesan (030824)