𐙚 school camp!

339 34 0
                                    

Baby, baby, ready or not? ~

Baby, baby, make me feel so good ~

You ain't just a girlfriend ~

That ain't enough, no, youuu ~

You're my earth, wind and fire ~

Earth, wind and fire ~

Babe, you got me confused, I'm losing my head ~

Tell me that you want me, just say yes, oh, oh, oh ~

Baby, boo, my sweetie darling, think I love you more ~

Baby, boo, my sweetie darling, think I love you more ~

Lagu berjudul Earth, Wind & Fire Ji an putar lewat earphone dengan tujuan membangkitkan semangat di pagi hari ini, dimana ia dan teman-temannya akan mulai melaksanakan perkemahan penutupan MPLS.

Dinyanyikannya bait demi bait lirik dengan lirih hingga terasa seseorang menepuk pundaknya.

"Ji! antreannya udah tipis, ayo sekarang"

"Oke"

Zoa menarik tangan Ji an agar beranjak dari duduknya, sebelumnya mereka tengah menunggu antrean registrasi peserta dan pengecekan perlengkapan di gerbang sekolah.

Saat tiba gilirannya, "ah! sial. kenapa harus pas dia sih?" Ji an mengumpat di dalam hati.

"Pita?" Tanya Taesan

Dengan malas Ji an menghadap ke kiri, menunjukkan sisi lengan bagian kanannya kepada Taesan. Kemudian ia menepuk bahu kanan itu, sedikit terlonjak ketika tidak merasakan sematan pita yang harusnya bertengger di sana.

"loh! kemana ya?" bingungnya

"Mana gue tau" Perlukah jawaban menjengkelkan ini kamu lontarkan wahai Han Taesan??

"Saya ngga tanya kakak." Ketus Ji an ambil membuka dan mengobrak-abrik isi tasnya, barangkali ia lupa memasukkan pita itu ke dalam tas.

2 menit berlalu, tak ada tanda-tanda adanya pita di dalam tas, keringat Ji an mulai bercucuran.

"Ga lengkap satu item, push up 10 kali. berlaku kelipatan"

Sontak Ji an menoleh ke arah Taesan, "Bentar kak! saya cari sebentarr"

"Udah dua menit, temen lo juga ngantri."

Ah iya, Ji ann bodoh sekali kamu. Di sini tidak hanya ada kamu dan Taesan, antrean masih panjang!

"Geser, ambil posisi push up"

Mau tak mau pun Ji an ikuti perintah Taesan. Diambilnya posisi push up untuk perempuan dan memulai hitungan push upnya sendiri.

"Gue yang hitung, ulang." Han Taesannn??!!?!!?!!?

"satu, dua, tiga, empat, lima..." Gerakan Ji an berhenti, jujur saja, lengannya sudah bergetar.

Hitungan berlanjut ketika dirasa sudah bisa menggerakkan badannya lagi, hingga pada hitungan ke sembilan, ia merasa sesuatu jatuh dari saku celana trainingnya.

Pita kain berwarna biru yang dilengkapi pengait. Reflek Ji an mengambil pita tersebut dan berdiri, menyodorkannya ke arah Taesan dengan emosi yang menggebu.

Dilihatnya Taesan sedang berusaha menahan tawa, emosinya bertambah sembilah puluh sembilan kali lipat.

"Kok bisa sih Jiiii" Ujar Zoa yang mengantre di belakang Ji an

Ji an hanya bisa menekuk senyumnyaa ke bawah, sungguh memalukan dan merusak suasana padahal ini masih pagi.

...

Rasanya malas sekali menjalankan rangkaian kegiatan hari ini yang masih banyak belum terlaksana, moodnya sudah amburadul semenjak kejadian pita tadi pagi.

Terbayang mulai dari bagaimana ia mengulang hitungan push up lalu pita tersebut jatuh dari sakunya dan satu yang tidak akan pernah terlupakan, raut muka menyebalkan dari Han Taesan.

Belum lagi di setiap kegiatan yang ia jalani selama pagi menjelang sore ini selalu saja terlihat Taesan di area pandangnya. Jika mulut Ji an muat untuk menelan satu bumi, maka akan ia telan mentah-mentah sekarang juga.

"Kamar mandinya antre panjang anjrit! apa gausah mandi aja ya gue?" Ujar Kyujin

"JOROK BANGET, KITA ABIS GULING-GULING DI LAPANGAN TAU" Teriak Zoa sambil mendorong bahu Kyujin ke samping

"ABISNYA, KENAPA MEREKA MANDINYA PADA LAMA-LAMA. TAU KAMAR MANDI GANTIAN"

"YA JANGAN TEREAK-TEREAK GITU JUGA"

"ELO DULUAN YANG TEREAK YA SUMINTEN!"

"WOY UDAH ANJIR BERISIK" Lerai Asa

"Tau nih, makin panas woy keringet gue deres banget ini" Tambah Ji an

Akhirnya mereka hanya mondar-mandir di depan kamar mandi menunggu satu demi satu siswi yang mengantre selesai mandi.

"eh gais gue punya ide! kita cuci muka sama sikat gigi di wastafel cuci tangan aja, gantian. ntar di dalem kamar mandi biar ngga lama-lama"

"bener juga, yaudah lo duluan Ji abistu gue, kita gantian ngantrenya biar ngga diduluin yang lain"

Hingga akhirnya mereka semua selesai mandi dan berganti ke pakaian kasual, jadwal selanjutnya adalah makan malam, api unggun lalu dilanjut pentas seni sampai malam.

Ayam geprek adalah basic menu ketika sedang berada dalam event-event seperti ini. Tapi tak masalah, toh mereka juga lahap memakannya.

"ssttt jangan kebanyakan becanda, agak cepetan makannya, aslinya makan malem kalian tuh cuma dibatesin lima belas menit, habis ini Taesan pasto nyuruh kalian cepet-cepet baris buat api unggun" Bisik Sullyoon ditengah-tengah Ji an, Kyujin, Zoa dan Asa yang sedang makan sambil bergurau.

"HAH lima belas menit doang kak?" Asa hampir tersedak

"Iyaa, gue spoilerin dikit biar ntar kalian ga buru-buru banget ngabisinnya, sekarang percepat gih makannya" Titah Sullyoon

"Kak, Kak Taesan tuh emang bagian marah-marah gitu ya?" Pertanyaan Zoa terdengar sangat polos

"Hahahahaha, engga kok. dia emang gitu kalau ngomong aslinya mah lumayan baik orangnya. cuman ya gituu covernya kayak-"

"kayak kulkas seribu pintu, sok cool sok keren sok dingin" Sela Ji an sebelum Sullyoon menamatkan kalimatnya

"Dendam kesumat banget kayaknya Ji?" Canda Asa

"Awas loh Ji an, biasanya kalau gitu tuh awal mula benih-benih cinta" Goda Sullyoon

"Nggak mungkin lah kak! tipe ku tuh yang kalem, soft looking boy, sopan dan tidak angkuh. ngga kayak Kak Taesan. Jauh banget dari kriteria."

"Yaudah deh apa Jaehyun aja?"

"Kak??!!" Pelan tapi pasti Ji an mencubit tangan Sullyoon, tak ingin teman-temannya dengar apa yang baru saja Sullyoon katakan.

Untungnya semua sedang sibuk menghabiskan makan malamnya. huuuh..

"lima menit lagi udah harus baris rapi di lapangan sesuai kelas masing-masing, gausah pake seragam tapi pita sama name tag nya dipake."

Suara Taesan cukup keras dan menggema di Aula yang mereka pakai untuk makan malam ini. Terimakasih kepada kak Sullyoon, karnanya Ji an and the gank tak perlu buru-buru menghabiskan makanan.

TSundere - Han TaesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang