𐙚 bayaran

263 42 1
                                    

"Oke guys jadi kira-kira gitu ya tatanannya nanti. Semoga acara kita besok berjalan lancar, cek lagi persiapan kalian." Pungkas Jaehyun mengakhiri rapat kecil OSIS dan para ketua kelas.

Semuanya membubarkan diri dan kembali mempersiapkan settingan tempat yang akan mereka gunakan besok, termasuk Ji an yang akan kembali ke kelas terlebih dahulu untuk meminta bantuan beberapa teman.

"Kenapa kak??" Ia bingung ketika Taesan tiba-tiba mencekal tangannya.

"Soal bola waktu itu.. ngga gratis."

"Hah??" Semakin dibuat bingung oleh Taesan, Ji an sama sekali tak paham.

"Gue udah nanggung malu karena gendong lo ke UKS, sekarang anak-anak ngejekin gue"

"HAH??? Tapi kan saya ngga minta digendong sama kak Taesan, saya juga udah berterimakasih kemarin, kok???"

"Bodo amat, intinya lo harus bayar"

Ji an berkacak pinggang, mengeluarkan mimik wajah menantang, "Wah, pemerasan ini namanya"

Senyuman Taesan hampir saja lolos, untungnya ia masih sempat menetralisir ekspresinya.

"Bukan pake uang, Ji an" Taesan meletakkan jari telunjuknya tepat di dahi Ji an lalu mendorongnya sedikit dengan sangat-sangat pelan.

"Terus?"

"Ikut gue"

Taesan menggandeng tangan Ji an dan mengajaknya menuju ujung lorong, berhenti lah ia di depan sebuah ruang kelas di sana.

"Nanti pulang sekolah bantuin gue nge set, dari ujung sini sampe ujung sana"

"Bukannya nge set sendiri per kelas?"

"Ketauan ga ngedengerin Jaehyun ngoceh tadi"

Ji an mengerutkan keningnya berpikir, tapi benar bahwa ia tak benar-benar mendengarkan pengumuman dari Jaehyun melainkan lebih fokus memandangi laki-lakinya ini.

"Lorong pameran di sebelah sana, ini buat bazar anak kelas sebelas."

"Ah, iya iya"

"Nanti pulang sekolah. Sekarang kelarin dulu setting kelas lo."

"Iya, kak"

Rasanya ingin sekali menolak dan membantah karena dirinya merasa lelah tetapi yang ia lakukan justru sebaliknya, mengiyakan dengan lapang dada.

"Mau kemana? udah gue bilang lorong pameran di sana" Taesan menarik perempuan itu mundur saat melihatnya berjalan lawan arah.

"Saya mau manggil temen-temen saya dulu kak buat bantuin"

"Pacar lo itu?"

"Pacar? siapa?"

"Bocah yang ngintilin lo ke ruang guru"

"Ahh, Riki? kok kakak tau?" Mendengar itu Taesan langsung mengalami sedikit lag, tak langsung merespon pertanyaan Ji an. "Kok kakak tau dia ngintilin saya?"

Ia tak bisa menepis pikirannya, "Dia pacar lo?"

"Bukan lah, Riki itu wakil saya kak"

"Oh. Mending panggil temen lo yang lain"

Bukannya Ji an yang beranjak terlebih dahulu justru Taesan, ia tiba-tiba saja pergi tanpa menunggu jawaban lagi.

"Orang aneh"

Mengabaikan apa yang dikatakan Taesan, Ji an tetap memanggil Riki untuk membantunya karena sebelumnya Riki memang sudah meminta untuk dipanggil jika akan mengerjakan ruangan pameran.

TSundere - Han TaesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang