Bab 3

3K 127 1
                                    


"Kamu.. nggak mau ngomong apa-apa?" Ayra terdiam, dia mengangkat kedua bahunya dengan malas.

"Untuk apa?" Kali ini Adrian yang terlihat bingung.

"Apa kalau aku ngomong sesuatu, bisa ubah keadaan?" Lanjut Ayra.

"Ay.. aku mau kamu ngerti.." Ayra langsung berdiri meski Adrian belum selesai berbicara.

"Ya.. aku.. ngerti.. setidaknya aku.. udah coba." Ucapnya sambil memandang Adrian yang lebih pendek darinya saat ini.

"Itu kan yang kamu mau? Aku ngertiin keputusan kamu." Kali ini Ayra berkata dengan nada sedikit tinggi yang membuat Adrian kaget dan ikut berdiri.

"Ay.." Ucapnya masih berusaha lembut agar tidak terpancing dengan nada bicara Ayra sebelumnya.

Dia mencoba meraih tangan Ayra yang langsung ditepis oleh kekasihnya.. lagi.

"Ay, aku bukannya mau ninggalin kamu.. aku cuma kerja.. agak jauh dari kamu." Ayra tersenyum.

Sebuah senyum terpaksa yang ditujukan untuk Adrian secara khusus karena sudah tidak ada lagi yang bisa dibicarakan oleh mereka berdua.

"Selamat ya. Hati-hati disana." Ucap Ayra, dia pun langsung pergi dari kamar kost Adrian dengan tergesa.

Adrian menghela nafas, lagi-lagi Ayra belum memaafkannya. Padahal dia ingin membuat kenangan indah dengan Ayra sebelum kepergiannya.

"Maaf, Ay."

***

"Selamat atas promosinya ya mba Ayra.. Selamat bertugas di kantor cabang yang baru mas Adrian.."

Sambutan untuk keduanya digemakan oleh rekan tim mereka di satu lantai gedung kantornya.

Kenaikan jabatan Ayra dan mutasi Adrian memang dijadwalkan bersamaan dari kantor, yaitu berlaku awal bulan besok. Sehingga Jumat sore ini diadakan pesta untuk mereka berdua di lantai kerja mereka.

Ayra dan Adrian tertawa bersama dengan yang lain, meski mereka berdiri berjauhan karena Ayra yang memang tidak ingin dekat-dekat dengan Adrian.

Pesta tersebut berlangsung hampir dua jam setelah jam kantor mereka selesai yang berakhir dengan sangat sukses dengan beberapa hadiah yang dibawa oleh keduanya dari beberapa rekan kerja mereka.

"Ay.. aku berangkat Minggu pagi naik pesawat pertama." Ucap Adrian saat mereka berdua sedang turun dengan lift.

Ayra hanya mengangguk tidak berkata apa-apa. Adrian terlihat tidak suka dengan sikap cuek Ayra selama seminggu ini.

Meski sekuat tenaga Adrian mencoba mendekati kekasihnya tersebut, Ayra masih saja tidak meresponnya. Bahkan semakin menjauhinya.

"Ayra, kamu masih akan terus seperti ini? Cuek sama aku?" Ayra diam.

Mereka baru saja tiba di lobby kantor dan menunggu taksi yang sudah diorder sejak turun dari lantai kerjanya.

"Ayra.." Panggil Adrian lagi saat Ayra masuk kedalam taksinya.

Ayra menoleh masih dalam diam, menunggu Adrian berkata sesuatu karena tadi dia memanggilnya.

"Aku minta maaf.." Ucapnya.

Ayra masih terdiam. Terdengar suara klakson mobil belakang taksi yang sedang mengantri untuk menaikkan penumpang yang berada di lobby.

Ayra mendengus dan menggeser posisi duduknya.

"Kalau kamu masih ada yang mau diomongin, masuk." Ucap Ayra.

"Nggak enak sama mobil belakang." Adrian tersenyum.

Love ExpiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang