"Kamu lihat sendiri kan, Ayra. Gimana senangnya Adrian. Nggak mungkin dia selingkuh kalau dia sebahagia ini menanti kehadiran anaknya." Ayra tersenyum.
Ibu mertuanya mengusap kepala Ayra.
"Jangan ragukan lagi cinta Adrian ke kamu ya. Dia sayang banget sama kamu dan anak kamu."
"Iya, bu." Mereka berdua tersenyum.
Permasalahan yang selama bertahun-tahun terpendam tanpa solusi kini sudah selesai.
Lima belas menit kemudian Adrian sudah masuk kembali ke unit apartemen bersama seseorang yang langsung berlari masuk ke dalam unit apartemen menuju ruang santai menghampiri Ibu dan kakak iparnya.
"Ibu, mba Ayra." Sapanya langsung memeluk keduanya dan duduk di sofa sebelah Ibunya sambil tersenyum.
"Kok Sukma bisa kesini?" Tanya Ayra.
"Tadi ketemu mas Adrian di lobby. Pas banget, padahal tadinya baru mau nelpon Ibu kalau aku udah di lobby." Ayra masih terlihat bingung.
"Ibu yang nyuruh Sukma kesini jemput Ibu. Biar Adrian disini ajah nemenin kamu." Ayra mengangguk.
"Tapi makanan buat Sukma nggak beli, bu." Terlihat wajah sesal Ayra.
"Gapapa, Ibu mau langsung pulang ajah sama Sukma. Kalian ajah yang makan ya." Ibu Adrian langsung berkemas dan bersiap pulang.
"Kalau begitu Ibu pulang dulu ya." Ayra mengangguk dan mencium punggung tangan Ibu mertuanya, begitu juga Adrian.
"Hati-hati ya, bu." Ibu mertuanya dan Sukma pergi meninggalkan unit apartemen Ayra diantar oleh Adrian sampai lobby sambil menunggu taksi online yang sudah dipesannya.
"Makan, yuk." Ajak Adrian ketika sudah kembali ke unit apartemen.
Dia langsung mempersiapkan makanan yang baru saja dibelinya ke dalam piring dan memberikannya kepada Ayra yang sudah duduk di depannya.
Mereka makan dalam diam. Meski sebelumnya terlihat Ayra sudah mulai melunak tapi Adrian masih belum berani untuk bertindak.
Adrian merapikan bekas makan mereka lalu mencuci piring yang bekas dipakai.
"Mau langsung minum obat?" Ayra mengangguk.
Dengan telaten, Adrian menyiapkan obat Ayra yang langsung diminumnya.
"Aku mau istirahat." Ucap Ayra.
Adrian membantu Ayra menuju kamar dan mendudukinya di atas tempat tidur bersandar di headboard kasur sambil menutupi tubuh Ayra dengan selimut.
"Kamu istirahat ya. Aku tunggu diluar." Ayra menahan tangan Adrian.
"Kamu di sini ajah temenin aku." Ayra menepuk kasur sebelahnya yang masih kosong.
Adrian sempat terdiam, dia tidak percaya dengan ajakan Ayra. Ayra kembali menepuk kasurnya karena Adrian sama sekali tidak berpindah.
"Adrian!" Ucapnya kesal.
"Ay.. aku bukannya nggak mau nemenin kamu."
"Tapi.. aku nggak mau berharap banyak lagi dari kamu. Aku udah cukup bahagia karena kamu bolehin aku sentuh perut kamu untuk ngerasain pergerakan anak kita."
"Aku takut, Ay.. takut menginginkan kamu lagi jadi milik aku."
"ya makanya sini!" Suruhnya lagi sambil menepuk nepuk kasur sebelahnya dengan lebih keras karena kesal.
"Ay.."
"Ih ini anak kamu yang mau kamu disini, udah cepet." Suruhnya dengan nada ketus tapi malu-malu.
Adrian tersenyum dan mengangguk. Dia langsung naik ke atas kasur dan menempelkan telinganya di perut Ayra sambil mengusap lembut perut istrinya yang sesekali direspon dengan gerakan sang bayi.
"Masih kangen ayah ya, nak?" Sesekali Adrian mencium perut Ayra.
Ayra tersenyum melihat tingkah Adrian sambil mengusap kepala suaminya. Sungguh dia sangat menikmati momen ini. Adrian menatap Ayra yang ternyata sedang tersenyum menatapnya.
"Terima kasih, Ay. Udah bolehin aku ngerasain pergerakan anak kita. Kamu jaga kesehatan ya, biar anak kita nanti lahirnya gemoy." Ucapnya sambil tersenyum.
Ayra mengangguk masih tersenyum dan mengusap lembut kepala Adrian.
"Katanya kalau gemoy susah keluarnya." Ucap Ayra.
"Kalo gitu gemoynya pas udah di luar ajah deh. Kasih ASI yang banyak." Ucap Adrian masih tersenyum.
Pandangan matanya seolah melayang sedang membayangkan sesuatu.
"Pasti lucu banget ya dia, kayak buntelan." Kekehnya. Adrian kembali menatap Ayra.
"Kamu udah kasih nama?" Ayra menggeleng. Adrian terdiam seperti ingin berbicara sesuatu.
"Kamu ajah yang kasih namanya." Jawab Ayra.
Senyum Adrian semakin melebar, dia kembali menatap perut Ayra sambil berpikir. Sesekali mengusapnya lembut.
"Gimana kalau Rizky?"
"Rizky untuk cowok, Rizkya untuk cewek. Takut tiba-tiba berubah kelamin pas lahir." Kekehnya.
Pada pemeriksaan ke dokter di usia kehamilan 7 bulan, Adrian meminta info mengenai kelamin calon bayinya. Padahal sebenarnya Ayra ingin menjadi sebuah kejutan saat bayinya lahir.
Tapi karena Adrian bersikeras, maka dokter pun melakukan USG kepada Ayra dan mendapati bahwa calon bayinya adalah laki-laki.
"Boleh, terserah kamu aja." Jawab Ayra.
Dia tidak mempermasalahkan nama maupun jenis kelamin calon bayinya. Ayra hanya ingin melahirkan seorang anak yang sehat dan bahagia. Hanya itu yang dia butuhkan.
Adrian kembali menatap Ayra. Dia merasa bahagia. Hanya mendapati momen kebersamaan ini saja dia sudah bahagia karena sebelumnya sangat sulit sekali bisa mendekati Ayra, apalagi menyentuh perutnya seperti yang sedang dilakukannya saat ini.
"Kamu jaga anak kita baik-baik ya, Ay. Besarin dan sayangi anak kita dengan keseluruhan cinta dan kasih sayang kamu. Biar dia tumbuh jadi anak yang bahagia." Pintanya.
Terlihat bulir air mata yang masih menempel di matanya. Adrian berusaha menahan kesedihannya karena setelah anaknya lahir, dia akan berpisah dengan Ayra dan anaknya. Ayra tersenyum dan mengusap pipi Adrian.
"Kenapa nggak kita jaga sama-sama ajah?" Adrian mengerutkan dahinya.
"Ay?"
"Ayo kita jaga anak kita sama-sama.. Ayah." Ucapnya sambil menatap lekat Adrian.
"Ay.. maksud kamu.." adrian belum meneruskan pertanyaannya, dia keburu menangis karena Ayra mengangguk dan berkata sesuatu yang membuatnya benar-benar bahagia.
"Kita besarkan anak kita bersama.. sampai nanti dia dewasa dan menikah. Sampai kita jadi tua renta." Ucapnya sambil menangis.
Adrian memeluk istrinya, dia sangat bahagia karena telah diberi kesempatan lagi oleh Ayra untuk bersamanya.
"Terima kasih, Ay." Ucapnya sambil mencium kedua pipi Ayra dan mengecup singkat bibirnya.
Tak lupa juga dia menciumi perut Ayra sambil berbicara dengan calon bayinya.
"Ayah akan jaga kamu sampai kamu dewasa. Jadi anak kuat ya. Jangan nyusahin Bunda." Adrian kembali memeluk Ayra.
-----
Wingzzzz.....
Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.
Cari nama akun @wingz35 atau judul karya Love Expired
Enjoy!
Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi.. makasih 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Expired
RomantikLDR.. yakin baik-baik aja? Bisa sama-sama setia? Ayra meragukan hal itu, tapi Adrian terpaksa melakukannya. Hingga suatu hari Ayra melihat seorang gadis yang begitu akrab dengan Adrian bermalam di rumahnya. Satu kata yang langsung terlintas pada s...