39 - Hidup Selalu Berubah

1.1K 41 0
                                    


Dalam perjalanan pulang, Kiara memuji Calvin dan Charly, "Calvin, Charly, kalian melakukan hal yang benar hari ini. Kalian melindungi Celine, Mami bangga pada kalian!"

"Mami, Celine adalah adik kami, sudah seharusnya kami melindunginya!"

Calvin menepuk dadanya, menunjukkan sikap pria sejati.

"Jika bukan karena Calvin menghalangiku hari ini, aku sudah memukul Peter." Charly mengepal tangan kecilnya, terlihat marah, "Peter selalu mengganggu Celine. Aku sudah berkali-kali memperingatkannya, tetapi dia tidak pernah menghiraukanku."

"Dia biasanya selalu menang di sekolah. Kepala sekolah dan guru selalu melindunginya. Teman-teman sekelas takut padanya, jadi dia merasa apa yang dia lakukan itu benar." Calvin berkata dengan penuh amarah.

"Jadi kita harus melindungi diri kita sendiri, jadi tidak boleh menindas orang lain, apa kalian mengerti?"

Kiara mendidik mereka dengan sungguh-sungguh.

"Kami mengerti, Mami." Calvin dan Charly mengangguk bersamaan.

"Celine, kamu juga harus belajar melindungi dirimu sendiri." Kiara memeluk Celine dan berkata dengan lembut, "Sekarang ada kedua kakakmu yang melindungimu, tapi bagaimana kalau mereka tidak ada di sampingmu?"

"Aku mengerti." Celine cemberut dan mengerutkan kening, tatapannya penuh semangat, "Kedepannya aku akan lebih galak lagi, aku tidak membiarkan siapa pun menaruh cat di rambutku!"

"Celine, bukan hanya menaruh cat di rambutmu saja." Bibi Rohana berkata sambil tersenyum, "Selama orang itu menindasmu, kamu harus menolaknya dengan tegas!"

"Iya, Celine mengerti." Celine mengangguk serius.

"Celine bagus!" Kiara membelai rambut Celine, sengaja membuat suasana menjadi santai.

"Hari ini keluarga kita bersama-sama menghadapi masalah. Karena kerjasama kita, masalah ini bisa diselesaikan dengan baik! Bagaimana kalau kita pergi makan bersama untuk merayakannya?"

"Baik!!!" Ketiga anak itu bersorak dengan gembira, "Hidup Mami!"

Bibi Rohana melihat senyum cerah di wajah anak-anak, dia merasa sangat lega.

Kiara dulu adalah anak yang dimanjakan. Didikan ayahnya menjadikan Kiara seorang wanita yang lembut dan baik hati, memiliki kepribadian yang sangat baik, dia tumbuh sehat dan bahagia!

Kiara pun meneruskan apa yang di ajarkan oleh ayahnya kepada anak-anaknya, tidak peduli apa pun yang terjadi, dia akan menjaga ketiga anaknya dengan baik....

Sebuah keluarga beranggotakan lima orang itu pun pergi makan pizza dan ayam goreng kesukaan anak-anak, ketiga anak itu makan sampai kenyang dan pulang dengan perut terisi penuh.

Kiara dan Bibi Rohana bersama-sama memandikan dan juga menidurkan ketiga anak itu, dan baru selesai setelah jam sembilan malam.

Kiara mandi, mengeringkan rambutnya, dan bersiap untuk tidur.

Bibi Rohana membawakan obat flu dan air hangat untuknya, dengan lembut berkata kepadanya, "Jangan hanya ingat untuk menjaga anak-anak, nona juga harus ingat merawat diri sendiri!"

"Jika Bibi tidak bilang, aku benar-benar lupa." Kiara segera minum obat flu, "Terima kasih, Bibi Rohana!"

"Nona, apakah tuan Liam memberitahumu?Mengapa dia menikahi nona Olive?" Bibi Rohana tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Dia tidak mengatakannya." Kiara menggelengkan kepalanya.

"Kenapa nona tidak bertanya?" Bibi Rohana cemas, "Aku merasa nona Olive berbeda dari sebelumnya. Tidak, dia sedang menunjukkan wajah aslinya. Dulu aku merasa dia selalu berpura-pura..."

"Semua sudah berlalu." Kiara tersenyum getir, "Bagaimanapun, dia sekarang sudah menjadi nyonya Liam, dan sudah melahirkan seorang putra untuk Liam, jadi mereka sekarang adalah keluarga."

Mendengar ini, wajah Bibi Rohana muram, dia menundukkan kepalanya, dan menghela nafas dalam-dalam, "Sayang sekali, padahal tuan Liam dan nona adalah pasangan yang serasi..."

"Itu semua kehendak Tuhan."

Seru Kiara, setelah berbicara dia pun terkejut. Dulu dia tidak suka mendengar orang mengatakan perkataan ini, dia selalu merasa bahwa itu adalah alasan bagi orang-orang yang pengecut dan tidak kompeten.

Tapi sekarang, dia sendiri yang mengatakan kalimat itu...

Mungkin karena hidup telah memberinya keberanian, keberanian menerima kehidupan yang selalu berubah-ubah.

Tiga Harta Ayah Misterius Seorang Bos BesarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang