76 - Penyihir Tua Datang Ke Rumah

818 38 0
                                    


Begitu Kiara masuk ke rumah, Cheeky terbang mengepakkan sayapnya, "Mami, Mami.."

"Nona, sudah kembali." Bibi Rohana segera membuang kain pel dan berlari, menariknya dan menatapnya dengan air mata berlinang, "Kasihan Nona, coba saya lihat di mana terlukanya?"

"Hanya luka ringan, tidak ada yang serius, ah..."

Kiara ingin memeluk Bibi Rohana, tapi pundaknya terasa sakit, ekspresinya tiba-tiba berubah.

"Mami tidak sakit!"

Cheeky mendarat di kepala Kiara, dengan lembut mengusap rambutnya dengan kepala hijau kecilnya.

"Cheeky, sangat baik," Kiara mengangkat tangan kanannya dan menyentuh kepala kecilnya.

"Ya tuhan, cepat duduk." Bibi Rohana buru-buru membantu Kiara duduk di sofa, "Kasihan, sudah beberapa hari, kenapa lukanya masih belum sembuh?"

"Tidak apa-apa, lukanya sudah sembuh." Kening Kiara meneteskan keringat, "Bibi, ini adalah obat-obatan dan suplemen yang diberikan oleh dokternya bos. Tolong simpan, aku mau ganti pakaian."

"Apa nona bisa melakukannya sendiri? Akan ku bantu," Bibi Rohana khawatir.

"Tidak perlu, bus sekolah akan segera tiba di gerbang depan. Tolong Bibi Rohana jemput anak-anak," Kiara mengingatkan.

"Oh, iya, iya, aku lupa. Aku akan turun setelah menyimpan barang-barang ini."

Bibi Rohana menopang Kiara kembali ke kamar, lalu berkemas dan menjemput anak-anak membawa cheeky.

Kiara susah payah mengganti pakaian rumah dan hendak minum ketika anak-anak bergegas masuk, "Mami, Mami, Mami..."

"Hei!" respon Kiara. Ketiga anak kecil itu bergegas lari ke pelukan Kiara yang membuat lukanya terasa sakit kembali.

Kiara menggigit bibir bawah menahan rasa sakitnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Ya tuhan, bocah kecil, pelan-pelan," Bibi Rohana buru-buru mengingatkan, "Mamimu..."

"Tidak apa-apa."

Kiara buru-buru mengedipkan mata pada Bibi Rohana, memberi isyarat agar tidak memberi tahu mereka tentang cederanya.

"Mami, kenapa Mami berkeringat begitu banyak? Apa Mami sakit?"

Calvin mengamati dengan seksama sambil mengerutkan kening, lalu menyadari ada yang tidak beres dengan Kiara.

"Calvin, Mamj baik-baik saja..." Kiara dengan lembut membelai rambut Calvin.

"Apa Mami sakit?"

Charly segera memberikan gelas berisi air kepada Kiara. Karena buru-buru, airnya tumpah. Dia segera menangkapnya dengan tangan kecilnya, takut air itu akan menetes ke maminya, "Mami, minum airnya."

"Terima kasih, Charly." Kiara sangat tersentuh.

"Mami, Celine akan menyeka keringatmu."

Celine berjinjit dan menyeka keringat Kiara dengan lengan bajunya, wajah mungilnya penuh kekhawatiran.

"Terima kasih sayang. Beberapa hari ini Mami perjalanan bisnis. Apa kalian baik-baik saja?"

"Baik-baik saja!" ketiga anak itu menjawab serempak.

Kiara merasa lega, tidak peduli berapa banyak kesulitan dan tekanan yang dia alami, selama dia melihat ketiga anaknya baik-baik saja, itu membuatnya merasa hidup kembali.

"Baiklah sayang, biarkan Mami istirahat, kalian ikut nenek."

Bibi Rohana membuat alasan, "Hari ini nenek masak sayap ayam cola. Apa kalian mau bantu nenek?"

"Oke..." Ketiga anak itu mengikutinya keluar dari kamar.

Kiara mengunci pintu, kemudian melihat dari atas ke bawah dan sadar pakaian yang baru saja dia ganti basah oleh keringat.

Dia harus pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya...

Pada saat ini, di luar terdengar ketukan pintu yang keras.

"Siapa ?" teriak Bibi Rohana, lalu pergi membuka pintu, "Nyonya? Kenapa nyonya kesini lagi?"

"Kenapa aku tidak boleh kesini?" kata Nita bertanya.

Kiara buru-buru mengenakan pakaiannya, tetapi karena lukanya cukup parah, sulit untuk mengangkat tangannya, dia hanya bisa bergerak pelan-pelan.

"Nyonya Nita silahkan pergi, jangan membuat masalah di sini..."

"Siapa kamu? Apakah kamu layak berbicara denganku?" Nita berteriak dengan sombong, "Di mana Kiara? Suruh dia keluar."

"Nyonya Nita..."

"Siapa kamu? Kenapa kamu begitu tidak sopan saat masuk ke rumahku?"

Anak-anak berlari keluar dari dapur, kemudian bertanya dengan marah sambil menatap galak Nita.

****

Update lebih cepat disini nihbuatjajan.com/dadank


Tiga Harta Ayah Misterius Seorang Bos BesarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang