00. First

1K 87 192
                                    

PERHATIAN!!!!

Cerita ini hadir untuk mengobati luka dari buku yang hilang. Semoga dapat diterima dengan baik. Kenang Galih dan Rey dalam hati masing-masing. Gak bisa sama persis, tapi akan banyak kesamaan dari book Galih

Setidaknya kalian harus tau kalau aku gak akan pernah berhenti nulis ❤️‍🔥❤️‍🩹

Dan selamat datang pada karakter mereka yang baru

Jangan lupa komen 📌

****"ITU HAMPIR 10 TAHUN YANG LALU!" begitu kencang teriakan itu, Gerry langsung berjalan keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
"ITU HAMPIR 10 TAHUN YANG LALU!" begitu kencang teriakan itu, Gerry langsung berjalan keluar dari rumah

Tidak ingin mendengarkan suara Ibunya yang mengamuk karena ulahnya. Pada dasarnya Gerry selalu berharap ini tidak terjadi

Gerry duduk diteras rumahnya, tidak ada pemandangan yang baik. Hanya pohon mangga yang masih berdiri tegak dan kokoh

Gerry menunduk "Gak adil" tuturnya. Dia menggenggam batu ditangannya, "Gue akan selalu benci situasi ini" ucapnya

Gerry mengusap pipinya dengan kasar, "Harusnya Ayah bawa Gerry juga, harusnya kalian gak pernah ada niatan bercerai" Gerry meraba kalungnya

Kalung itu sama persis seperti milik kembarannya. "Maafin gue Gar, gue gak akan bisa jaga Ibu seperti cita-cita kita dulu" bahkan Ibunya adalah salah satu yang paling Gerry benci

"Gerry" suara lembut itu membuat Gerry menoleh

Air matanya kembali jatuh saat melihat Ibunya, wanita itu tampak menangis dengan hebat. "Mau sampai kapan kamu kayak gini? Sampai Ibu mati?" Tanyanya

'Kalau Ibu mati, gue sama siapa?'

"Iya" Gerry mengucapkannya. Dia lekas berdiri, pergerakannya langsung ditahan oleh sang Ibu

Kedua tangan Ibunya memeluknya dari belakang. "Selamat ulang tahun untuk kedua anak Ibu. Semoga panjang umur dan menjadi orang yang baik" ucapnya

Gerry mendongak, menghalau air matanya agar tidak jatuh terlalu banyak. Retinanya menangkap banyaknya bintang diatas sana. "Selamat ulang tahun Gar" ucap Gerry

Gerry bisa merasakan isakan Ibunya semakin keras, dia berbalik dan memeluk Gisel dengan erat. "Maaf Bu" ucapnya

***

Gerry tidur dikasurnya, melihat pada langit-langit kamarnya. Tangannya mengambil benda bulat. Lampu tidur itu membuat beberapa gradasi warna dan bintik-bintik menyerupai bintang pada kamar Gerry yang awalnya gelap

Gerry menoleh kesamping, bahkan letak kasurnya tetap sama. Dalam satu kamar ada dua kasur, dua lemari, dua meja belajar. Semuanya memiliki duplikat dengan warna yang sama

'Kenapa kalau kasurnya sama?'

'Kalau salah satu dari kita sakit, pasti besoknya bisa sama-sama sakit. Jadi biar gak tertular'

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang