02. Si Penindas

690 64 180
                                    

VOTE & KOMEN

***"Celana kamu kok kayak celana pasien gitu? Kamu habis dari mana?" Tanya Ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Celana kamu kok kayak celana pasien gitu? Kamu habis dari mana?" Tanya Ibunya

"Jangan tanya apapun" Gerry langsung berjalan kearah kamarnya

"Ger makan dulu!" Gisel menatap punggung Gerry yang masuk kedalam kamarnya

"Padahal udah dimasakin daging, dia kan paling suka" Gisel berjalan kearah meja makan dan menatap 2 piring steak yang dia buat agar tampak mirip dengan hidangan restoran, hanya saja versinya lebih sehat

Gerry masuk kedalam kamar mandi dan berendam dengan sabun cair yang dia tuangkan pada bathtub dalam jumlah cukup banyak

"Gerry, Ibu taruh piringnya dimeja belajar kamu. Mandinya jangan terlalu lama, biar gak sakit" Gerry mendengarkan suara ibunya

"Gak yakin masih nafsu liat makanan" Gerry memejamkan matanya, menikmati dalam rendaman air hangat

Sekitar hampir 30 menit Gerry menyelesaikan ritual mandinya. Dia mandi bahkan berkeramas malam ini hanya untuk meyakinkan dirinya tidak ada bekas darah

Gerry menatap daging steak itu cukup lama

'Gerry masih kurang? Garra sudah selesai'

'Kenapa makan dagingnya sedikit?'

'Karena kamu suka, jadi makan aja'

Gerry tau bahwa Garra tidak cocok lahir lebih dulu darinya meskipun hanya berbeda 4 menit. Garra begitu dewasa namun lemah seperti remukan makanan

"Kalau lo ada, gue masukin semua daging ini ke mulut lo. Lo gak perlu ngalah" Gerry duduk dikursi dan akhirnya menyentuh makanan itu

Gerry memakannya dengan lahap, dia tidak munafik bahwa semua masakan Ibunya patut mendapat peringkat paling atas karena selalu enak dengan versi yang sehat, katanya

"Habis" Gerry bertepuk tangan ringan, sedangkan mulutnya masih mengunyah

Ceklek

"Ekhem" Gerry mengunyah dengan cepat saat Ibunya tiba-tiba masuk kedalam kamar

"Eh? Udah habis? Enak gak?" Tanya Gisel dengan wajah riang

Gerry berdiri dan memunggungi ibunya, dia membuka lemari dan tiba-tiba menata bajunya yang sudah rapi. "Gatau. Emang ada makanan?" Tanya Gerry. Mulutnya berusaha menelan semua makanannya

"Jadi enak apa enggak?" Tanya Gisel sambil mengambil piring plastik yang sudah kosong itu

"Biasa aja" Gerry menggaruk lehernya

'Dia selalu gitu kalau lagi bohong' Gisel menggeleng pelan. "Yaudah. Langsung istirahat aja, Ibu keluar ya" pamitnya

"Em. Tutup pintunya" Gerry agak melirik sekilas

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang