Selalu berharap Gyuvin dikelilingi orang-orang baik dan dijauhkan dari orang-orang jahat. Semoga sehat selalu dan gak gampang sakit. Happy Birthday Adik kecil 🌹
Vote & Komen
****
"Eh!" Nendra menahan pergerakan Jay yang akan masuk kedalam rumah utama
"Ap-em!" Nendra lekas menutup mulut Jay, dia menyeret Jay untuk mengintip dari jendela luar
"Mereka pelukan?" Bisik Nendra pada Jay
"Menurut biji mata lo gimana?" Jay ikut melihat Gerry dan Revan
"Gerry ngajak dia kesini? Biasanya dia gak akan bawa orang asing" bisik Nendra lagi
Gerry menepuk pelan punggung Revan "Iya udah kalau gak mau lo balikin" ucapnya dengan gugup
"Boleh kan?" Tanya Revan
"Boleh" jawab Gerry dengan cepat
Revan segera melepas pelukannya, dia langsung duduk dengan senyum lebar. Sedangkan Gerry mengusap lehernya beberapa kali karena berkeringat
'Kenapa dia selalu kayak gini pas gue lagi kangen sama Garra?!' Kesal Gerry
Gerry merasa dihipnotis dan selalu ingin menganggap Revan sebagai kembarannya 'Sadar Ger! Sadar!' Kesal Gerry
Revan duduk diam dikursi, dia melihat Gerry, Nendra dan Jay bermain bersama anak-anak berusia 5-8 tahun. Panti asuhan ini tidak begitu besar, mungkin hanya ada 30 an anak-anak dan 9 bayi
Revan mengirimkan alamat panti asuhan itu pada Papanya, berharap Papanya mungkin bisa menyalurkan dana
"Kamu gak gabung sama mereka?" Revan menoleh kesamping saat ada yang memegang pundaknya
Revan menggeleng "Gerry bilang harus duduk disini" jawab Revan
Bi Yanti tersenyum kecil "Kamu keliatan pendiem banget. Kamu takut sama Gerry?" Tanyanya
Revan mengangguk
"Gerry itu anak yang baik loh... ya meskipun keliatannya nakal. Tapi dia sering kesini buat bantuin anak-anak. Dia sering bawa susu formula" kata Bi Yanti
'Apa Gerry sering minta uang anak kelas 10 buat ini? Buat dia kasih ke anak-anak panti?' Batin Revan
Revan melihat kedepan, melihat Gerry menggendong anak kecil dipunggungnya. Dia melihat kearah kaki Gerry, padahal sebelumnya kakinya pincang. Namun sekarang terlihat baik-baik saja
"Kamu masih kelas 10?" Revan menoleh kemudian mengangguk
Bi Yanti tersenyum karena Revan hanya menjawabnya dengan gestur tubuh berupa anggukan kecil
KRIIIIIIING
Revan menundung dan melihat ponselnya "Papa kamu nelfon? Angkat gih. Bibi tinggal sebentar ya" ucap Bi Ningrum, memberikan ruang agar Revan bisa berbicara
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY
Teen FictionTidak semua orang paham bahwa hal-hal kecil bisa berdampak begitu besar. Namun apakah ditinggalkan itu adalah hal kecil? "Takdir kalian gak akan pernah sama, sekalipun kalian berdua kembar" begitu kata Alan "Meskipun kalian lahir dihari yang sama...