20. Gerry Yang Sensitif

341 49 78
                                    

Selalu berharap Gyuvin dikelilingi orang-orang baik dan dijauhkan dari orang-orang jahat. Semoga sehat selalu dan gak gampang sakit. Happy Birthday Adik kecil 🌹

Vote & Komen

****

"Eh!" Nendra menahan pergerakan Jay yang akan masuk kedalam rumah utama

"Ap-em!" Nendra lekas menutup mulut Jay, dia menyeret Jay untuk mengintip dari jendela luar

"Mereka pelukan?" Bisik Nendra pada Jay

"Menurut biji mata lo gimana?" Jay ikut melihat Gerry dan Revan

"Gerry ngajak dia kesini? Biasanya dia gak akan bawa orang asing" bisik Nendra lagi

Gerry menepuk pelan punggung Revan "Iya udah kalau gak mau lo balikin" ucapnya dengan gugup

"Boleh kan?" Tanya Revan

"Boleh" jawab Gerry dengan cepat

Revan segera melepas pelukannya, dia langsung duduk dengan senyum lebar. Sedangkan Gerry mengusap lehernya beberapa kali karena berkeringat

'Kenapa dia selalu kayak gini pas gue lagi kangen sama Garra?!' Kesal Gerry

Gerry merasa dihipnotis dan selalu ingin menganggap Revan sebagai kembarannya 'Sadar Ger! Sadar!' Kesal Gerry

Revan duduk diam dikursi, dia melihat Gerry, Nendra dan Jay bermain bersama anak-anak berusia 5-8 tahun. Panti asuhan ini tidak begitu besar, mungkin hanya ada 30 an anak-anak dan 9 bayi

Revan mengirimkan alamat panti asuhan itu pada Papanya, berharap Papanya mungkin bisa menyalurkan dana

"Kamu gak gabung sama mereka?" Revan menoleh kesamping saat ada yang memegang pundaknya

Revan menggeleng "Gerry bilang harus duduk disini" jawab Revan

Bi Yanti tersenyum kecil "Kamu keliatan pendiem banget. Kamu takut sama Gerry?" Tanyanya

Revan mengangguk

"Gerry itu anak yang baik loh... ya meskipun keliatannya nakal. Tapi dia sering kesini buat bantuin anak-anak. Dia sering bawa susu formula" kata Bi Yanti

'Apa Gerry sering minta uang anak kelas 10 buat ini? Buat dia kasih ke anak-anak panti?' Batin Revan

Revan melihat kedepan, melihat Gerry menggendong anak kecil dipunggungnya. Dia melihat kearah kaki Gerry, padahal sebelumnya kakinya pincang. Namun sekarang terlihat baik-baik saja

"Kamu masih kelas 10?" Revan menoleh kemudian mengangguk

Bi Yanti tersenyum karena Revan hanya menjawabnya dengan gestur tubuh berupa anggukan kecil

KRIIIIIIING

Revan menundung dan melihat ponselnya "Papa kamu nelfon? Angkat gih. Bibi tinggal sebentar ya" ucap Bi Ningrum, memberikan ruang agar Revan bisa berbicara

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang