VOTE & KOMEN
****
Gerry menempelkan ice bag dikepala Revan, dia sudah mengompres kepala Revan dengan es batu selama beberapa menit"Lo gak balik?" Gerry menoleh dan melihat Yuda yang hanya duduk dikursi tanpa melakukan apapun. Anak itu duduk tegak melihat kearahnya
"Revannya?" Tanya Yuda
"Temen lo gak akan gue telen. Kalau lo mau balik ke kelas, silahkan" ucap Gerry
'Kalau Revan diusilin gimana?' Yuda membatin
"Gue gak akan ngusilin temen lo" kata Gerry, seolah menangkap basah Yuda yang menatapnya dengan jengkel
"Yaudah kak. Setelah istirahat gue.. saya kesini lagi" Yuda berdiri dari duduknya
"Eh tunggu tunggu!" Gerry kembali memanggil saat Yuda sudah mendekati pintu
"Sini dulu" Yuda langsung mendekat kearah Gerry
Gerry mengeluarkan uang yang sempat dia ambil dari Yuda. "Hah?" Tanya Yuda ketika menerima uang 50 ribuannya
"Udah sana sana. Minum susu yang banyak biar tinggi" Gerry mendorong Yuda agar pergi
"Tutup pintunya" suruh Gerry
Yuda berjalan keluar dari klinik sekolah, "Kenapa dibalikin?" Bingungnya. Meskipun bingung, dia terlihat begitu senang
"Yes! Bisa beli gulali lebih banyak!" Yuda berlari menjauh dari sana
"Lo pingsan apa tidur sih?" Gerry sudah lelah memegang ice bag itu
Gerry berdiri dan mengecek kepala Revan. Dia mengangkat ice bagnya, "Bekas lukanya panjang banget" Gerry melihat bekas luka milik Revan dikepala remaja itu. Terlihat hanya ditumbuhi sedikit rambut, seperti bekas jahitan
"Ger! Gerry!" Gerry menoleh saat ada suara itu
"Lo gak papa?!" Alan datang dengan heboh dan mendekati Gerry
"Gak papa" jawab Gerry
"AKH! ABANG! BANG!" Gerry berteriak saat kedua telinganya ditarik oleh Alan
"Gue kan udah bilang jangan bikin masalah! Lo masih kelas 11 dan skor lo udah banyak! Lo mau di DO?!" Alan tetap menarik kedua telinga Gerry
"Bang sakit!" Keluhan Gerry membuat Alan melepas tangannya
"Gimana kalau daun telinga gue jadi kayak telinga gajah? Abang mau tanggung jawab?" Kesal Gerry
Alan menatap sinis pada Gerry, rasanya ingin memukul Gerry namun dia tidak akan tega. "Tapi lo gak papa kan?" Tanyanya
"Enggak. Tapi dia" Gerry menunjuk Revan yang masih belum sadar
"Padahal dokter bilang dia gak papa. Dia pingsan karena kepalanya kebentur aja, tapi ini udah mau setengah jam" terang Gerry
"Dia lagi" ucap Alan
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY
Teen FictionTidak semua orang paham bahwa hal-hal kecil bisa berdampak begitu besar. Namun apakah ditinggalkan itu adalah hal kecil? "Takdir kalian gak akan pernah sama, sekalipun kalian berdua kembar" begitu kata Alan "Meskipun kalian lahir dihari yang sama...