21. YUDA

390 51 71
                                    

Mau cerita sedikit dihari terakhir bulan agustus. Bulan agustus tuh bulan kelahiranku. Semoga aku, kalian, keluargaku dan keluarga kalian selalu dilimpahkan hal-hal baik dan berkah

Sebetulnya ini agak sensitif juga. Bulan agustus bulan aku kehilangan adik-adikku dan mereka kembar (laki-laki) mereka ada dihari yang sama dan BERPULANG dihari yang sama juga.

Awalnya salah satu dari mereka bisa diselamatkan dan satunya sudah dinyatakan meninggal terlebih dahulu. Tapi setelah beberapa jam kembarannya menyusul. Ikut berpulang, mereka dimakamkan dihari yang sama dengan makam yang bersebelahan

Jadi mungkin itu menjadi alasan aku hiatus kemarin. Guys doain ya supaya mereka nunggu aku dan keluargaku di SURGA. Aku sayang banget sama mereka

Orang-orang disekitarku bilang 'orang meninggal jangan ditangisin' tapi air mataku turun sendiri. Dan aku sempet ngurung diri hampir 2 minggu didalem kamar karena semua orang nanyain alasan meninggalnya adik-adikku. Orang tua ku juga sering nangis tapi berusaha buat ikhlas

Sempat untuk pengen berhenti dan unpublish GERRY karena karakter GERRY juga hidup dibayang-bayang kembarannya. Kalau salah satu dari adikku hidup, mungkin dia juga ngalamin ini?

Aku harap aku bisa lanjutin nulis GERRY tanpa nangisin adik-adikku :)

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Gak papa" Alan membiarkan Gerry terus menangis dipelukannya

Alan tidak bertanya apa yang terjadi pada Gerry hari ini hingga membuat remaja itu menangis dengan hebat "Apa gue bener-bener nyakitin lo Ger?" Tanya Alan

Alan mengeratkan pelukannya pada Gerry "Apa yang lo mau?" Tanya Alan lagi

Gerry menggeleng, dia tidak ingin apapun. Dia hanya ingin memeluk Alan selama yang dia mau. Gerry juga tidak ingin bicara apapun

Alan membawa Gerry keatas kasur tanpa melepas pelukannya. Dia menepuk punggung Gerry dengan halus "Lo batuk, Ger udah" tutur Alan

Gerry melepas pelukannya, Alan melihat wajah Gerry memerah. Alan langsung menghapus air mata Gerry "Abang minta maaf" pinta Alan

"Bang... kenapa kita gak punya Ayah?" Tanya Gerry dengan suara hampir habis

Alan menatapnya dengan terkejut "Ger" tidak, Alan tidak mengatakan apapun lagi

Gerry menangis lagi "Ibu... apa Ibu juga sedih karena gak punya suami?" Tanya Gerry sambil sesegukan

"Lo kangen Ayah lo?" Gerry mengangguk dengan cepat

Alan membawa Gerry kedalam pelukannya lagi "Gue bisa beli semua yang lo mau, lo..." Alan kehabisan kata-kata. Dia tau yang Gerry mau bukan hanya sekedar uang, tapi peran Ayah yang dia butuhkan

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang