Bab 7: Event Jejepangan

12 5 7
                                    

Author tidak pernah meragukan pembaca meski komentarnya aneh-aneh

.

.

.

Setebal apapun engkau menggunakan make-up tetap saja mata tajam ini tak bisa menipuku 

—Ethan Prambudi

Kata orang-orang Tunjungan Plaza adalah momok mengerikkan terutama bagi para turis. Sering kali mereka yang berkunjung tersesat hingga ke TP 1 bahkan sampai terbang ke TP 3.

Dan hal itu terjadi pada vokalis J-Rock In NO Hurry To Shout, Arisu. Gadis dengan pakaian khas gothic lolita dengan rambut panjang berkuncir dua dan penutup mata itu kesulitan mencari lokasi rekan-rekannya di tengah luasnya Tunjungan Plaza.

Arisu teramat kualahan menemukan lokasi anggota band-nya di tengah mall Surabaya yang begitu megah. Pundaknya kelelahan karena memanggul gitar listrik di punggung. Walau sudah melihat maps yang diberikan rekan-rekannya tetap saja Arisu tak menemukan mereka.

Arisu mengirimkan gambar, ia terpaksa diam di tempat sampai gitarisnya yang bernama Chisiya datang menjemput.

Begitu cowok berambut pirang dengan penutup mata tiba di depannya, Arisu menatap Chisiya tajam. Sebelah matanya yang mengenakan lensa kontak merah muda, menyala.

"Bawain gitar gue! Jangan sampe rusak!" titah Arisu, ia berjalan dengan arogan, mendahului Chisiya sembari menyibakkan rambutnya yang hitam dan panjang bak Rapunzel.

"Syaland!" maki Chisiya geram.

***

Pukul setengah empat tepat nama In NO Hurry to Shout dipanggil untuk naik ke atas panggung. Vokalisnya Arisu terlihat sangat mencolok dibanding ketiga rekan laki-lakinya yang hanya memakai setelah jas, penutup mata, dan rambut blonde.

"Guest star selanjutnya ialah grup band In NO Hurry to Shout! Sekilas info untuk In NO Hurry to Shout band dari anime Fukumenki Noise yang katanya men-cover lagu-lagu asli dari anime tersebut semirip mungkin. Kalau kalian semua pada penasaran langsung saja, In NO Hurry to Shout," seru MC yang mengenakan kostum Chigiri Hyoma dari anime Blue Lock dengan meriah.

Semua sudah pada posisi masing-masing. Arisu sebagai sorot mata berdiri di tengah dengan gitar listriknya, diapit oleh Chisiya sebagai gitaris utama dan Queen sebagai bassees sementara Hatter di belakang memegang stick drum.

Tatkala intro selesai dimainkan di sinilah Arisu berperan besar untuk menarik penonton dengan kostum warna-warni merapat ke panggung.

"HABATAKE!"

Begitu Arisu berteriak seluruh pasang mata penonton mengarah ke satu arah. Seketika mereka berbondong-bondong mendatangi panggung.

Ada yang menghentikan aktifitas sesi foto bersama, makan camilan, maupun hanya sekadar berjalan-jalan hunting cosplayer. Satu panggung dihebohkan oleh musik rock dari In NO Hurry to Shout terutama saat suara Arisu mengamuk di atas panggung.

nete mo samete mo saezuru no

atashi marude kanariya

hitaru amai uso no naka

nete mo samete mo tsuibamu no

nannimo kowakunai ya

nemuru amai mitsu no soko

Impeded DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang