BAB 16: Firefly

2 0 0
                                    

Author tidak pernah meragukan pembaca meski komentarnya aneh-aneh

.

.

.

Kau tidak bisa membohongi Ethan Prambudi hanya bermodalkan kostum dan wig

Akhir pekan adalah waktu yang pas untuk mencari penghasilan tambahan seperti saat ini, mereka berkumpul untuk bagi hasil uang saweran yang didapat.

Walau tak sebanyak waktu menjadi guest star atau menang lomba setidaknya untuk ongkos bensin atau kendaraan umum. Giovanni sendiri juga bilang jika mendapat saweran seharusnya menjadi hak milik masing-masing dan dibagi empat.

"Minggu ada jadwal perform gak? Gue ada tawaran MC soalnya," tanya Giovanni sembari melihat ponselnya. Usai tampil di kafe milik ayah Giovanni, mereka memilih untuk tidak pulang terlebih dahulu.

"Gue cancel, disuruh jadi judge J-Song." Liam membalas. Sebagai leader band In NO Hurry To Shout, dia berhak menentukan jadwal perform sesuai dengan kesibukan anggota.

"Gue juga jadi judge coswalk besok," sambung Venti yang matanya tak lepas dari buku pelajaran.

"Ah, kalian gak asik! Masa cuman gue doang yang nganggur?" keluh Benjamin sembari menghitung saweran yang didapat.

Liam terbahak. "Jadi NPC aja bre!"

"Lu cosplay apa, Ven?" tanya Giovanni tiba-tiba.

Gadis itu menutup bukunya lantaran menerawang ke langit-langit. "Keknya dari HSR deh, kalo lu?"

"Hm, kayaknya gue mau cosplay Caellus biar satu game aja gitu." Giovanni membalas dengan dada berdebar-debar.

"Ck, halah modus bilang aja cosdate tapi gengsi!" celetuk Liam seketika ketiganya terbahak kecuali Venti. Sejujurnya gadis itu mengerti yang dimaksud dengan cosdate, namun ia tak mau berpikir terlalu jauh.

Pertemuan Venti, Benjamin, Giovanni, dan Liam berawal dari menjadi juri coswalk untuk pertama kali. Gadis itu sudah mengikuti berbagai komunitas cosplay semenjak kelas dua SMP di pertengahan tahun ajaran baru ia diminta untuk menjadi judge.

Awalnya Venti tak tahu menahu tentang penilaian di dunia cosplay alhasil Giovanni sebagai panitia event memberi arahan sedetail mungkin pada Venti. Kemudian ia bertemu dengan Liam sebagai juri coswalk yang sama dengannya sementara Benjamin sebagai juri J-Song.

Awal mula keakraban mereka didasari dengan kerja sama ketika membuka event jejepangan terbesar di Malang. Usai evaluasi terhadap masing-masing divisi Venti, Benjamin, Giovanni, dan Liam berinisiatif merayakan kebeherhasilan mereka dengan menyewa studio di jalan Suhat.

Mengetahui Venti vokalis berbakat, merka pun mulai berdiskusi untuk membuat sebuah band yang meng-cover seluruh lagu dari anime Fukumenkei Noise yaitu In NO Hurry To Shout dengan leader Liam si pemegang bass.

"Sampai ketemu Minggu!" ujar Giovanni.

"Yok! Sampai ketemu Minggu!" ucap Benjamin dan Liam kompak sedangkan Venti hanya membungkuk sopan.

***

Cowok mengenakan hoodie putih itu berulang kali mengecek ponselnya. Ia kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal, berdecak heran lantaran protes ke teman sebelahnya.

"Ini bener gak sih tempatnya? Kok rame banget?"

"Bener kok! Gue gak salah baca maps! Liat tuh tulisan Pakuwon Mall segede gaban!"

Impeded DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang