Author tidak pernah meragukan pembaca meski komentarnya aneh-aneh
.
.
.
Ada tragedi hebat yang tertulis melalui matamu dan aku bertanya-tanya bagaimana caramu untuk bertahan dari semua itu selama ini
—Ethan Prambudi"Lo beneran bisa main gitar?"
Venti terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ternyata menyembunyikan sebuah rahasia itu lebih susah dari kelihatannya. Lambat laun juga pasti akan tercium bangkainya.
"Masih belajar kok."
"Gue perhatiin kemaren kalian kok bisa kompak gitu komposisi musiknya. Padahal gue liat mereka mereka bukan dari sekolah sini."
Yaa emang orang kita manggung cuman pas ngevent doang kok, lagian Pak Manajer kayak enggak ada orang lain aja manggil In NO Hurry To Shout. Venti membatin panjang kali lebar.
"Mata Kak Nug jelih juga ya, ajarin dong puh sepuh."
"Gue emang gak ngerti cara kerja band tapi nada kalian selaras kek bukan pemula."
Venti terkekeh. "Kebetulan kali Kak, kami aja yang keasyikan main musiknya tau-tau nadanya selaras."
Kemarin manajer dari Vintage Cafe mendapat permintaan dari pelanggan yang menyewa kafe selama 24 jam penuh bahwa mereka akan mengadakan live music.
Sementara manajer Venti berinisiatif mengambil siswa berbakat dalam bidang musik di salah satu sekolah swasta di Surabaya. Dan yang paling mengejutkan lagi di saat Haera yang menjadi vokalis mereka.
Sempat terlintas ingatan samar-samar di kepala Venti bahwa ia sudah menandatangani kontrak dan mengirimkannya langsung via chat kepada manjer kafe jika ia bersedia apabila bekerja sama dengan sahabatnya.
Sayangnya di hari pertama mereka bekerja tidak berjalan dengan mulus Venti dan Haera sama-sama tak bersuara mereka masih canggung karena insiden Venti membentak Haera tempo hari.
Selama latihan berlangsung kurang lebih satu jam sebelum acara dimulai, Venti hanya menyesuaikan tempo dari nyanyian Haera tanpa protes. Sementara teman-teman band-nya sering kali menegur Venti karena terdapat miss antara gitar dan vokal.
***
Hari ini Venti berniat meminta maaf atas perlakuannya pada Haera tempo hari. Ia tidak betah jika berlama-lama dalam kondisi yang tidak menyenangkan sepert saat ini.
Ketika istirahat pertama berlangsung Venti mencari-cari Haera di sudut sekolah. Jika biasanya di saat-saat seperti ini Haera makan Bersama teman-temannya maka kali ini dia memutuskan untuk menyendiri.
Di kantin sekolah Haera tak sengaja memperhatikan Venti yang celingak-celinguk dengan wajah cemas. Sontak gadis dengan perawakan seperti model itu pun menghampirinya membuat seolah-olah ia kebetulan lewat meski terdapat nampan di tangannya.
"Venti?" sapa Haera.
"Eh Haera." Venti langsung memeluk sahabatnya erat-erat.
"Maaf Ra buat kejadian tempo hari, enggak seharusnya aku mengambil keputusan saat sedang marah."
"E-eh i-ya aku udah maafin dari lama kok cuman akhir-akhir ini kulihat kamu murung terus kayak butuh waktu buat sendiri."
"Makasih Ra, kamu bener ternyata aku cuman asistennya Ethan aja enggak lebih."
![](https://img.wattpad.com/cover/370111663-288-k705821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impeded Dream
Teen FictionShe is a flower growing on the surface of moon. Unique and mysterious, her beauty is precious lovely gift on canvas of moon. -Weird Guy Who Loves Science Merangkap jadi siswi teladan sekaligus wibu akut adalah dua hal yang sulit bagi Venti. Terutama...