Bab 6: Vintage Cafe

13 5 3
                                    

Author tidak pernah meragukan pembaca meski komentarnya aneh-aneh

.

.

.

Aku akan mengenalimu di kehidupan yang lain sepenuhnya, dalam tubuh yang berbeda, waktu yang berbeda 

—Ethan Prambudi

Saat memasuki ruang kelas Venti disambut heboh oleh Kaamil dan Fathur. Kedua cowok itu bersorak sorai seakan habis merayakan pesta meriah atau lebih tepatnya seperti bertemu artis.

Gadis itu sampai bingung bukan main. Pertemuan mereka kemarin sempat membuat Venti nyaris terkena serangan jantung. Bakat yang sengaja ia sembunyikan erat-erat diketahui oleh teman sekelasnya hanya dengan sekali lihat.

"Sumpah gue gak tau lu bisa nyanyi!" celetuk Fathur penuh energi positif yang menyilaukan mata.

"Gue kaget banget anjir! Mana kemarin suara lu merdu lagi bukan berarti merusak dunia loh ya! Tapi sumpah keren poll sih! Gue sampe mau nangis saking terhuranya."

"Halah lebai lu, Thur! Btw pernah manggung di mana aja, Ven? Kok kek udah biasa konser di kafe kecil-kecil gitu," celetuk Kaamil.

Venti menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hahaha masa sih? Aku masih pemula kok, masih butuh banyak-banyak belajar."

"Nyesel banget kemarin gak direkam. Kalau direkam bisa jadi lu viral di media sosial," sesal Fathur.

"Enggak usah direkam enggak apa-apa kok lagian ketenaran itu cuma sementara, guys. Dunia enterteinment gak segemilang yang kalian liat di layar hehehe."

Gadis itu mencoba merendah. Kata-kata gadis itu mengingatkannya tentang film yang ditonton setiap kamis. Mengenai reinkarnasi anak idola yang ingin balas dendam pada ayahnya. Sekarang film itu sudah selesai tinggal menunggu musim kedua diumumkan secara resmi.

"Emang sih suara Venti enak banyak orang yang terharu waktu di kafe kemarin. Aku curiga jangan-jangan sebelum ke mari ngamen dulu kali." Tiba-tiba Gita muncul ntah dari mana.

Venti menanggapi Gita dengan tenang dan senyuman manis terukir di wajahnya. Sebelum Haera memberitahu Venti terlebih dahulu mengerti maksud cewek ini mendekatinya.

"Bener kok enggak salah. Waktu SMP aku sering nyanyi di warkop atau angkringan gitu lah."

"Kamu ih bilang gitu jadi keinget nasib temen seperjuanganku di Kabupaten Malang sana," tambah Venti.

"Hi guys kalian ada waktu enggak akhir pekan ini? Kita ke Tunjungan Plaza yuk! Khusus ciwi-ciwi doang ya!" Haera muncul dari belakang dan langsung merangkul kedua teman wanitanya.

"Yee kebiasaan kita-kita gak diajak! Untung cantik jadi gak bisa marah deh terpaksa," protes Fathur sedikit jealous.

"Yee dasar buaya darat cap kadal bintang lima!" sarkas Kaamil.

"Dih daripada lu jones. Udah jomlo ngenes lagi," balas Fathur sambil melirik Kaamil dengan tatapan bombastic side eyes.

Haera melepaskan rangkulannya pada Venti juga Gita. Lantaran gadis itu menjelaskan. "Kita juga ada quality time kali Thur. Quality time khusus cewek!"

Venti teringat jika di weekend nanti ada hal yang harus dilakukan. Ia tak akan membiarkan penggemarnya kecewa dengan ketidakhadirannya.

"Kalian berdua pergi aja enggak apa-apa. Aku ada urusan jadi enggak bisa ikut hehehe."

"Kamu mau manggung lagi Ven? Di mana? Mau liat dong!" tanya Haera antusias. Sayangnya tebakan cewek model itu seratus persen salah. Venti juga tak menerima pesan dari Manajernya setelah manggung kemarin.

Impeded DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang