Author tidak pernah meragukan pembaca meski komentarnya aneh-aneh
.
.
.
Suaramu masih ada di telingaku dan rindu di dadaku mencekik tulang rusukku. Tidakkah kau tahu aku mencoba menyembunyikan cintamu setiap saat?
—Ethan PrambudiVenti menutup ponsel lipatnya setelah membaca pesan dari grup In NO Hurry To Shout, ada himbauan jikalau ia harus datang memenuhi panggilan Pak Manajer di Vintage Cafe sore ini.
Gadis itu menghela napas panjang, beberapa hari ini pandangan siswa-siswi di sekolahnya berubah. Tak ada lagi perundungan, tiada lagi nyeri yang harus ditahan, juga ia tidak perlu repot-repot mencuci seragam atau menjahit baju olahraga yang sobek dan penuh noda lumpur.
Meski semuanya berakhir begitu saja Venti tetap was-was seperti ada yang ganjal mengenai berita bohong tentang kedekatannya dengan Nugroho.
Seakan-akan informasi itu muncul begitu saja dan hilang bagai diterjang badai yang terpenting ada seseorang diam-diam menguntit Venti lalu melakukan paparazi.
Dia menggelengkan kepala cepat, pikirannya terlalu jauh untuk sampai ke situ kemudian ia mulai membaca novel Sharelock Holmes volume pertama. Tentang bagaimana Sharelock bertemu dengan Dr. Watson untuk pertama kali.
"Venti!" panggil Haera terlalu bersemangat sampai ia terjingkat dan menutup bukunya secara refleks.
"Haera?"
Wajah Venti nampak berseri-seri melihat sahabatnya itu kembali mengobrol dengannya setelah ia menjadi korban perundungan beberapa minggu yang lalu.
Haera celingak-celinguk mengawasi keadaan, kedua matanya tak terlepas dari gerak-gerik teman sekelasnya yang nampak melupakan segalanya.
Ia pun menghela napas legah selama ini Haera berusaha mendekati Venti untuk sekedar menghiburnya namun gadis itu selalu diseret oleh senior aupun teman satu angkatan sendiri kemudian hilang tanpa jejak.
"Kamu enggak dirundung lagi kan?" Haera bertanya dengan hati-hati.
"Ya untuk kali ini, enggak tau kedepannya bakal gimana nanti," jawab Venti sembari memperhatikan teman sekelasnya berlalu lalang.
Gadis itu merasa bersalah dengan sahabatnya. "Maaf ya, aku enggak bisa bantu apa-apa tapi tenang aja aku usahain si Kaamil sama Fathur gak termakan gosip kayak gitu. Mereka tahu kok kalau kamu bukan tipe cewek kegatelan atau pick me girl. Jujur kamu kuat banget Ven tanpa perlawanan kamu bisa menghadapi mereka gitu aja!"
"Makasih Haera, justru aku menghindar karena aku enggak mau kamu kena dampaknya, ini kan menyangkut karier kamu. Makanya aku lagi cari cara buat ngungkap pelakunya sekalian membersihkan nama baik."
Haera terbelalak. "Kamu ada rencana gitu?"
Venti mengangguk mantap.
"Wuih! Keren Ven!" Haera bertepuk tangan meriah hingga mengundang banyak atensi akan tetapi ia tidak masalah dengan tatapan aneh mereka.
"Eh btw aku ada beberapa foto pas kamu dirundung. Mungkin bisa berguna nanti."
***
Tatkala Venti tengah asyik menceritakan isi novel tersebut kepada Harea, seluruh kelas berpusat pada Gita yang memasuki ruangan dengan tergesa-gesa disusul Ethan di belakangnya. Tidak dengan Venti yang menikmati aksi Dr. Moriarty di bagian pertama sebagai kriminal kelas kakap sekaligus antagonis dalam novel tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impeded Dream
Teen FictionShe is a flower growing on the surface of moon. Unique and mysterious, her beauty is precious lovely gift on canvas of moon. -Weird Guy Who Loves Science Merangkap jadi siswi teladan sekaligus wibu akut adalah dua hal yang sulit bagi Venti. Terutama...