— Jangan gangguin aku
ya Om, atau aku pelihara
tuyul nih!🔞🔞
"Maaf karena saya pura-pura melupakan kamu."
Saat mendengar ucapan tersebut, aku merasa sangat terpukul. Kata-kata itu menggetarkan hatiku, seolah membuka kembali luka yang sudah berkali-kali kucoba untuk sembuhkan.
Dan apa katanya tadi?
Pura-pura?
PURA-PURA MELUPAKAN AKU?
Dasar kontol!
Tentu aku merasakan campuran emosi yang tak terlukiskan, antara marah, sedih, dan bingung. Semuanya menyerangku secara bersama-sama, astaga rasanya sakit sekali, Anjing!
"Pfftt." Aku hampir tertawa dalam keheningan yang terjadi cukup lama di antara kami berdua, lalu aku menatap langit-langit dengan hembusan napas yang sangat panjang. "Seru?" tanyaku, setelah kembali menjatuhkan atensi padanya dengan penuh kekecewaan.
Meski aku tahu kalau dia mampu melihat mataku yang berlinangan dalam keremangan, tapi ternyata dia tetap bertahan di sana.
Aku juga tahu, sangat tahu kalau rasa sakit yang dipenuhi penyesalan juga terpancar dari matanya. Itulah yang membuat Om Laksmada seakan tak mampu berkata-kata lagi.
Tapi, aku juga tidak bisa bertahan di sini lebih lama. Sepertinya dia juga tidak ingin melakukan apa pun, sehingga aku menarik kunci pintu kamarnya dengan gerakan yang marah.
Aku keluar, membanting pintu kuat-kuat dan menguncinya dari luar. Terserah mau bagaimana caranya Om Laksmada keluar dari kamarnya, yang pasti setelah melakukan itu, aku lari menuju kamarku sendiri.
Tas yang kugendong terhempas tragis di atas lantai setelah kulempar secara sembarangan. Persetan dengan laptop seharga dua puluh empat juta empat ratus enam puluh ribu itu! Aku bahkan langsung terjun bebas di atas kasur dalam posisi tengkurap, menangisi segalanya dengan bebas, benar-benar sedramatis itu hingga aku mirip ikan Nemo ketika terdampar di atas kapal nelayan.
Aku takut untuk tidur, aku takut ini cuma mimpi, dan aku takut ... kalau Om Laksmada tidak akan pernah menjadi milikku lagi.
BANGSAT!
🔞🔞
Sejatinya, sudah sangat lama sekali aku tidak terbangun dalam keadaan kepala yang sakit. Tapi kali ini, rasanya benar-benar luar biasa menyiksa. "Emh!" Aku melenguh sambil meletakkan tangan di atas jidat, lalu perlahan membuka mata untuk keadaan bumi yang sudah terang benderang.
Napasku berhembus begitu panjang saat aku mengangkat kedua tanganku ke atas untuk merenggangkan tubuh. Hingga kemudian aku melihat dengan jelas kalau ada Om Laksmada di sini, dia duduk di pinggir kasur tepat di samping kakiku.
Benar, meski sudah kukunci dari luar. Pasti dia punya kunci-kunci yang lain untuk membuka pintu itu, dan tidak heran kalau Om Laksmada sudah bisa keluar tanpa harus menunggu itikad baikku untuk berdamai dengannya.
Seketika sakit kepalaku minggat entah ke mana. "Ck!" Aku langsung duduk bersama surai panjang yang berantakan dan menerima tatapan matanya yang tidak memiliki makna berbobot. Alias, Om Laksmada hanya sedang menatapku saja, tanpa bisa kuterka jenis emosi apa yang dia punya.
Sedangkan aku, jangan tanya bagaimana berantakannya suasana hatiku. Di mana aku langsung menepis selimut yang menghalangi tubuhku dan beranjak untuk menjauhi Om Laksmada.
"Lepas!" Namun, dia lebih dulu menggengam tanganku dengan begitu kuat.
"A ...."
"Aku enggak mau dengar!"
YOU ARE READING
OM LAKSMADA 2
Jugendliteratur[Book 2 | F I N I S H E D] 🔞sequel OM LAKSMADA You as "Aretta" And "Om Laksmada" as your type Berani menjadi gadis gila Part II seperti Aretta? Kalau kamu bosan hidup, silahkan dicoba. Jangan mampir kalau seleranya bukan di book ini plis, mohon ban...