DUA PULUH DUA : Cuma Mau Sama Om Laksma

5K 340 48
                                    

Si Bangsat! Malah
ngelunjak ;

🔞🔞

Aku memang punya janji kerja kelompok dengan Nathan, lagi-lagi dengan dia, dan yang berbeda hanyalah tugas kuliah yang dikerjakan. Padahal, aku sudah mengajukan komplain kepada ketua kelas mata kuliah untuk dibagikan secara ulang, tapi lawanku adalah Egyn Zavinka, di mana katanya aku yang bangsat ini cocoknya bekerja sama dengan sesama orang bangsat seperti Nathan. 

Maka, di sebuah perpustakan umum yang letaknya tidak jauh dari rumah, kami berdua sepakat bertemu di sini. Kelebihan dari perputakaan ini adalah, mereka memiliki toko makanan dan minuman yang merupakan cabang dari gedung utamanya. Jadi, para pengunjung dibebaskan membawa konsumsi asal membelinya dari persediaan yang mereka sajikan.

Nathan memang sudah menyadari bagaimana tidak baiknya situasi hatiku hari ini, jadi dia juga tidak terlalu berisik padaku. Kami berdua benar-benar mengerjakan porsi kami masing-masing tanpa harus bercekcok dan saling mengganggu. 

"Lu enggak lagi kelilit hutang, 'kan?" Sampai akhirnya Nathan bertanya saat kami sama-sama beristirahat sebentar, posisi kami berdua duduk secara bersamaan, fokus pada minuman yang ada di atas meja. "Sumpah, gue kayak lagi bareng sama Aretta versi lain. Lu kenapa? Jatuh miskin?" tanyanya.

"Mending lu diem atau gue cekik kontol lu," jawabku.

"Anjing, Rett. Lu cantik-cantik omongan kayaknya buronan."

"Ya makanya mending lu diem."

"Gue cuma tanya, siapa tau gue bisa bantu?"

"Bantu apa? Andai lu Tuhan Yesus, bisa aja gue berlutut depan lu buat minta bantuan."

"Ya emangnya ke ... Anj!" Nathan menutup mulutnya saat hampir mengumpat lebih nyaring, sedangkan tangannya yang lain tengah menggenggam pergelangan tanganku yang kini benar-benar nekat menyakiti kontolnya. "Awasin enggak!" bisiknya dengan penuh penekanan.

"Ngomong lagi gue tarik kontol lu keluar!" kataku seraya menekan kontolnya dengan cengkraman lebih kuat.

"Bangsat!" Nathan menepis tanganku ke atas, di mana aku langsung menyapu telapak tanganku menggunakan telapak tangan yang lain. "Gila lu, Aretta! Setan! Sinting! Gue kira lu cuma gaya doang ngomong, ternyata nekat juga lu pegang-pegang punya orang! Anjing!" Dia mengumpatiku dengan serius.

Sedangkan aku hanya menyeruput minumanku sambil melirik ke samping bawah, tepat di mana aku sempat mendaratkan tanganku di sana. "Gitu-gitu ngaceng juga lu, Babi."

"Berhenti lihatin punya gue!" Dia menoyor kepalaku. "Merinding bangsat! Lu bagian open BO, ya?" tanyanya.

Aku hanya memiringkan senyum lalu fokus pada laptopku lagi. "Yang pasti gue tahu lu jadi sange berat," kataku.

Nathan terdiam setelah mendengar ucapanku tersebut. Suasana di antara kami seketika berubah menjadi lebih serius. Tiba-tiba Nathan menghela napas panjang dan bersandar di punggung kursi yang dia duduki.

"Mending kalo lu mau bantu sepongin," celetuknya begitu frustasi.

"Sorry, selera gue yang kontolnya lebih panjang dan gede dari punya lu."

"Sumpah Rett, mulut lu kebangetan! Punya gue bener-bener tersinggung oleh ucapan lu, belum aja gue bukain."

"Bhaks! Kagak usah Nat, makasih aja sih. Gue udah tau setelah megang tadi."

"Lu enggak pegang bener-bener, coba pegang lagi."

Aku melirik ke arah Nathan yang begitu menantangku di perpustakaan sekarang. Tiba-tiba aku tahu alasan kenapa aku merasa cocok dengan Om Laksmada yang tidak begitu frontal. Karena bertemu dengan sesama manusia blak-blakan seperti kami berdua, sungguh mengurangi minatku ke arah drama perngentotan yang sebenarnya bisa dilakukan pada siapa saja.

OM LAKSMADA 2Where stories live. Discover now