1

15.2K 860 37
                                    

Happy reading

***

"Tuan muda, sudah waktunya makan malam." Seorang pelayan memberitahunya lewat balik pintu.

Pemuda itu bangun dan bergegas mengikutinya tanpa suara.

Meja makan berbentuk persegi panjang sudah dihiasi berbagai hidangan diatasnya. Tampak dua orang sudah duduk dan menunggunya disana.

Acara makan malam pun dimulai, dimana tidak ada suara lain selain bunyi alat makan yg saling beradu membentuk sebuah melodi acak.

"Xiao Zhan, kami mempercepat acara pertunanganmu. Ibu harap kau tidak menolaknya seperti sebelumnya." Wanita itu berkata dengan nada tegas seolah tidak ingin mendengar bantahan.

"Baik, bu. Aku menurutimu." Pemuda itu menjawab tenang dan patuh. Kedua orang tersebut langsung meliriknya, diwajah keduanya nampak sekali sebuah kebingungan. Ini sangat berbeda dengan reaksi yg mereka lihat sebelumnya. Namun, keduanya segera menepis keraguan tersebut. Keduanya berpikir, mungkin pemuda itu sudah sadar dan mampu menerima kenyataan, bahwa, sebesar apapun penolakan yg ia berikan tetap saja tidak akan mampu membatalkan keputusan wanita tersebut.

Acara makan malam pun berakhir damai tanpa perlu ada drama seperti sebelumnya.

"Ibu, kakak, aku permisi masuk kamar lebih dulu." Pemuda itu bangun dan berpamitan dengan sopan. Wajah wanita itu tampak biasa, tapi tidak dengan pria disebelahnya yg masih agak linglung dengan sikap sopan sang adik.

"Bu, sejak kapan dia seperti itu?" Xiao Yan bertanya heran.

"Tiga hari. Sejak tiga hari ini, sikapnya sungguh sangat jauh berubah." Jawabnya setelah selesai menyeka bibirnya dengan tisu.

Xiao Yan memasang raut berpikir, "dengan seperti ini, dia jadi terkesan tidak menyebalkan seperti sebelumnya."

"Mn."

.
.
.

Di lantai dua, di dalam ruangan yg berada paling sudut, seorang pemuda tampak berbaring dengan linglung diatas ranjang. Pemuda itu mengangkat tangannya ke langit-langit, membolak-balik tangannya tepat diatas wajahnya dengan takjub.

"Apa ini benar-benar aku?" Entah pada siapa ia bertanya, di ruangan itu dia hanya seorang diri.

"Bagaimana bisa?" Ia kembali bertanya tanpa mengharapkan sebuah jawaban.

Pemuda itu kembali menghela nafas panjang. Ia masih tidak percaya dengan apa yg sudah terjadi padanya.

Sekeras apapun ia berpikir, ia tidak pernah menemukan jawaban yg masuk akal atas apa sudah ia alami.

Namanya Xiao Zhan. Ya, nama aslinya adalah Xiao Zhan, sama seperti dengan nama tubuh orang yg saat ini ia tempati.

Xiao Zhan tidak tahu bagaimana ia bisa berada di tubuh remaja 18 tahun ini. Karena sesungguhnya, dirinya yg sebelumnya adalah seorang remaja berusia 22 tahun.  Seorang pemuda penyakitan yg sebagian besar hidupnya dihabiskan didalam rumah sakit, dimana akhirnya ia meninggal diusianya yg baru menginjak usia 22 tahun.

Xiao Zhan sebelumnya adalah seorang yatim piatu yg menderita penyakit bawaan dari lahir. Sejak kecil kesehatannya memang tidak begitu baik, dan hingga remaja, bukannya semakin membaik, justru kondisinya semakin memburuk. Sehingga kehidupan remajanya hanya bisa ia habiskan didalam rumah sakit dan menjadi penghuni tetap disebuah bangsal. Mengenai soal biaya, pemuda itu bergantung pada program pemerintah yg mengatur bantuan dana bagi warga seperti dirinya. Sungguh suatu berkah, meski ia sebatang kara tapi ia mendapatkan banyak kenalan yg begitu baik padanya, dan itu semua kebanyakan para staf medis dan pasien yg berasal dari rumah sakit yg ia tempati.

Istri Limited edition (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang