20

5.4K 680 70
                                    

Happy reading

***

Akhir pekan yg dinanti pun tiba. Saat ini masih jam enam pagi, tetapi Xiao Zhan sudah rapi dan wangi saat keluar dari kamarnya.

"Pagi, gege~" nadanya mengalun merdu saat bertemu pria disebelahnya yg kini juga baru keluar.

"Pagi. Hari apa ini? Kenapa kau terlihat sangat senang?"

"Hari minggu, dan hari ini gege janji mengajakku dan teman-teman pergi bermain. Gege tidak lupa, kan?"

"O," pria itu menjawabnya datar, namun tanpa Xiao Zhan sadari pria ini juga ikut tersenyum. Tetapi ketika pemuda itu menoleh ke arahnya lagi, Wang Yibo segera menyembunyikan senyum tersebut dan kembali memasang wajah dingin.

"Kapan teman-temanmu akan datang?" Wang Yibo bertanya setelah keduanya kini duduk bersebelahan didepan meja makan.

"Seharusnya mereka sudah sampai. Mereka bilang ingin sarapan juga disini." Xiao Zhan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Shen Luo.

Panggilan pun terhubung.

"Ada dimana? Sudah sampai belum? Kalo terlambat, aku tidak akan menyisakan makanan untuk kalian." Guraunya.

"Xiao Zhan, apa kau memberi kami alamat yg salah. Kami tidak dapat menemukan rumahmu. Tidak ada orang yg dapat kami tanyai di sekitar sini, sehingga kami menggunakan GPS untuk menemukannya. Tapi, sepertinya ini tidak berfungsi."

"Benarkah?" Xiao Zhan mencoba berpikir.

"Kau kira aku bohong. Tidak ada rumah di sekitar sini. Hanya ada bangunan serupa istana yg berada tidak jauh dari sini. Aku ingin menanyakan alamatmu pada petugas keamanan yg berjaga disana. Tapi aku minder."

"Kalo begitu aku akan menjemput kalian. Kalian tunggu saja." Xiao Zhan berinisiatif.

"Kenapa?" Melihat Xiao Zhan bangun dari duduknya membuatnya penasaran.

"Mereka kesulitan menemukan tempat ini. Aku akan menjemput mereka sebentar." Beritahunya yg membuat pria itu menghela nafas.

"Kau mau berjalan ke gerbang untuk menjemput mereka?"

Xiao Zhan mengangguk.

"Itu terlalu merepotkan. Aku akan menelpon security untuk membawa mereka kesini. Kembali duduk dan tunggu mereka disini." Perintahnya yg langsung dipatuhi oleh pemuda itu.

Sepuluh menit kemudian pintu utama di kediaman Wang terbuka. Kepala pelayan masuk dan membimbing keempatnya menuju ruang makan dimana keduanya sudah menunggu.

"Xiao Zhan, kenapa kau tidak bilang kalo rumahmu yg ini? Yangzen.

"Alamatnya kan sudah jelas."

"Tapi aku kira bukan yg ini. Xiao Zhan, ini bukan rumah, ini istana. Kau sungguh kaya raya! Aku bangga bisa memiliki teman sep-." Yangzen berkata heboh.

Fengli langsung mencubit lengan Yangzen, untuk menghentikan omongan temannya itu. Keempat sama terkejut dan tidak menyangka jika rumah yg disebut Xiao Zhan akan berbentuk istana megah nan mewah. Xiao Zhan sungguh menganggap remeh tempat tinggalnya ini.

"Aku tidak. Semua ini milik gege. Aku hanya menumpang hidup padanya." Xiao Zhan tidak merendah, apa yg dikatakan pemuda itu memanglah suatu kejujuran. Tapi dimata yg lain apa yg dikatakan olehnya adalah suatu kerendahan hati. Dan itu membuat mereka salut padanya.

Xiao Zhan membawa mereka mendekati meja makan untuk sarapan. Keempatnya menyapa Wang Yibo dengan hormat. Jika ketiganya saat ini memandang Wang Yibo dengan agung. Tapi lain dengan Hexuan, pria itu bingung dan coba menggali memorinya tentang informasi pria ini. Setahunya, Xiao Zhan hanya memiliki ibu dan kakak, dan tempat tinggal mereka bukanlah disini. Kalo begitu, mungkin ini adalah rumah kerabat dari pemuda ini. Tapi, kenapa dia tinggal disini? Kenapa tidak memilih tinggal di asrama jika ingin lebih dekat dengan kampus?

Istri Limited edition (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang