26

6.2K 703 69
                                    

Happy reading

***

Sebelumnya.

Di bandara. Pesawat yg ditumpangi Wang Yibo dan Wenhan baru saja mendarat dengan selamat. Keduanya baru saja tiba di kota XXX  setelah tiga jam lebih melakukan penerbangan. Keduanya sama-sama berangkat untuk untuk melakukan perjalanan bisnis, menginap di hotel yg sama, melakukan pekerjaan bersama, memiliki aktifitas yg sama, dan juga menaiki pesawat yg sama untuk tiba ke kota ini.

Tapi kini, perbandingan penampilan keduanya sungguh sangat jauh berbeda. Jika penampilan Wang Yibo terlihat cerah dan penuh energi positif, tapi tidak dengan Wenhan. Penampilan pria itu kini terlihat sangat kusut dan kacau dengan warna hitam yg menghiasi area bawah matanya, terlihat sekali jika pria itu tampak kurang tidur dan kurang istirahat.

Penampilan Wenhan yg seperti ini tentu saja bukan karena pria itu sibuk bersenang-senang diluar negri, tapi semua itu karena ia dipaksa bekerja ekstra. Ini karena waktu yg seharus berlangsung selama dua minggu untuk pekerjaan ini telah dipangkas menjadi separuhnya oleh sang atasan, dan itu membuat Wenhan tertekan dengan banyak tuntutan pekerjaan yg harus ia jalani.

"Asisten Wen, kenapa dengan wajah anda?" Sang sopir langsung menanyakannya ketika melihat wajah kuyuh pria itu.

"Tanyakan saja pada bosmu." Dengusnya. Keduanya kini sedang duduk di depan sehingga tidak memungkinkan Wang Yibo untuk mendengar pembicaraan keduanya yg dilakukan secara berbisik-bisik.

"Jangan begitu, bos kita itu tidak pelit. Bos pasti akan memberimu bonus dan tunjangan yg layak atas semua pekerjaanmu itu."

"Ya. Tapi sebelum aku bisa menikmatinya, aku pasti sudah lebih dulu mati karena tertekan." Gerutunya. Sang sopir hanya bisa tersenyum untuk menanggapinya.

"Yang sabar ya asisten Wen." Sang sopir hanya bisa mengatakan itu untuk mencoba menghiburnya, meski kalimat tersebut tidak akan berguna sama sekali.

"Apa anak itu sudah ada dirumah?" Tiba-tiba penumpang yg dibelakang bertanya.

"Nyonya tidak ada dirumah, tuan. Nyonya berpesan untuk tidak datang menjemputya karena ia akan menginap di asrama dengan teman-temannya." Sopir itu mengatakan yg sejujurnya. Dan itu mampu merubah mood Wang Yibo dalam sekejap. Dirinya yg semula sangat bersemangat untuk segera bisa sampai ke rumah karena berharap akan menemukan keberadaan sosok pemuda tersebut, namun harapannya itu sirna karena informasi yg diberikan oleh sang sopir.

Mendung pun seolah menghiasi wajah Wang Yibo yg sebelumnya terlihat sangat cerah. Bibirnya kini ditekuk kebawah karena merasa tidak senang.

Anak nakal! Dia bahkan tidak perlu meminta izinku untuk melakukan itu. Setelah ini aku pasti akan menghukumnya.

Batinnya tak senang.

"Langsung menuju kampus sekarang juga." Perintahnya yg membuat Wenhan sekali lagi ingin menangis. Ia ingin segera bisa pulang ke rumah agar bisa tidur dan beristirahat, tapi bosnya ini malah masih ingin pergi ke tempat lain.

Wenhan ingin berteriak untuk protes, tapi mana mungkin ia berani melakukannya. Pasrah, inilah suratan takdir untuk dirinya.

Tidak sampai tiga puluh menit mobil milik pria itu sudah tiba di area kampus. Karena Xiao Zhan mengatakan akan menginap di asrama, maka Wang Yibo pun langsung menyuruh sopir membawanya ke bangunan asrama.

Istri Limited edition (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang