02. Membingungkan?

64.1K 3.3K 42
                                    

Keya sudah pulang di jam sembilan malam, biasanya gadis itu akan pulang pukul sepuluh atau sebelas malam jika bermain ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keya sudah pulang di jam sembilan malam, biasanya gadis itu akan pulang pukul sepuluh atau sebelas malam jika bermain ke rumahnya. Anyelir menatap mobil yang keluar dari pekarangan rumahnya, sekarang Keya sudah bekerja di perusahaan besar, maka dari itu dia harus membatasi waktu bermainnya agar besok tidak kesiangan. Gadis itu memilih duduk di teras rumah sambil menatap lampu jalanan yang ada di depan rumahnya. Suasana semakin sepi sebab Anyelir tinggal di perumahan yang penghuninya adalah orang-orang sibuk, benar tidak akan ada bayangan para tetangga berkumpul di salah satu rumah hanya untuk sekedar mengobrol. Mereka berangkat pagi, pulang malam, meski ada di rumah mereka tetap berdiam diri  daripada berinteraksi dengan orang lain. Namun itu adalah hal paling disyukuri oleh Anyelir, hidupnya tentram dan damai, tidak perlu menghabiskan tenaga untuk berinteraksi dengan mereka.

Mendengarkan salah satu lagu dari penyanyi yang bernama Hayd, membuat Anyelir semakin betah berada di teras rumah sendirian. Menatap gelapnya langit malam hingga angin terus menerpa ke arahnya, membuat kulit kaki dan tangannya yang tidak terbalut apapun terasa dingin.

Tidak lama sebuah mobil memasuki pekarangan rumah, tetapi Anyelir tidak menyadari itu, dia sedang menikmati suasana sembari terus mendongak melihat gelapnya malam. Ketika dia tengah mempunyai masalah, ini adalah cara ampuh Anyelir untuk menenangkan pikirannya. Anyelir tengah sibuk memutar kenangan yang menurutnya sangat indah tentu saja itu bersama Biru. Pantai, itu adalah tempat paling favorit bagi Anyelir namun entah bagi Biru, rasanya sakit sekali hubungan sudah lama namun Biru sama sekali tidak menunjukan bahwa lelaki itu juga mencintainya.

Anyelir menghembuskan napas kasar, dia tersadar tidak jauh darinya terdapat Biru yang baru saja keluar dari mobil. Lelaki itu membawa paperbag lumayan besar, wajah yang tadinya tampak sedih kini berseri-seri sebab Biru menuruti permintaannya lagi, padahal tadi siang Biru seperti tidak tertarik.

"Ngapain di luar? Dingin mau sakit?" Suara Biru menyapa, membuat hati Anyelir menghangat. Dia selalu kalah setiap kali berhadapan dengan Biru. Rasa tak ingin melepasnya akan kembali datang ketika dia bertemu dengan Biru, padahal Anyelir pernah ingin memutuskan hubungan yang benar-benar membingungkan ini, ketika sudah memikirkannya seharian di kamar. Akan tetapi saat dia kembali bertemu dengan Biru pemikiran itu seakan lenyap, dia tetap mau bersama dengan Biru meski hatinya terus terluka karena diabaikan. Ketahuilah, Anyelir selalu merasa nyaman dan terlindungi jika berada di dekat Biru, bukan hanya karena rupa Biru yang hampir sempurna. Mungkin karena dia sendirian di kota ini, dan Biru selalu menemaninya setiap hari meskipun waktu mereka sangat terbatas. Dan dari situlah Anyelir tidak ingin melepas Biru, mereka sudah lama bersama rasanya akan berat jika salah satunya pergi.

"Seru aja di sini," balas Anyelir dengan senyuman lebar, Biru hanya mendengus kesal.

"Banyak alasan. Buat nunggu aku 'kan?! Kamu jangan bodoh Anye, di sini dingin nanti kamu sakit bisa 'kan nunggu di dalem!"

Anyelir menghela napas lagi bingung mau membalas apa, dia gandeng saja tangan Biru agar lelaki itu mengikutinya masuk ke dalam rumah. "Aku gak nunggu kamu kok, tadi siang 'kan kamu bilang gak tau bakal ke sini atau enggak. Aku cuman lagi menikmati suasana malam aja kok di luar, udah sering aku kaya gini pas lagi ada masalah, sekalian tadi nganter Kedepan" balas Anyelir, dia mendudukan dirinya di sofa diikuti oleh Biru.

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang