Anyelir tidak tahu apa yang harus dia lakukan pagi ini. Dia sama sekali tidak bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya. Ditatapnya jendela kamar yang menampilkan taman kecil di samping rumahnya, terlihat sejuk pagi ini. Namun rasa sejuk itu tidak bisa menular pada hati Anyelir yang masih panas. Dia menghembuskan napasnya kasar, mungkin ajakan Keya satu jam yang lalu bisa mengubah suasana hatinya menjadi sejuk lagi seperti hari-hari biasanya.
Anyelir segera menghubungi Keya kembali, satu jam yang lalu Keya mengajaknya ke Desa tempat Neneknya tinggal untuk menjenguk beliau. Awalnya Anyelir menolak sebab suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Namun setelah dipikir-pikir, pergi menjauh dari kota untuk sementara waktu akan membuatnya sedikit demi sedikit tidak memikirkan Biru lagi.
Anyelir mencoba untuk memyemangati dirinya ketika Keya membalas pesannya, dan akan menjemput Anyelir jika gadis itu sudah siap mempacking barang-barang yang akan di bawa. Gadis itu pun segera mengeluarkan pakaian serta barang-barang yang dibutuhkannya lalu memasukannya ke dalam koper.
"Cukup ga ya, bawa baju segini?" gumam Anyelir sembari menatap pakaian yang sudah ditata rapi di dalam koper. Tidak lama Keya sudah tiba di depan rumahnya, Anyelir segera menghampiri Keya sembari menyeret koper serta membawa beberapa kantong plastik dan paperbag berisi snack dan makanan lainnya.
Keya, gadis berambut sebahu itu melepaskan kacamata hitam nya lalu tersenyum lebar pada Anyelir. "Siap?" tanya Keya bersemangat.
"Banget, aku juga kangen sama Nenek kamu. Kangen juga sama masakannya. Terakhir kali kita ke sana dua tahun yang lalu 'kan?" tanya Anyelir sembari mengangkat koper meletakan-nya di bagasi mobil.
Keya memberi jawaban dengan anggukan. "Tapi satu setengah jam yang lalu lo nolak ajakan gue, Nye, mana wajahnya kaya gak semangat hidup lagi. Lo kenapa Nye?" tanya Keya, dia tidak diam saja. Tangannya sibuk memasukan beberapa plastik dan paperbag tadi yang dibawa oleh Anyelir ke kursi belakang.
"Gak kenapa-napa kok, tadi aku emang lagi gak semangat buat beraktivitas aja, tapi setelah dipikir-pikir mungkin bakalan seru juga ke rumah Nenek kamu. Di sana 'kan kita diajak nyoba hal-hal baru yang kita gak bisa lakuin di sini," balas Anyelir penuh semangat.
Keya mengangguk setuju, dia merangkul Anyelir dengan semangat. "Pokoknya selama kita tinggal di rumah Nenek, gue gak akan biarin lo masang muka lemes lagi, gue bakal berusaha sebisa gue, biar lo seneng selama di sana."
Anyelir mengerucutkan bibirnya siap menangis karena terharu dengan perkataan Keya, hanya gadis itulah yang mengerti dengan suasana hatinya, meskipun dia tidak menceritakan apa yang dialaminya.
"Gausah gitu Anye, geli tau," decak Keya melepas rangkulan nya, lalu mendorong Anyelir agar cepat masuk ke dalam mobil.
"keya kamu baik banget, pokoknya kamu sahabat terbaik aku sampai akhirat!" jerit Anyelir lalu memeluk Keya yang akan membuka pintu mobil kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
RandomAnyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusah...