Anyelir dan Keya sudah pulang kemarin sore, setelah mereka menghabiskan waktu lima hari di rumah Nenek Keya. Tentu saja Nenek tidak membiarkan cucu-cucunya pulang dengan tangan kosong, dia memberikan buah tangan yang lumayan banyak sampai mobil mereka penuh. Sekarang Anyelir tengah membereskan macam-macam sayur, buah dan makanan khas sana di dapur. Kulkas Anyelir yang tadinya terlihat kosong sebab hanya ada air dingin, kini terisi penuh. Anyelir teringat dengan Keya, perempuan itu tidak pandai memasak. Anyelir menebak jika semua yang diberikan oleh Nenek akan membusuk di kulkas.
Sesuai dengan janjinya, Anyelir akan membuatkan Keya bekal selama satu minggu. Maka dari itu sekarang Anyelir mulai menyiapkan bahan untuk ia memasak. Rencananya Anyelir akan membuat tumis tauge tahu, dan tumis tempe kacang panjang serta ayam goreng. Sibuk berkutat di dapur, Anyelir sampai tak menyadari jika Keya sudah berada di dapur lewat pintu belakang sebab pintu utama masih terkunci.
"Emm ... wangi banget!" seru Keya sampai Anyelir terlonjak kaget, sedangkan Keya sudah tertawa melihat ekspresi lucu Anyelir.
"Makasih ya Anye, udah mau buatin gue bekel."
"Iya sama-sama. Keya kamu tuh harus belajar masak tau, biar irit. Gak beli terus kalo mau makan." Keya mengerucutkan bibirnya, dia duduk di kursi meja pantry sambil memperhatikan Anyelir yang tengah mengaduk masakannya.
"Susah Anye, lo tau 'kan waktu itu dapur apart gue sampe mau kebakar," keluh Keya.
Anyelir teringat lalu tertawa pelan. "Ya kamunya fokus ke ponsel terus, jadinya masakan kamu gosong."
"Pelan-pelan ya Keya, nanti aku ajarin deh dari masakan yang paling mudah," lanjut Anyelir, Keya membalas dengan anggukan semangat. Dia menyesal sedari dulu tidak mau diajari memasak oleh Nenek, dan sekarang dia kesulitan jika ingin makan. Dan dia menjadi boros sebab membeli makanan terus setiap harinya, kadang jika uangnya mulai menipis Keya akan menumpang makan di rumah Anyelir.
"Anye mending sayuran yang ada di kulkas gue, gue kasih ke lo deh."
"Gak, kulkas aku udah penuh. Itu buat nanti kamu belajar masak."
"Terserah Bunda Anyelir aja deh," goda Keya.
"Keya apaan sih, geli tau." Gadis itu mencebikan bibirnya, membuat Keya tertawa terpingkal-pingkal.
"Ya soalnya lo tuh kaya keibuan banget, udah cocok lo jadi Bunda muda. Cepet suruh Biru halalin lo deh, gue yakin anak lo sama Biru bakalan lucu banget." Pipi Anyelir langsung memerah, lalu mengibaskan tangannya.
"Keya diem deh, gak jadi aku buatin bekal kalo kamunya gitu," ancam Anyelir.
"Kok gitu sih Anye, males ah," rajuk Keya.
"Makanya kamu jangan gitu."
"Emangnya kenapa? Lo gak mau nikah dan punya anak sama Biru? Biru kan udah mapan juga, nunggu apalagi?" Anyelir langsung terdiam, menikah dan mempunyai anak bersama Biru, itu adalah impian nya sedari dulu ketika dia mengenal Biru. Dia selalu berdoa hubungannya langgeng bersama Biru, sekarang hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun, bahkan sebentar lagi akan menginjak tujuh tahun. Kisah mereka dimulai ketika Anyelir kelas sebelas, sedangkan Biru kelas duabelas SMA. Usia Biru sekarang sudah menginjak 24 tahun dan Anyelir lebih muda satu tahun, mungkin masih banyak hal yang ingin dicapainya maka dari itu Anyelir hanya bisa menunggu sampai waktunya tiba, dimana Biru memang sudah benar-benar siap menikahinya. Usia mereka juga masih cukup muda untuk mereka menikah, jadi Anyelir tidak terlalu memaksa Biru untuk segera menikahinya. Anyelir pun merasa belum siap, apalagi banyak sekali berita tentang kegagalan dalam rumah tangga yang membuat Anyelir merasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
RandomAnyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusah...