Hari sabtu dan minggu adalah hari paling bebas menurut Anyelir, sebab dia tidak perlu pergi bekerja. Dan sekarang adalah hari sabtu dimana Anyelir akan membereskan rumah dan berleha-leha. Lalu biasanya untuk hari minggu, Anyelir akan mengajak Biru, Keya atau Mitha berjalan-jalan. Anyelir lebih dulu membuat sarapan untuk dirinya sebab jika di pagi hari Anyelir mudah lapar dan Anyelir suka sarapan berat, dibanding memakan roti dengan susu ataupun sereal.
Untuk sarapan Anyelir memasak soto ayam dan juga tempe goreng tepung, tak lupa dia juga memasukan beras yang sudah dicuci ke dalam rice cooker. Setelah masakannya jadi, Anyelir tak langsung memakannya sebab beras yang ada didalam rice cooker itu belum matang. Jadi Anyelir memilih untuk pergi ke kamar, mengambil keranjang berisi pakaian kotor lalu berjalan ke ruang laundry untuk memasukan baju kotornya ke mesin cuci. Urusan menyapu Anyelir mengandalkan robot pembersih lantai yang bergerak sendiri, sambil menunggu Anyelir memilih untuk membereskan tempat tidur yang masih berantakan, wajah nya tiba-tiba memerah saat mengingat kembali kejadian tadi malam.
Dimana Biru tiba-tiba ingin tidur bersama. Anyelir seperti menemukan sisi lain dari Biru, Biru yang dikenalnya sangat cuek namun Biru yang semalam sangat aneh, lelaki itu begitu hangat. Memeluk Anyelir dengan erat menceritakan kesehariannya di kantor dan bercerita hal random lainnya. Biru juga mencium kening serta pipinya berkali-kali, dimana itu kali pertama Anyelir merasakannya selama menjalin hubunga dengan Biru, meskipun itu bukan pertama kali bagi Biru sebab Anyelir sudah sering kali mencium kening Biru bahkan bibir. Garis bawahi hanya sekedar mengecup, selebihnya tidak pernah.
Namun Anyelir harus menelan rasa kecewa sebab Biru tiba-tiba di telepon, lalu berpamitan tanpa memberitahu siapa yang menelponnya hingga membuat Biru terlihat terburu-buru.
Anyelir segera menggeleng, mencoba mengalihkan pikirannya dari ingatan semalam. Dia kembali fokus membereskan tempat tidur, setelahnya pergi ke dapur lagi untuk memeriksa apakah nasinya sudah matang atau belum, ternyata dugaannya benar. Nasinya sudah matang, Anyelir segera menyendok nasi ke dalam piring lalu menuangkan kuah soto ayam ke atas nasi dan meletkan dua tempe goreng juga.
Memakannya dengan lahap, sampai harus nambah sebanyak dua kali. Anyelir sama sekali tidak merasa takut berat badannya bertambah, sebab sebanyak apapun Anyelir makan, bentuk tubuhnya tidak berubah. Kecuali pipi dan bokongnya yang semakin mengembung.
Sekarang Anyelir sudah selesai dengan urusan membereskan rumah, termasuk menjemur pakaian. Dia merebahkan diri di sofa ruang tv sembari menonton drama korea, sesekali dia membalas pesan dari Ibunya yang menanyakan kabar.
Bunda
Kamu mau apa Nak? Tagihan listrik sudah Bunda bayar ya, kamu jangan khawatir sayang. Ayah juga udah tf 'kan. Belanja ya, beli apa yang kamu butuhin ya sayang, maaf Bunda sama Ayah belum bisa pulang sekarang. Bunda usahain bulan depan ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
RandomAnyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusah...