"Iya, Bunda maksih ya." Anyelir menundukan kepalanya setelah itu tersenyum lembut ke arah Ariana yang merupakan Ibu dari Biru, setelah drama di halte Anyelir memutuskan untuk masuk lagi ke dalam mobil, hingga pada akhirnya dia berujung di sini, di rumah Biru. Dia disambut dengan hangat oleh Bunda Biru, sedangkan Ayahnya Biru belum juga datang dari rumah temannya.
Di tangan Anyelir sudah ada paperbag berisi oleh-oleh dari Thailand, Bunda dan Ayah Biru memang baru saja datang tadi malam dari Thailand setelah berlibur selama seminggu bersama Heca adik Biru. "Sama-sama sayang, semoga suka ya. Ada baju juga di sana, Heca yang pilih, kembaran juga sama Heca cuman beda warna," balas Bunda lalu mengusap rambut Anyelir yang masih terlihat gugup.
Meskipun hubungan Anyelir dan Biru sudah lama, tapi Biru hanya beberapa kali mengajak Anyelir main ke rumah nya. Dari situlah Anyelir masih merasa gugup, takut jika dia tidak sesuai dengan ekspetasi keluarga Biru, takut jika keluarga Biru tidak menerimanya meskipun semua itu bisa dibantah karena keluarga Biru sangat baik. Anyelir juga berpikir, jika Biru akan menemaninya di sini seperti biasa saat Biru mengajak kerumahnya. Namun ternyata Biru kembali lagi ke Kantor, dan akan pulang pada pukul lima sore.
"Bunda tuh tadinya mau ngajak kamu belajar bikin kue, tapi kayaknya kamu lebih jago deh daripada Bunda," sahut Bunda dibarengi kekehan.
Anyelir langsung menggeleng. "Enggak kok Bunda, jangan seperti itu," balas Anyelir merasa tak enak.
"Kita bikin kue brownies keju yang waktu itu Biru bawa yuk, enak banget loh sayang Bunda sampe rebutan sama Ayah," ajak Bunda beliau terlihat sangat antusias.
"Makasih banyak Bunda, nanti kalo Bunda suka aku bakal kirim lagi buat Bunda."
"Sama-sama sayang, boleh deh. Nanti kalo ada acara keluarga Bunda bakal pesen kuenya ke kamu aja, emang bener-beber enak. Bukan karena kamu calon mantu Bunda kok." Anyelir tertawa salah tingkah.
"Siap Bunda, ayuk kita bikin." Keduanya langsung ke dapur, untungnya Bunda sudah membeli semua bahan-bahan yang dibutuhkan jadi keduanya tinggal membuat saja.
"Heca kemana, Bunda?"
"Masih tidur dia, bangun cuman makan doang."
"Kecapean pasti Bun."
"Iya dia jompo banget, kalah sama Bunda yang gak mau diem ini." Anyelir tertawa, terkadang Bunda selalu melontarkan kalimat yang membuat Anyelir tertawa dan merasa tidak canggung lagi, Bunda tuh selalu heboh sedangkan Ayah Biru cenderung pendiam seperti Biru sampai Bunda seringkali kesal. Untungnya dia mempunyai Heca yang sama-sama heboh. Biru juga ternyata mempunyai satu Kakak laki-laki yang sudah menikah, sifat nya juga sama dengan Biru, bahkan perkataanya lebih tajam dibanding Biru.
Keduanya terus bercerita hingga brownies keju buatan mereka matang, kini keduanya sudah kembali ke ruang tamu sambil memakan brownies buatan mereka. Heca turun sembari menggaruk kepalanya sampai rambutnya tambah awut-awutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
RandomAnyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusah...