11. Rencana

47.7K 2.5K 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah pulang dari rumah Aslan, Biru merasa perasaan nya semakin tak tenang, dia tetus memikirkan perkataan Aslan, memikirkan hubungannya juga dengan Anyelir. Dulu memang niatnya menjadikan Anyelir pasangan agar ia bisa segera melupakan Ara, yang menolaknya karena tidak ingin merusak persahabatan mereka. Namun di balik itu semua, ternyata Ara juga menyimpan rasa pada Aslan, kakak dari Biru yang usianya terpaut cukup jauh.

Anyelir yang memang tadinya menunjukan rasa sukanya secara terang-terangan pada Biru, tentu saja sangat senang ketika Biru mengajaknya untuk berkencan. Hubungan mereka terus berlanjut meskipun Biru sudah menunjukan ketidak tertarikannya pada Anyelir, tetapi gadis itu tetap pada tujuannya membuat Biru nyaman berada di dekatnya, hingga pada akhirnya Biru tidak mempermasalahkan jika dia berpacaran dengan Anyelir. Dan dia selalu menuruti apapun kemauan Anyelir, hingga berlangsung sampai sekarang. Bukan hanya Anyelir yang bingung dengan Biru, namun Biru pun sangat bingung dengan perasaannya Apakah sekarang ia telah mencintai Anyelir? Semuanya masih terlihat abu-abu. Hanya saja Biru selalu merasa takut, takut jika Anyelir pergi meninggalkan nya.

Jika Anyelir tengah marah, ataupun merajuk, perasaan Biru selalu tak tenang. Dia selalu berpikir keras bagaimana caranya membuat Anyelir agar tidak marah atau merajuk lagi. Biru pun merasa aneh karena beberapa hari ini sejak dimana dia menyusul Anyelir ke desa tempat Nenek Keya tinggal, dia berani menurunkan egonya dan mulai berani menyentuh Anyelir. Maksud dari kata menyentuh adalah seperti Biru mengusap pipi Anyelir, mengusap rambut hitam lurus nya, dan juga memeluk serta mencium gadis itu. Biasanya Anyelir yang melakukan itu, tapi sialnya Biru tanpa merasa bersalah berkata jika ia risih.

Biru menghela napas pelan, dia menuruni tempat tidur, lalu pergi keluar kamar. Di ruang tamu Biru bisa melihat Bunda dan Heca yang tengah menyelesaikan tugas semalam yaitu membuat tas dari benang rajut.

"Tadi habis dari mana, Nak?" tanya Bunda saat Biru ikut duduk di samping Heca.

"Rumah Bang Aslan," jawab Biru.

"Seharusnya kamu kasih tau Bunda dulu, Bunda mau nitip brownies yang kemarin Bunda buat sama Anye. Kebanyakan, ga ada yang makan, Ara juga suka sama brownies," ucap Bunda.

"Udah nanti Biru sama Heca aja yang makan," balas Biru terdengar malas.

"Aslan sama keluarga-nya baik-baik aja 'kan Nak?"

"Baik kok Bun. Dia selalu keliatan baik, Bunda gak usah mikirin dia. Dia aja gak pernah mikirin Bunda," cetus Biru dengan tangan yang terus memainkan rambut Heca. Untung nya sekarang Heca tengah fokus, jadi tidak merengek karena dijahili oleh Biru.

"Hus ngomongnya. Aslan 'kan sibuk kamu tau sendiri 'kan. Kamu satu kantor sana Aslan, kalian ini sering banget nggak akurnya padahal udah pada tua juga  heran Bunda," gerutu Bunda sembari menggelengkan kepalanya.

"Biru mau ke rumah Anyelir dulu, Bun," pamit Biru, dia juga mengecup pipi Heca sampai membuat anak itu berteriak histeris karena terganggu dengan ulah Biru.

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang