Anyelir tidak pernah merasakan kekesalan berlebihan terhadap Biru, sebab dia terlalu mencintai lelaki itu, dan mengubur rasa kesal setiap kali Biru melakukan hal-hal yang membuatnya kesal. Namun sekarang dia tidak berpikir untuk mengubur rasa kesalnya. Apalagi kekesalannya sekarang bertambah. Anyelir pikir, Biru akan langsung pulamg, namun ternyata tidak. Lelaki itu malah mencari muka kepada Nenek, bahkan Anyelir sampai terkejut dengan kedatangan Biru bersama Nenek Keya. Di pundak kiri lelaki itu terdapat karung beras sedang berisi pupuk untuk tanaman, sedangkan tangan kanannya menenteng keranjang sayur milik Nenek.
Penampilan Biru yang selalu terlihat rapih, kini malah sebaliknya. Entah lelaki itu memakai baju siapa yang pasti baju itu sering kali dipakai oleh para bapak-bapak yang akan bertani. Nampak kotor bahkan sampai ke wajahnya terlihat lusuh.
"Liat deh Biru, udah kaya gembel," bisik Keya dengan wajah yang masih terkejut.
"Jadi Biru gak pulang? malah nyamperin Nenek gue," lanjut Keya pada Anyelir, kedua gadis itu berada di gazebo sembari memotong beberapa buah untuk dijadikan salad.
Anyelir menghela napa pelan. "Biarin aja."
Biru dan Nenek menghampiri mereka, keduanya duduk setelah meletakan barang bawaan mereka. "Aduh pinggang Nenek," keluh Nenek setelah mendaratkan bokongnya di gazebo.
Anyelir ysng melihat itu langsung menuangkan air putih ke dalam gelas lalu memberikannya pada Nenek. Sedangkan Keya mulai memijat kaki Nenek. "Cucu-cucu Nenek pada baik, terima kasih. Anye pacarmu juga kasih minum, dia seharian bantu Nenek di kebun."
Anyelir kali ini menurut, dia memberikan segelas air pada Biru yang langsung diterima oleh lelaki itu. "Kenapa lo bisa tau kebun Nenek?" tanya Keya.
"Tadi Nenek gak kuat bawa pupuk, Nenek duduk di deket tugu samping sawahnya Pa Iman terus ketemu sama anak ganteng ini, dan Nenek dibantu." Nenek yang menjawab, Keya melirik Anyelir yang kembali fokus memotong buah.
"Yaudah, makasih udah bantu Nenek gue. Mending sekarang lo pergi," usir Keya membuat Nenek terkejut, sedangkan Biru seperti tidak mendengar perkataan Keya dia tengah fokus memandangi Anyelir.
"Keya jangan seperti itu, tidak sopan! Dia sudah bantu Nenek, terus dia juga pacar Anye. Biarin dia di sini dulu pasti lagi kangen sama Anye. Dia juga butuh istirahat." Anyelir seperti menulikan telinganya. Sedangkan Keya sudah melotot ke arah Biru, dia mengarahkan pisau yang dipegangnya pada Biru.
Biru mengabaikan Keya, dia malah mengusap kepala Anyelir dengan lembut. Anyelir langsung menggeser duduknya sedikit menjauh dari Biru, mungkin Biru pikir Anyelir akan luluh, tapi kali ini tidak. Nenek yang melihat itupun menggeleng pelan.
"Yasudah, Nenek mau mandi dulu ya, pacar Anye makan dulu aja. Tadi di kebun cuman makan roti. Anye kasih makan, biar Keya yang motong buah nya," titah Nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About You
RandomAnyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusah...