'Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi' Racau Ice dalam hati.
Ice yang mengingat kejadian semalam menatap ngeri ke arah Galaksi.
Sedangkan Fang, yang terkejut dengan kelakuan Thorn, juga merasa tercengang, dia hanya berharap Thorn tidak menjadi sasaran Galaksi, apalagi mengingat semalam Pamannya bilang emosi Galaksi sedang tidak stabil.
Galaksi menatap Thorn dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Solar lihat ini lucu sekali" Thorn menggoyangkan benda itu di hadapan Solar.
"Thorn apaan sih kayak anak kecil aja, balikin" Ucap Solar masih fokus pada handphonenya.
"Tapi..."
"Balikin Thorn" Solar memotong ucapan Duri, namun nadanya begitu rendah.
Thorn sadar jika Solar sudah sampai seperti ini, berarti dia tidak suka dengan kelakuannya.
"Ini, Thorn balikin lagi. Maaf karena tadi Thorn minjemnya maksa. Galaksi jangan marah ya" Ucap Thorn sedikit murung, sambil menundukkan kepalanya.
"Hm" Galaksi hanya tersenyum dan berdehem sebagai respon.
Thorn memutar tubuhnya. Diapun menelungkupkan wajahnya ke bangku, menghela napas berat. Dia yakin Solar pasti akan mendiamkannya. Fang dan Ice menghembuskan napas lega, karena setidaknya Galaksi tidak kesurupan lagi.
"Thorn, lihat deh ada toko tanaman baru di dekat komplek perumahan kita. Nanti sore gue ajak kesana ya. Katanya lo mau cari bibit bunga Merry gold" Ucap Solar merangkul Thorn dari belakang, dan menunjukkan apa yang ada di handphonenya.
"Iya Solar, Thorn mau, Thorn juga mau beli bibit bunga matahari buat Solar" Ucap Thorn tersenyum.
"Ya udah nanti sore kita gas" Ucap Solar semangat.
Melihat percakapan itu, Galaksi tersenyum. Dia jadi teringat pada Taufan. Dia jadi teringat betapa miripnya Thorn dengan Taufan waktu kecil. Dan dengan melihat Solar dia jadi merindukan sosoknya yang dulu. Galaksi bisa merasakan betapa pedulinya dia pada Thorn.
Thorn dan Solar memang seperti gambaran Galaksi dan Taufan di masa lalu.
Ice yang melirik Galaksi dengan ekor matanya, sangat paham perasaan Galaksi. Dia tahu jika Galaksi pasti sedang mengingat kembarannya.
Sayangnya hubungannya dengan Blaze juga belum begitu membaik. Apalagi karena kehadiran Sky, Ice merasa jika Blaze tidak sehangat dulu. Bahkan semalam saja dia terus saja bercerita tentang Sky dari A sampai Z. Sepenting itukah Sky dimatanya sekarang.
Ada perasaan senang karena Blaze telah kembali. Namun ada perasaan terluka juga karena dia merasa dirinya tidak sepenting itu lagi.
****
Saat jam istirahat, Solar and the genk sedang berkumpul di meja kantin kesayangannya. Mereka sedang menunggu pesanan mereka masing-masing.TING!
Notifikasi di Handphone Thorn berbunyi."Woy bocil, sini ke kelas cepet, pinjem PR biologi. Kalo lo nggak datang, gue geledah tas Solar, dan robek buku Pr-nya secara paksa" Zaky.
Melihat Solar dan Fang yang fokus pada handphonenya, Thorn pun segera beranjak dari kursinya.
Dia berlari ke arah kelas. Dan terlihat ada dua orang yang sudah menunggunya dengan tidak sabaran di dekat bangkunya dan Solar. Thorn melangkah ke kelas dengan wajah takutnya.
"Dasar keledai, lelet banget sih kayak siput. Gue udah minta dari pagi, tapi lo nggak ada respon sama sekali" Ucap seseorang, dia adalah Rizal, teman Zaky yang mengirim pesan pada Thorn tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Remaja 8 Anugerah
FanfictionApakah benar manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah anugerah. Lalu mengapa 8 Remaja ini merasa sebaliknya, hidup yang Tuhan berikan pada mereka hanyalah sebuah beban, yang harus mereka bawa kemana-mana. Penghinaan terhadap diri sendiri, hinaan...