Epilog

68 9 4
                                    


Fantasi Angkasia Galaxy
Galaksi Sky Halilintar
Cakrawala Mega Taufan
Gempa Wiraga
Blaze Nova Agniraka
Ice Dirgantara
Thony Ornadhio
Solar Adi Cahya

Kini tak ada lagi yang tersisa, kedelapan anugerah yang dititipkan oleh Tuhan itu, telah kembali ke penciptanya. Menyisakan 8 gundukan tanah dan air mata dari orang-orang yang menyayanginya.

Jika masih diberikan kesempatan, mereka ingin sekali mengulang waktu, dan menjaga 8 Anugerah itu dengan baik. Tapi apa daya kini kedelapan remaja itu telah pergi meninggalkan dunia ini.

1 tahun telah berlalu....

Mereka semua kembali menghampiri makam itu,  hari ini adalah hari peringatan kematian mereka setelah 1 tahun.

Saat mereka hendak berziarah ke sana, apa yang mereka lihat bagaikan mimpi. Kini kedelapan remaja itu tengah berdiri tegak sambil tersenyum kearah mereka, wajah mereka begitu berseri, dengan pakaian yang putih bersih.

Amato dihampiri oleh kedua putranya yang kemudian memeluknya.

"Terimakasih karena Ayah telah menyayangiku, Aku juga sayang Ayah" Ucap Galaksi

"Terimakasih karena telah memberikanku identitas yang jelas, aku suka batu nisannya Pa. Cakrawala Mega Taufan bin Angkasa Maha Putranto" Ucap Taufan riang lantas mereka pun mundur kembali.

Amato sedikit tertawa kecil karena ucapan Taufan

Kini giliran Gempa yang melangkah maju dia memeluk Ibunya dengan begitu erat.

"Terimakasih karena selalu menganggapku sebagai sebuah anugerah, disaat aku merasa kehadiranku hanya sebuah beban bagi Ibu dan Ayah" Ucap Gempa lantas melepaskan pelukannya dan melangkah mundur.

Blaze dan Ice saling pandang kemudian melangkah secara bersama-sama.

"Maaf, jika aku hanya menjadi seorang Bedebah selama hidupku, tolong maafkan putramu yang nakal ini Ayah, dan terimakasih telah memberikanku keluarga baru yang lengkap, seorang adik, dan seorang Ibu" Ucap Blaze.

"Aku sangat ingin bersyukur karena, Blaze sekarang sudah menerimaku dan Ibuku, tapi aku lebih bersyukur lagi karena Tuhan mengijinkan aku untuk menemani kakakku yang nakal ini agar tidak sendirian di atas sana" Ucap Ice lagi-lagi saling menoleh ke arah Blaze.

Mereka berdua pun memeluk Ayah dan Ibunya secara bersamaan, sebelum akhirnya kembali mundur ke posisi tadi.

Solar dan Thorn, berjalan dengan saling berpegangan tangan. Bahkan saat meninggal pun kedua jasadnya memang saling berpelukan, bagaikan duri yang melekat pada tangkai mawar.

"Terimakasih Mama dan Om Adi, maaf Thorn nggak punya prestasi, karena Thorn hanyalah seekor keledai dungu yang tidak berguna. Tapi Thorn bangga karena memliki kalian di hidup Thorn" Ucap Thorn tersenyum dengan riangnya.

"Papa, jangan sedih ya, karena putra kesayanganmu ini sekarang harus gugur dalam pertarungan, ini adalah kali pertamanya aku gagal, dan membuat Papa kecewa. Maaf" Ucap Solar tersenyum.

Lantas Thorn dan Solar pun memeluk Adi dan Dian. Sebelum berjalan mundur kembali.

Yang terakhir adalah giliran Fang, kini Fang melangkah maju dan menghampiri semuanya sambil mengucapkan kata maaf, dan terakhir dia menghampiri Kirana yang kini duduk di kursi roda sebelah Amato.

"Ma, terimakasih karena sekarang Mama udah terima aku sebagai putra Mama, walaupun aku memang sebenarnya tidak ada hubungan sama sekali dengan Mama, tapi aku sayang Mama" Ucap Fang lantas menidurkan kepalanya di pangkuan Kirana, membiarkan Kirana mengusap rambutnya secara halus. Setelah puas Fang pun lantas mundur kembali.

Tiba-tiba di belakang mereka muncullah sosok orang-orang yang disayanginya, namun telah pergi mendahului mereka.

Di belakang Hali dan Taufan ada Kuputeri dan Kakek Aba.

Di belakang Fang, ada Kaizo, Sukma dan Kakek Angkasa.

Di belakang Gempa ada Yahya, Ayahnya.

Di belakang Blaze dan Ice ada Vira Mamanya Blaze, dan Is Ayah Ice.

Dan di belakang Thorn dan Solar, ada Doni Ayah Thorn dan Rima Mama Solar.

Mereka semua melambaikan tangan.

"Kami janji mulai sekarang, kamilah yang akan menjaga mereka"Ucap mereka semua kompak lantas menghilang dari tempat itu.

Untuk mengenang mereka, Ayah Gopal menyiapkan satu tempat istimewa di karnavalnya, tempat ini terlihat seperti ruangan museum.

Didalamnya, berisi pakaian-pakaian mereka, seperti seragam sekolah, tas, sepatu, jakcet serta beberapa barang penting lainnya.

Beberapa barang peninggalan mereka juga di pajang disana dan tata rapi.

Bola basket dan beberapa medali dan piagam milik Fang semasa hidupnya.

Buku catatan milik Hali, yang menyimpan begitu banyak rahasia selama ini. Serta gantungan kunci Pikachu miliknya.

Sebuah potongan papan skateboard yang telah rusak milik Taufan ada 2 yang pertama adalah papan yang dirusak oleh Blaze dan yang kedua papan yang sudah usang yang dibawa saat ke Markas The Queen of Demon's.

Gempa juga memiliki beberapa piagam, yang didapatkan ketika mengikuti berbagai kegiatan organisasi di sekolah.

Barang-barang sirkus milik Blaze, dan sebuah pakaian Taekwondo yang sudah tidak pernah dipakai lagi oleh pemiliknya.

Di meja bagian Ice, terdapat sepasang gelang persaudaraan milik Blaze dan Ice, ada boneka paus kesayangannya, dan sebuah kotak musik yang berisikan patungnya dan patung Blaze yang saling berpegangan tangan.

Di bagian meja Thorn terdapat lukisan yang begitu cantik, yaitu lukisan bunga mawar merah yang penuh dengan duri, di bagian samping terdapat tulisan 'sebelum menyentuhnya, singkirkan durinya terlebih dahulu'

Di meja bagian Solar terdapat begitu banyak piagam, medali, dan piala serta beberapa buku-buku pengetahuan umum dan kedokteran.

Di tengah-tengah ruangan itu ada sebuah foto kolase besar berwarna hitam putih, yang diletakkan secara acak, didalam foto itu terdapat foto kedelapan remaja itu dan ditengahnya terdapat tulisan SAVIOUR.


Di tengah-tengah ruangan itu ada sebuah foto kolase besar berwarna hitam putih, yang diletakkan secara acak, didalam foto itu terdapat foto kedelapan remaja itu dan ditengahnya terdapat tulisan SAVIOUR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading guys

Nah ini adalah cover dari buku keduaku, sebenarnya buku ini nggak ada kaitannya dengan cerita ini

Tapi buku keduaku ini aku bikin khusus untuk para readers setiaku, terutama yang selalu meninggalkan jejak di setiap babnya

Sekali lagi thanks ya guys🙏

👋😁

8 Remaja 8 Anugerah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang