Olimpiade pun dimulai, Solar berusaha berkonsentrasi, dan memfokuskan pikirannya pada soal-soal yang diluncurkan dalam Olimpiade, satu hal yang ada di benaknya, dia hanya ingin menjawab soal-soal tersebut dengan sempurna, agar tidak menciptakan masalah pada Thorn lagi.
Setelah Olimpiade selesai, akhirnya Solar bisa bernafas lega karena, dia berhasil meraih medali emas untuk CIS.
Di dalam bis, Galaksi mencoba untuk menceritakan apa yang terjadi dengan Thorn, kepada Solar.
"Solar, sampai di sekolah kita ke rumah sakit ya?" Ucap Galaksi.
"Kenapa, lo sakit? Terus lo pengen gue anter gitu, sorry bukannya gue malas. Tapi gue udah nggak sabar pengen pulang, dan selesain masalah gue sama Thorn" Ucap Solar.
"Justru kita ngajak lo kesana buat ketemu Thorn" Ucap Ice ikut mengobrol.
"Maksud lo, Thorn masuk rumah sakit?" Tanya Solar.
"Iya Solar, Blaze dan Taufan bawa dia ke rumah sakit. Dia jadi korban pembullyan" Ucap Gempa, yang duduk di kursi belakang Galaksi dan Ice.
"Siapa yang berani membully Thorn di sekolah? Cari mati banget itu orang" Ucap Ying tidak percaya.
Galaksi pun menunjukkan semua isi chatnya dengan Taufan. Solar menerima handphone itu dan langsung membacanya.
"Ada pembullyan di sekolah gue, dan dengan bodohnya gue nggak tahu kalau orang itu temen sekelas gue sendiri, Zaky dan Rizal memang keterlaluan, berani-beraninya dia bully Thorn" Ucap Solar mengepalkan tangannya.
****
Di rumah sakit, Solar segera berlari menuju ruang rawat Thorn, disana juga masih ada Blaze dan Taufan yang setia menemani.
"Fan, lo nggak papa kan?" Tanya Galaksi menghampiri Taufan.
"Tenang aja, kita berdua baik-baik aja kok. Karena kita kan bawa persenjataan yang lengkap. Untung Ice suruh gue sama Taufan bawa air cabe, tali, sama Cutter, buat jaga-jaga, " Ucap Blaze merangkul tubuh Ice yang didekatnya.
"Jadi lo beneran bawa? Padahal gue cuma asal lo ngomongnya" Ucap Ice, terkejut.
Ketika yang lain sedang asyik mengobrol, Solar hanya bisa termangu, melihat Thorn yang terbaring lemah, dia atas brankar, dengan infus dan dan oksigen yang terpasang pada tubuhnya. Apalagi dengan beberapa luka memar pada tubuhnya, mulai dari wajah, lengan, dan mungkin bagian lainnya yang tidak terlihat.
"Thorn..., ini gue Solar, lo masih marah sama gue ya, kenapa? Kenapa lo nggak pernah bilang kalau lo di bully di sekolah? Lo itu keponakan pemilik sekolah Thorn, kenapa lo biarin diri lo di bully kayak gini, sih?" Ucap Solar marah, sedih, kecewa semuanya bercampur jadi satu. Sedangkan Blaze malah nyeletuk tidak jelas, menjawab pertanyaan Solar.
"Ya, karena dia bukan lo, yang suka manfaatin gelar lo sebagai anak pemilik sekolah. Untuk terlihat terhormat, Aduh..." Ucap Blaze, yang langsung mendapatkan cubitan dari Gempa di bagian pinggangnya.
"Bisa nggak sih lo nggak usah bikin suasana makin panas, dasar kompor meleduk" Ucap Fang menatap tajam Blaze.
Blaze yang ditatap tajam oleh semua orang, langsung berdiri di belakang Ice.
"Mending lo keluar aja deh Blaze" Ucap Ice.
"Lo juga marah gara-gara gue ngomong kayak gitu?" Tanya Blaze.
Ice pun mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan memegang tangan Blaze untuk memberikan sesuatu.
"Nih duit, tolong lo keluar beliin gue makan, lapar" Ucap Ice tanpa beban.
"Tega banget sih lo, emang lo pikir gue..."
"BLAZE!!!!" Seru mereka semua meneriaki Blaze yang berisik di ruangan Thorn.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Remaja 8 Anugerah
FanfictionApakah benar manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah anugerah. Lalu mengapa 8 Remaja ini merasa sebaliknya, hidup yang Tuhan berikan pada mereka hanyalah sebuah beban, yang harus mereka bawa kemana-mana. Penghinaan terhadap diri sendiri, hinaan...