Bab 9. Pertolongan Berujung Petaka

65 10 0
                                    

Di kediaman rumah keluarga Agniraka.

"Woy polar bear, lo ngapain sih? Sore-sore gini malah ngelamun, ntar kesambet lo" Ucap Blaze, yang merebahkan setengah tubuhnya di kasur. Dia baru saja selesai mengerjakan tugas dari guru privatnya.

"Ish, malah dikacangin" Blaze bangkit dan mengguncang tubuh Ice. Hal itu membuat Ice sedikit tersentak.

"Lo kenapa sih, ada masalah lagi? Bukannya lo bilang si Bensin udah tobat, terus siapa yang berani gangguin lo hah. Biar gue libas habis-habisan" Ucap Blaze menggebu-gebu.

"Gempa" Ucap Ice singkat. Membuat mata Blaze melotot.

"Apa? Gempa berani gangguin lo, tuh anak ngapain lo hah?" Tanya Blaze serius.

"Dia udah gangguin pikiran gue" Ucap Ice, yang membuat Blaze bersweat drop.

"Lo kalo ngomong jangan berbelit-belit deh, lo kan tahu sendiri gue ini pendek akal, mana ngerti gue sama omongan puitis lo itu" Ucap Blaze geregetan.

"Emangnya Gempa kenapa?" Tanya Blaze lagi.

FLASHBACK ON:

"Apa benar sekolah telah mencabut Beasiswa Gempa Pak, tapi kenapa? Ini tidak adil, jika saja Gempa tidak sibuk meraup semua organisasi, mungkin saja dia bisa masuk 3 besar. Bapak tahu sendiri kan fokus Gempa itu terpecah selama ini?" Tanya Ice, pada kepala sekolah.

"Saya tahu itu Ice, tapi peraturan tetaplah peraturan, jika Bapak tidak bisa mengikutinya, maka posisi Bapak sebagai kepala sekolah akan digantikan oleh orang lain" Ucap Pak Kepsek.

"Begitu ya, kalau begitu berikan saja Beasiswa saya pada Gempa, saya akan membayar uang sekolah saya mulai bulan ini" Ucap Ice tidak menyerah.

"Tidak bisa Ice, karena masalahnya Gempa bukan hanya dicabut beasiswanya, tetapi juga diminta untuk melunasi seluruh biaya sekolahnya dari tahun lalu sampai tahun depan, dalam waktu 1 Minggu" Ucap Pak Kepsek.

"Apa?" Kaget Ice.

FLASHBACK OFF

"APA?" Tanya Blaze, tidak kalah terkejut.

"Jangan ngegas woy, lo bikin gue jantungan aja" Ucap Ice.

"Omongan lo itu justru yang bikin gue jantungan" Ucap Blaze, perasaan kejam banget seh aturan sekolah sekarang" Ucap Blaze heran.

"Dan yang bikin gue makin pusing adalah, Nyokapnya Gempa sekarang masuk penjara, karena kasus keracunan makanan dari Makanan cateringnya" Ucap Ice menambahkan.

"Masa sih, kok Sky nggak ada ngabarin gue ya?" Tanya Blaze pada dirinya sendiri.

"Apa hubungannya Sky sama masalahnya Gempa?" Tanya Ice tidak mengerti.

"Yah kan Sky itu sepupunya, ya mungkin saja dia tahu" Ucap Blaze menjawab pertanyaan Ice.

'Jadi, Sky itu sepupunya Gempa, kenapa Gempa nggak pernah bilang sih, apa jangan-jangan dia tahu tentang asal-usul Sky' Tanya Ice dalam hati.

'Lagipula, selama ini Gempa adalah anak yang sangat tertutup. Bahkan gua aja sebagai sahabatnya tidak tahu banyak tentang dia, memang dia patut dicurigai' Pikir Ice.

"Woy malah ngelamun lagi. Udah ah, gue mau pergi dulu" Ucap Blaze sambil menyampirkan jaketnya di pundak. Dia memang tidak suka memakai jaket, tapi membawa jaket saat bepergian adalah kewajibannya, itu sudah menjadi peraturan yang ditetapkan oleh Papanya.

"Mau kemana Blaze?" Tanya Ice, yang melihat Blaze hendak keluar kamar.

"Gue mau ke kantor Bokap, gue sekarang lagi butuh bantuannya dia. Oh ya, lebih baik lo kabarin Gempa deh, bilang sama dia kalau mulai besok di bisa sekolah dengan tenang lagi. Jadi dia nggak perlu pikirin biaya lagi. Dan masalah Nyokapnya, gue jamin dia bakal bebas hari ini" Ucap Blaze lalu pergi ke arah pintu kamarnya.

8 Remaja 8 Anugerah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang