Bab 11. Tak Sesuai Rencana

38 5 0
                                    

Di rumah kediaman Agniraka, hari ini seperti biasa, mereka semua sedang menikmati sarapan, sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Hari ini adalah hari Minggu, jadi mereka bisa menikmati makanannya, tanpa tergesa-gesa.

Setelah selesai sarapan, Blaze memutuskan untuk pergi ke karnaval, karena ingin menemui Sky, sedangkan Ice memilih untuk pergi ke taman sendirian. Dia sempat diajak ke karnaval oleh Blaze, namun Ice menolak karena dia memang tidak suka dengan keramaian.

Sebelum berangkat, saat ingin memakai jaketnya, Ice tidak sengaja menyenggol bingkai foto yang ada di meja, foto itu adalah foto dirinya dengan Blaze. Blaze yang hendak keluar kamar memperhatikan bingkai yang pecah itu.

"Astaga Ice, lo nggak papa kan? Kok bingkainya bisa jatuh sih?" Tanya Blaze khawatir.

"Perasaan gue kok nggak enak ya Blaze?" Tanya Ice gugup.

"Udah nggak usah khawatir, gue tahu kok lo itu pasti lagi tertekan kan karena besok mau ada ulangan semester, gue juga sering kayak gitu kalo lagi mau ulangan" Ucap Blaze menenangkan.

"Tadi katanya lo mau ke taman, ya udah pergi aja, nanti ini biar gue yang beresin" Ucap Blaze, sambil berjongkok dan memunguti pecahan kaca yang berserakan di lantai.

****
Ice pun berjalan dengan lesu menuju taman, entah kenapa tapi perasaannya masih sangat gelisah. Apalagi karena kejadian tadi, setahu dia bingkai foto yang terjatuh itu biasanya menandakan pertanda buruk.

Di taman Ice menghampiri tukang es krim, diapun mengorder es krim rasa vanilla kesukaannya. Setelah mendapatkan es krim pesanannya dia segera duduk di kursi taman yang jauh dari keramaian.

Seketika moodnya pun naik kembali, rasa khawatirnya juga sedikit berkurang, setelah menikmati es krim sambil ditemani angin sepoi-sepoi di taman.

"Ini dia anak yang kita cari Borara, tadi gue lihat anak itu keluar dari rumah si Agniraka" Ucap seseorang yang bernama Ejojo pada rekan di sebelahnya. Saat ini mereka sedang bersembunyi di semak-semak, tepat di belakang bangku yang Ice duduki.

"Tunggu dulu Ejojo, kita harus benar-benar memastikan, apakah benar anak ini yang kita cari" Ucap Borara menanggapi. Dia pun sedikit mendekat, mencoba memperhatikan anak itu, yang kebetulan saat ini sedang memejamkan matanya, menikmati kedamaian di taman. Matanya terpaku pada gelang yang saat ini melingkar di tangan Ice.

'Tidak salah lagi anak inilah yang aku cari' Pikir Borara dalam hati.

"Cepat siapkan mobil, kita akan bawa anak ini ke hadapan Bos Kirana" Ucap Borara. Setelah Ejojo pergi mengikuti arahannya, diapun segera melancarkan aksinya.

'Apa ini, siapa orang ini? Apa yang diinginkannya?' "Mmphh..." Ice merasakan kepalanya berputar, pandangannya mulai memburam, sepertinya dia sedang dibekap dengan obat bius. Dia bisa melihat orang itu menyeringai, sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya.

Borara segera membawa tubuh Ice yang sudah tidak sadarkan diri masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di dekat tempat Ice tadi. Tanpa disadari ternyata ada yang memperhatikan kejadian itu.

****
Saat ini Galaksi sedang menaiki ojek yang distopnya tadi, pikirannya hanya satu yaitu mengikuti mobil yang membawa Ice tadi tanpa diketahui oleh siapapun.

"Te-te-ri-ma-kasih" Ucap Galaksi pada tukang ojek itu, dia sekarang sedang berada di sebuah gedung bekas yang sudah terbengkalai, dia sangat ingat wajah penculik itu, sama seperti wajah orang yang melakukan pembantaian pada keluarganya dulu.

'Ini bukan markas Ratunya Iblis, sial, padahal aku sangat ingin tahu markasnya, ternyata si Kirana itu memang tidak akan melakukan apapun di markasnya' Ucap Galaksi dalam hati. Saat ini dia sedang bersembunyi di seputar tempat Ice di sekap sekarang.

8 Remaja 8 Anugerah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang