Bab 21. Akhir dari segalanya

63 7 11
                                    

Amato kini tersadar dari pingsannya, dia sekarang tengah berbaring di ranjang yang tadi ditiduri oleh Fang.

"Papa, nggak papa kan?" Tanya seseorang yang nadanya begitu lembut. Suara yang begitu dia rindukan.

"Taufan, ini benar-benar kau Nak? Apa Papa sebenarnya masih belum bangun" Ucap Amato mencoba untuk mengelus kepala putranya.

"Iya ini aku Pa" Ucap Taufan, lantas memeluk Ayahnya. Galaksi pun menghampiri mereka berdua, lantas ikut berpelukan.

"Papa maafkan aku, selama ini aku tahu Papa benci padaku karena aku tidak pernah menghargai istri Papa. Tapi sekarang Papa tahu kan alasannya, kenapa aku benci sama Mama Kirana. Aku ingin mengatakan semua ini pada Papa, tapi aku takut Papa nggak percaya, apalagi waktu aku kecil Papa sering pukul Mama, karena Mama berusaha mengungkapkan kejahatan Mama Kirana. Itu sebabnya Mama melarang aku untuk mengungkapkan semuanya, karena Mama takut aku juga akan dipukuli seperti Mama, saat mengungkapkan kejahatan Mama Kirana" Ucap Galaksi.

Runtuh sudah pertahanannya kali ini, ini adalah pertama kalinya dia mengadu pada Ayahnya, selama ini dia sudah memendam semuanya sendiri, dan kini dia benar-benar ingin mengungkapkan perasaannya.

"Ayah, tolong ijinkan aku membawa Taufan ke tempat Kirana Ayah, aku harus menyelamatkan Fang" Ucap Galaksi memohon.

"Tapi Hali, Papa baru saja bertemu dengan Taufan. Kenapa kamu mau bawa dia pergi lagi?" Tanya Amato, kali ini dia memanggil putranya dengan sebutan Hali.

"Hali nggak janji Pa, jika kami semua akan selamat, tapi kalau seandainya kami tidak kembali, Papa jangan sedih ya" Ucap Galaksi.

"Papa juga nggak janji sayang, Ayah mana yang tidak akan menangis jika dia kehilangan darah dagingnya, putranya" Ucap Amato.

Amato pun, menatap wajah Taufan lamat-lamat dia tidak bisa kehilangan putranya lagi, apalagi dia baru saja berjumpa kembali dengan putranya.

Taufan pun menggenggam erat tangan Amato lalu menciumnya

"Aku pergi Pa" Ucapnya, lantas segera memeluk tubuh Ayahnya lagi, dan segera pergi dari tempat itu bersama Galaksi.

Amato hanya bisa memandang punggung kedua putranya yang menjauh. Dia merasa bahwa dia tidak akan bertemu dengan putranya lagi.

*****
Kini mereka bertujuh, sedang berdiri di depan sebuah gedung yang bertuliskan The Queen of Demon's. Mereka sudah bersiap untuk menghadapi semuanya, kali ini mereka bertujuh harus siap menghadapi semuanya. Ini adalah saatnya mereka berhadapan dengan seorang Villain durjana seperti Kirana.

Mereka sekarang saling pandang satu sama lain

"Apapun yang terjadi, gue harap diantara kita jangan pernah ada yang saling meninggalkan" Ucap Solar.

"Apapun resikonya, kita semua harus tetap berjuang" Ucap Blaze.

"Jika kita masuk secara bersama maka keluar dari sini pun kita harus bersama" Ucap Ice.

"Kalau ada pilihan antara hidup atau mati, aku akan memilih untuk mati yang penting bersama dengan kalian, daripada aku harus selamat dan menjalani hidup ini sendiri" Ucap Thorn.

"Terimakasih untuk semuanya, walaupun aku lemah, tapi kalian adalah kekuatan terbesarku" Ucap Gempa.

"Aku beruntung bisa bertemu kalian, walaupun aku mengenal kalian lewat pertemuan singkat, aku tahu kalian semua adalah orang baik" Ucap Taufan.

"Jika hari ini adalah akhir dari kita, aku harap ini juga merupakan awal, aku harap suatu saat nanti kita bertemu kembali sebagai sebuah keluarga, dan aku ingin terlahir menjadi saudara kalian" Ucap Galaksi.

8 Remaja 8 Anugerah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang