Bab 1

1.6K 67 0
                                    

Rapat OSIS baru saja selesai, segerombolan murid-murid OSIS lainnya langsung meninggalkan ruangan dengan hati gembira.

Dimas menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka.

Saat akan berjalan, Dimas bertemu dengan seseorang yang sangat menyebalkan yang pernah ia temui.

"Ngapain lu?" Tanyanya dengan muka jutek, habis menyelesaikan Rapat OSIS.

"Dih emang jalan ini milik Lo? Gua cuma lewat pun." Balas Adit tidak kalah judesnya.

"Ya ampun kenapa ya, gua bisa ketemu dengan makhluk astral gini."

Dimas mengangkatnya bahu serta memutar bola matanya malas.

"Dah lah malas debat sama orang yang otaknya terlalu tinggi."

Adit langsung pergi meninggalkan Dimas. Tidak seperti biasanya dia tidak melanjutkan perdebatan, hingga mereka tidak tersadar akan waktu.

Selama perjalan Dimas kepikiran tentang Adit yang langsung mengalah begitu saja, tanpa melanjutkan perdebatan mereka.

Padahal Dimas ingin lebih lama berbicara dengannya.

Setibanya di rumah hanya kesunyian yang melanda, tanpa ada seorang pun yang menyambutnya pulang.

Bahkan makanan yang ada di rumah, hanya makanan semalam yang harus di panaskan untuk bisa dimakan sekarang.

Kapan Ayah dan Bunda akan pulang?
Terus-terusan terlintas pertanyaan itu berkali-kali, ketika sampai ke rumah.
Entah kapan angan-angan tersebut akan  terwujud.

Pagi harinya, seperti biasa Dimas bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan angkutan umum. Dia bertemu dengan seorang wanita cilik yang begitu berantakan dari wajah maupun pakaian.
Wanita cilik itu terjatuh, tepat di depan matanya.

Ketika Dimas ingin menolong wanita cilik itu, dia langsung menghilang dalam sekejap mata.

Dimas memperhatikan sekitar kemana Wanita Cilik itu, tetapi dalam keadaan yang penuh dengan segerombolan orang, susah untuk menemukannya.
Sampailah di sekolah, Dimas turun dari angkutan umum menuju ke kelas.

Sedangkan di sisi Adit, dia sudah tunggang langgang ke Sana kemari, mencari peralatan untuk upacara. Namun tidak ketemu, ketemu.

"Bunda~ Topi Adit dimana?" Pekik Adit di kamarnya.

"Ada di Meja tuh, lihat baik-baik." Pekik Bunda tidak kalah keras dari dapur.

Adit mulai mencari di sekitar meja, tetapi tidak dapat menemukannya.

"Gak ada Bun~ dimana sih?"
Bunda yang sedang memasak terusik, dengan anaknya yang tidak dapat menemukan barangnya.

"Ya ampun, makanya lihat pakai mata dong. Ini apa?"
Bunda berjalan menuju ke kamar, lantas menemukan Topi Adit di atas meja belajar kamar Adit.

"Lah tadi gak ada loh Bun, tapi makasih Bun. Adit berangkat dulu."

Adit langsung memakai Topi yang ada di tangan Bundanya, berlari menuju depan rumah.

"Sarapan dulu Dit~" panggil Bunda yang tidak di hiraukan Adit.

Tanpa basa-basi Adit memanaskan motornya untuk berangkat ke sekolah.
Bunda menghampiri dengan membawa piring dan sendok, lantas menyuapinya ke Adit.

"Walau terburu-buru jangan lupa sarapan Dit~ nanti sakit, Bunda juga loh yang Repot." Bunda menyuapi Adit lagi.

"iya Bun Maafkan Adit ya." Jawab Adit selesai mengunyah makanan pemberian Bundanya.

"Iya gak papa, lain kali jangan di ulangi."
Bunda tersenyum dengan menguapi Adit lagi.

"Iya Bun." Jawabnya sambil mengunyah.
Selesai makan beberapa suap, Adit berangkat ke sekolah. Tidak lupa juga salam dengan Bunda.

Setibanya di Sekolah, ternyata Adit sudah terlambat dan ketemu dengan seorang gadis cantik bernama Rini, sang pujaan hatinya.

Adit langsung mendekati dengan alih-alih pdkt, tetapi Rini malah menatapnya dengan muka judes, bahkan menjauh darinya.

Sakit hati banget sih kalau jadi Adit.

Pada akhirnya mereka berdua berakhir di hukum karena pak kingkong yang bertugas saat itu.

Awalnya Adit berpikir begitu, tetapi ada 2 orang lagi yang ternyata memiliki nasib yang sama dengan Adit dan Rini. Mereka juga telat, namanya Ubay dan Anya teman sekelas Adit.

Mereka berempat menjalankan hukuman dari pak kingkong yang sungguh di luar Fikri jika memberikan hukuman.

Kalian pikiran aja, mana ada manusia normal di suruh kutip paku pakai kaki, mana di suruh paling banyak tidak ada hukumnya part 2 lagi.

Tetapi di sini, Adit berusaha melancarkan aksi pdkt nya dengan menukarkan kantong pakunya dengan Rini, sehingga Rini tidak perlu berhadapan dengan Hukuman part 2.

Walau Adit lah yang kena hukuman Part 2 nya, tapi tenang saja ada Ubay kok, jadi gak papa lah.

Di sana terlihat seseorang sedang memperhatikan Adit yang rela menukarkan kantongnya demi Rini.

MY Love {Adit × Dimas} (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang