Bab 35

288 33 5
                                    

Entah bagaimana caranya Dimas bisa bertahan menghadapi perih yang ada di bagian bawahnya, setelah berhubungan dengan Adit.

Ia menunggu kedatangan seseorang yang akan membawanya pulang, siapa lagi kalau bukan Adit.
Karena sekarang sudah waktunya pulang sekolah.

"Gak pulang Mi?" Tanya Dewi dengan mengandeng tasnya, melihat Dimas yang tidak bergerak dari tempat duduknya.

"Enggak, nunggu Adit." Jawab Dimas seadanya, sambil memakan cemilan yang sudah di belikan oleh Adit saat bel istirahat berbunyi.

"Ohhh nunggu Papi toh, yaudah semangat Mami." Dewi tersenyum-senyum sendiri melihat keakuran Dimas dan Adit.

Senyuman itu terlihat menyeramkan dimata Dimas, namun ia tidak menghiraukan apa yang di lakukan Dewi setelahnya.

Sedangkan Dewi langsung pergi meninggalkan Maminya, yang sebenarnya ia menunggu kedatangan Papi dari Jauh, agar bisa mengambil gambar kemesraan mereka.

"Maaf Mas telat, tadi ada kendala." Adit berlari agar sampai di kelas Dimas, terlihat dari aturan nafas Adit yang begitu cepat.

"Gak papa, kita pulang Kan?" Adit mengangguk, ia mengendong Dimas yang sudah dari tadi merentangkan tangannya agar Adit bisa dengan mudah menggendongnya.

Tidak peduli akan reputasinya yang sudah hancur, dengan manja Dimas memeluk Adit.

Orang-orang disana pada melihat kemesraan antara Adit dan Dimas, yang begitu tidak sesuai dengan kepribadian mereka.

Terlebih lagi, Dimas yang tidak menyukai seseorang yang berandalan yang suka bolos pembelajaran seperti Adit. Dan anehnya sekarang, ia malah dekat banget dengan hal yang di bencinya.

Berbeda lagi kalau pandangan fansnya Dimas, mereka begitu tidak terima bahwa idola mereka di sekolah di perlakukan begitu oleh Adit. Mereka maunya Dimas yang perlakuan mereka seperti yang Adit lakukan.

Tetapi mau gimana lagi, aturan pemerintah sudah menetapkan, bahwa pernikahan sesama jenis tidak di larang, bahkan kegiatan membuat rahim di dalam perut laki-laki tidak di larang setelah campur tangan orang tua Nara.

"Aku juga mau di gitukan." Gumam salah satu wanita yang melihat Dimas di gendong.

Dewi dengan cepat mengambil setiap gambar yang akan di simpannya untuk ponakannya nanti ketika lahir.

Hingga, Bruk.

"Eh maaf." Dewi tidak melihat kebelakang, ia terlalu fokus untuk mengambil gambar.

"Gak papa, tapi apa yang kau lakukan?" Tanya fansnya Dimas.

"Mengambil gambar Mami dan Papiku lah." Dewi bergaya dengan semangat mengatakannya, yang membuat fansnya Dimas ini keheranan.

Di perjalanan menuju rumah. Adit dengan telatennya membawa motor hingga sampai di rumah tanpa ada hambatan, karena tombol untuk membuka pagar rumah ia yang memegangnya.

Sampai di dalam, Adit mengendong Dimas hingga ke dalam Kamar.

"Maaf Mas, aku pergi dulu ke rumah Nara, untuk minta kejelasan?" Izin Adit langsung bersiap-siap pergi kerumah Nara.

"Kejelasan? Kejelasan apa?"

Adit mulai menceritakan tentang Dewi yang bilang bahwa dirinya bersaudara dengan Nara, oleh karena itu Adit butuh kejelasan mengenai itu.

Dimas mengangguk ia mengizinkan Adit untuk pergi tapi jangan lama-lama, karena ia masih ingin melihat Adit.

Entahlah, semenjak ia sadar bahwa ia menyukai Adit, secara tidak sadar ia tidak ingin berpisah dari Adit.

MY Love {Adit × Dimas} (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang