Hati-hati sebelum membaca, ada adegan dewasa.
"Adit." Tubuh Dimas bergetar, ia dari tadi terus mencoba untuk lepas dari genggaman Adit.
"Diam dulu ngapa sih Mas, aku mau berduaan dulu. Tadi kan udah ku bilang kita bakal kencan." Adit menimpa badan Dimas yang langsung membuat Dimas berteriak.
"SESAK TAU." lagi-lagi Dimas mencoba untuk memberontak, ia sudah tidak tahan dengan situasi ini yang menyebabkan ia kesusahan bernafas.
Adit mengetahui hal itu, ia langsung membungkam Bibir Dimas dengan bibirnya, dan terjadilah hal iya iya.
Ciuman itu membuat Dimas semakin lama semakin menyesakan, tetapi di saat bersamaan, ia merasa ini begitu nikmat.
Sebenarnya Dimas ingin memarahi Adit yang menghancurkan reputasinya sesaat, hanya karena menciumnya di hadapan semua orang.
Tetapi tingkah Adit membuatnya tidak bisa untuk memarahinya, entah mengapa Adit saat ini seperti bayi yang ingin di manja oleh Ibunya.
Awalnya cuma ciuman, tapi lama-kelamaan munculnya sifat liciknya. Mentang-mentang Dimas tidak melarang mencium dirinya, Adit malah semakin melunjak.
Dia mulai meraba bagian bawah Dimas, meremas-remasnya dengan kuat. Dimas mengerang, ia tidak melarang semua prilaku Adit terhadapnya.
Seolah rasa nikmat mengalahkan logikanya. Adit beralih dengan leher Dimas yang mulus, tempat itu begitu terekspor seolah memberinya ruang.
"Ah, Adit." Dimas mendesah, ia sungguh tidak menyangka bahwa Adit bakal mengigit lehernya bagaikan vampir yang kehausan.
Masih dalam proses sederhana, tetapi libino Adit menaik melihat raut wajah Dimas yang imut, sekaligus suara desahannya yang begitu indah.
Adit membuka pakaian yang melekat di tubuh Dimas secara perlahan. Di mulai dari baju, celana, dan pakaian dalam Dimas, yang membuatnya melotot atas perlakuan Adit.
"Adit, Dit. Mau ngapain?" Dimas panik ia secara reflek menutupi tubuhnya mengunakan tangannya karena selimut telah di singkirkan oleh Adit.
Wajahnya Dimas, semakin panik ketika melihat Adit juga membuka pakaiannya.
"Coba dulu Mas, kalau cocok kita menikah."
Sungguh enteng sekali Adit mengatakannya, seolah itu hal biasa saja.
"Apa?"
Tanpa aba-aba lagi, Adit menunggingkan tubuh bagian bawah Dimas, agar ia bisa melihat lebih jelas setiap lekuk tubuh Dimas.
"Selain wajah yang imut, Dimas memiliki tubuh yang bagus. Jadi tidak ingin berbagi."
Adit meremas bongkahan kenyal milik Dimas, lalu menggosok-gosokkan wajahnya disana.
"Lembut banget."
Wajah Dimas memerah, ia menutup wajahnya mengunakan tangan.
"Apa yang kau lakukan Dit?"
walau sudah sejelas ini, Dimas masih tidak menyangka dengan perlakuan Adit yang menurutnya begitu cepat.
Adit membalikkan tubuh Dimas, mulai menciumi seluruh tubuhnya dengan brutal, ciuman Adit ini seperti hewan buas yang kelaparan.
Telepon berdering, Dimas memberitahukan bahwa ada telepon.
"Angkat dulu Dit, mana tau penting."
Bukannya di angkat, Adit semakin melunjak ia melanjutkan aksinya itu yang sudah di pendamnya begitu lama.
Berbekal dari pengetahuan Dewi, dengan gesit Adit langsung mempraktekkannya.
Awalnya Ia ingin langsung memasukkannya seperti saran yang telah di berikan oleh Dewi, tetapi itu pasti akan menyakitkan, alhasil Adit melakukannya secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Love {Adit × Dimas} (B×B)
RandomSebuah kisah Cinta yang berawal dari "Menyimpan sebuah Rahasia" Adit yang awalnya mengira dirinya Normal, entah kenapa berbalik arah ketika melihat wajah manis Dimas. Dimas juga sama dari awal bertemu dia sangat menyukai karakter Adit, tetapi gengs...