Aldo pergi meninggalkan Adit dan Dimas berduaan, tetapi Aldo curiga dengan tingkah laku temannya. Alhasil Aldo mencari tahu dengan menguping pembicaraan mereka berdua.
Baru aja menguping, Aldo di kagetkan dengan suara bel istirahat. Alhasil ia melupakan temannya itu, bergegas ke kantin.
Dan pas banget seperti takdir yang sudah ditentukan tuhan, Aldo bertemu Tania sang gebetan yang entah kapan jadi pacarnya. Karena hal itulah Aldo semakin melupakan Adit dan Dimas yang sempat membuatnya curiga tadi.
Balik lagi di sisi Adit dan Dimas.
Adit menunggu jawaban dari Dimas atas pertanyaannya tadi, bukannya langsung di jawab. Dimas malah berpikir dengan pose ala-ala orang ganteng. nyebelin emang."Buruan jawab, kayak orang mau berak tahu gak. Lama amat." Protes Adit menunggu jawaban dari Dimas, padahal bel istirahat telah berbunyi.
"Sabarlah, namanya juga Mikir." Dimas mulai berpikir apa taruhannya.
Kelamaan menunggu, Adit langsung melemparkan 3 buku di hadapan Dimas lantas pergi begitu aja dengan sebuah pesan.
"Kerjakan noh, pr gua. Besok dikumpulkan."
Belum sempat Dimas mencerna keadaan, dia sudah ditodongkan dengan 3 buah buku.
"Dari mana dia letak bukunya? terus, kenapa gua?" Batinnya. Setelah mengetahui keadaan, Dimas segera mengejar Adit.
Tapi telat dia sudah terlalu jauh, meninggalkan Dimas."Kurang ajar, malah gua yang kerjakan tugasnya." gumam Dimas. Tetapi setelah di pikir-pikir taruhannya tidak terlalu susah untuk di kerjaan. Masalahnya, apa dia bisa di percaya?
Adit pergi ke kantin dengan hati bahagia. Dia tidak perlu susah-susah memikirkan pr yang menumpuk itu, karena akan di kerjakan oleh ketua OSIS. Yang pastinya lebih pintar dari pada dia.
Semoga saja guru tidak terlalu mempedulikan tulisannya yang berbeda.Walaupun dia sudah jajan, Adit jajan lagi untuk merayakan kehilangan penderitaan sementara dari Pr menyebalkan itu. Ubay yang berada di sekitaran Kantin melihat Adit yang senyum gak jelas menghampirinya.
"Mulai stresnya kah?" Tanyanya langsung ke inti pembicaraan.
"Ngapa sih, ganggu orang senang aja dah." Adit memasang wajah sinis ke Ubay.
"Santai dong, cuma nanya juga." Ubay mundur perlahan, kerena hampir di tabrak oleh anak-anak lain yang ingin membeli makanan.
"Rame ini. Buruan beli, keburu bel masuk." Ucap Adit yang di balas anggukkan oleh Ubay.
Pulang sekolah, seperti biasa Dimas mengerjakan tugas OSIS berdua dengan Dewi Sang sekretaris OSIS. Selesai mengerjakan tugas OSIS, Dimas memutuskan pulang ke rumah yang sepi tanpa ada seorang pun yang menyambut kedatangannya.
Dimas mengeluarkan buku Adit dari tas, meletakkannya di meja belajar. Dimas membuatkan makanan siap saji yang kemarin di belinya, memakannya dengan lahap.
Selesai makan, Dimas langsung mengerjakan tugas Adit agar bisa di kembalikan besok.
Saat melihat tugasnya, ternyata itu mudah.
"Fisika, biologi dan MTK. Bukankah pelajaran ini mudah untuk di kerjakan, bahkan anak SD saja bisa menjawabnya. Dia saja yang terlalu bodoh." Gerutu Dimas terus-terusan Hingga tugas tersebut selesai di kerjakannya."Kalau bukan karena tadi, ogah gua kerjakan ini tugas." Dimas beranjak dari kursi belajar, melangkah mengarah ke kasur. Dia berbaring melihat atap rumahnya.
Kemudian tanpa tersadar, Dimas tertidur.
Pagi harinya di sekolah, Dimas mengembalikan buku Adit dengan menyeretnya di toilet.
Adit mengerutkan alisnya ingin mengeluarkan kata-kata mutiara, langsung saja Dimas menyodorkan jari telunjuk di bibir Adit, agar diam.
"Lu lagi, lu lagi. Napa dah Mas, ganggu gua mulu." protes Adit dengan berbisik.
"Gua juga inginnya nggak ganggu lu, bosan gua liat lu. Lagian gua cuman, balikin ini." Dimas memberikan 3 buah buku di hadapan Adit, seketika Adit senang.
"Ini bener kan, jawabannya." Adit melirik Dimas, dengan senyuman manis.
"Iya bener lah, lu aja yang terlalu bodoh." Dimas menjitak kepala Adit, segera pergi meninggalkannya.
"Emosi mulu, PMS kali." gerutu Adit mengelus-elus kepalanya.
Yang tanpa Adit disadari, wajah Dimas memerah melihat senyumannya.
"Bisa juga tuh, makhluk senyum." batin Dimas, salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Love {Adit × Dimas} (B×B)
De TodoSebuah kisah Cinta yang berawal dari "Menyimpan sebuah Rahasia" Adit yang awalnya mengira dirinya Normal, entah kenapa berbalik arah ketika melihat wajah manis Dimas. Dimas juga sama dari awal bertemu dia sangat menyukai karakter Adit, tetapi gengs...