Bab 10

530 47 0
                                    

Dewi melirik Dimas yang senantiasa gelisah, badannya penuh dengan keringat walau cuaca saat ini tidak panas.

Dari awal mengerjakan tugas OSIS hingga saat ini Dimas tidak fokus akan tugasnya.

"Dimas kemarin Adit datang kan?" Tanya Dewi, di sela-sela mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris OSIS.

Dimas panik, dia langsung mendongakkan kepalanya ke Dewi. Wajahnya itu seolah berkata 'kok tahu' walau berbeda dengan yang mau di ucapkannya.

"Dewi kenapa alamat ku di berikan kepadanya?" Tanya Dimas memalingkan wajahnya. Terlihat ia begitu malu bertanya, mengemaskan sekali.

Dewi tersenyum manis.
"Kalian kelihatan akrab, ku kira kalian itu teman. Apa salahnya memberikan alamat ke pada teman yang sedang sakit."

Mendengar itu Dimas terdiam, melanjutkan pekerjaannya.
"Sepertinya tebakan ku benar." Batin Dewi.

Sebelum Dewi memberikan Alamat rumah Dimas. Saat itu Dewi melihat gerak-gerik Dimas yang mencurigakan, ia mengikuti setiap langkah Dimas tanpa sepengetahuan Dimas.

Di sanalah Dewi melihat hal yang tidak terduga, ternyata dari tadi Dimas mengikuti Adit kemanapun perginya.

Bahkan ia setia menunggu Adit yang sedang berbincang dengan kedua temannya Aldo dan Ubay. Wajah Dimas terlihat tidak senang ketika Adit bersama mereka, melihat itu Dewi tidak ingin berburuk sangka, dengan keadaan keduanya. Walau sedikit mencurigakan.

Dewi berjalan ke arah Dimas mulai bertanya tentang apa yang sedang di lakukannya. Dimas terlihat panik, dari situ sudah kelihatan bahwa ia sedang mencoba berbohong.

"Lagi cari apa?... Bisa uwi bantu." Dewi tersenyum manis ke arah Dimas, dengan maksud tertentu.

"Pena. Ya...aku cari pena." Jawabnya asal, dengan wajah yang berusaha mencoba senormal mungkin.

Dewi tahu bahwa Dimas berbohong, tapi ia tetap saja membantu Dimas mencari benda yang sebenarnya tidak hilang.

Saat akan sibuk mencari, terlihat bahwa Adit berbalik melihat Dewi dan Dimas, ia terlihat tidak peduli dan melanjutkan perjalanannya.

Dewi mengeluarkan pena yang pernah di pinjam nya ke Dimas, yang tidak di tagih olehnya, dari saku baju.

Ia memberinya ke Dimas.
Dimas terlihat heran dari mana datangnya itu pena, tapi Dimas menerimanya dengan ucapan terima kasih.

Kembali, Dewi tahu kalau dia tetap di sana kemungkinan Dimas tidak akan bertindak, Alhasil ia menjauh.

Terlihat Dimas celingak-celinguk mencari keberadaan Adit yang tidak terlihat dari ujung rambut, hingga ujung kaki.

Dimas berkeliling mencari dengan di ikuti Dewi dari belakang, di Sana terlihat bahwa Adit bersama dengan Rini.

Dimas terlihat tidak senang dengan keberadaan Rini, saat akan pergi, Adit memanggil Dimas.

Ia mulai bertanya kenapa mengikuti dirinya, Dimas tidak menjawab sampai tidak sengaja Adit membentak Dimas, hingga tanpa sadar butiran air bening membasahi pipinya.

Adit panik, ia menenangkan Dimas dengan memeluknya. Bahkan memberi kalimat-kalimat penenang ke Dimas.

Di sana Dewi Ingat secara jelas bahwa Dimas berkata 'aku kamu' ke Dimas, padahal selama ini Adit selalu berkata 'Lo Gua' ke pada siapapun, selain yang lebih tua.

Melihatnya saja jantung Dewi berdebar kencang, ini momen yang sungguh tidak terduga. Dewi mengambil gambar momen itu, dengan ponselnya.

Adit memeluk Dimas, hingga Dimas meninggalkan Adit sendirian.

Kalimat yang terakhir terdengar oleh Dewi, saat Dimas meninggalkan Adit ialah "Bikin gemes aja." Dengan suara pelan, hati Dewi meleleh mendengarnya.

Besoknya pulang sekolah. Dewi melihat Dimas gelisah saat mengerjakan tugas OSIS seperti hari ini, tapi tetap terselesaikan hingga tugas tersebut terselesaikan dengan baik.

Dewi berjalan ke parkiran dengan Dimas, di sana Dewi melambaikan tangan hendak pulang.

Di perjalanan malah turun hujan, hingga Dewi memutuskan untuk berteduh. Pas sekali tidak jauh dari sana, Dewi dapat melihat halte bus sekolah hal yang tidak terduga terjadi.

Dimas mencium Adit, kejadian yang begitu singkat, hingga Dewi tidak sempat untuk menyimpan momen itu.

Paginya Dewi kepikiran tentang hubungan mereka, ini begitu luar biasa untuk di sebut sebagai sahabat.

Dewi dan Adit sudah menjadi teman masa kecil, ia tahu persis siapa saja yang di di temani oleh Adit.

Dan Dimas adalah seseorang yang tidak cocok untuknya temankan.

Saat akan memikirkan itu sambil hendak membuang sampah, terlihat Adit berdiri tepat di depan kelas Dewi.

Dewi bertanya kenapa, tapi Adit terlihat bingung sendiri kenapa ia di sana.

Dewi tersenyum manis, ia tahu apa yang hendak dilakukannya.

MY Love {Adit × Dimas} (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang