Bab 2

850 60 0
                                    

Dimas melihat Adit dari kejauhan. Dimulai dari Adit dan Rini dihukum, sampai Adit menggantikan kantong hasil pungutannya dengan punya Rini.
Entah kenapa makhluk Astral ini, selalu aneh tingkahnya, setiap hari.

Dimas adalah ketua OSIS di sekolahnya. Saat ini dia sedang piket OSIS, dengan berkeliling sekolah untuk memastikan tidak ada yang tidak mengikuti upacara. Namun yang terlihat malah Adit di hukum bersama seorang wanita bernama Rini.

Dimas terus memperhatikan, sampai tidak sadar bahwa upacara hampir selesai. Untungnya ada anak OSIS lainnya yang juga piket, menyadarkan Dimas dari lamunannya.

Upacara selesai, anak-anak mulai berlarian menuju kelas untuk memulai pembelajaran pertama. Tetapi beda dengan makhluk satu ini, dia malah berbicara sendiri.

"Apes, apes. Tapi gak papa yang penting calon istri baik-baik aja." Adit dengan pedenya membanggakan diri sendiri, entah dengan siapa dia berbicara.
Ubay yang baru menyelesaikan hukuman dari pak kingkong, berjalan menghampiri Adit.

"Lu Napa dah, kayak pengemis gitu." Celetuknya tiba-tiba.
Adit yang menyadari ada orang yang berbicara dengannya, berbalik melihat siapa orangnya.

Setelah tahu siapa orangnya, dengan Bangga ia mengatakan.
"Ya memang salah, suka hati gua dong." Ubay memutar bola matanya malas, dengan tingkah Adit yang sudah tidak tertolong menurutnya. Padahal mereka sama saja.

Sampai di kelas Adit mulai senyam-senyum nggak jelas, entah apa yang di pikirannya.
Sampai Aldo, teman sekelasnya sekaligus teman sebangkunya merasa Risih.

"Lu kenapa senyum kayak orang gila gitu dah, merinding gua lihatnya." Aldo memeluk dirinya sendiri sambil memandang Adit aneh.

"Eh enak aja lu bilang gitu, gini-gini gua baru aja bikin Rini bangga sama gua." Mulai sudah Adit dengan imajinasinya yang tidak terwujud itu.

Aldo tidak mengerti maksud dari perkataan Adit lantas bertanya. Adit pun menjelaskan kejadian tentang hukumannya ke Aldo beserta aksi heroiknya membantu Rini.
Setelah menceritakan semuanya, Aldo bertepuk tangan kagum dengan perjuangan Adit.

"Wih ampun puh, sepuh. Ampun." Ujarnya sambil bertepuk tangan bangga. Adit yang di perlakukan begitu, merasa senang dia cengengesan.

"Bagus~ Adit, Aldo keluar kalian." Ibu guru menunjuk pintu keluar, menyuruh mereka untuk segera keluar kelas. Mereka terlalu ribut untuk melanjutkan pelajaran.

Adit dan Aldo keluar kelas, bukannya berdiam diri di depan pintu kelas, mereka malah pergi ke kantin. Katanya sekali nyebur, sekalian aja mandi. Entah gimana konsep istilahnya.

Di perjalanan, Aldo terlihat sakit perut dia Langsung meninggalkan Adit begitu saja ke kamar mandi. Adit tidak peduli di tinggalkan ia pergi ke kantin sendirian, membeli jajan yang di perlukan.

Di sana terlihat ada Dimas sedang membeli jajanan, Adit yang jahil pun menghampirinya.

"Waduh ini nih, kelakuan ketua OSIS, bilangin gak sih?" Adit menaik turunkan alisnya. Terlihat wajah Dimas yang memerah karena ketahuan.

"Diam gua lapar, makanya kesini." Jawabnya gugup, badannya mulai bergetar.

"Yakin nih, cuma lapar." Adit mendekat wajahnya ke Dimas, membuat Dimas reflek memalingkan wajahnya.

"Tadi lagi ngerjain tugas OSIS, tapi stok mie gue abis. Makanya gue Jajan di sini." Penjelasan Dimas panjang lebar.

"Cih, memang gua peduli. Mau stok mie lu habis kek, apa kek. Tetap aja kan lu Mas, beli jajan saat jam pelajaran. Apa ya!! respon anak-anak lain kalau tahu hal ini." Adit mulai membayangkan reaksi anak-anak lain jika dia memberitahukan masalah ini.

"Jangan. Jangan beri tahu." Paksa Dimas, agar Adit mau merahasiakannya.

"Kalau gua gak mau gimana." Adit mulai angkuh, dia tidak peduli dengan Dimas yang sudah memerah wajahnya seperti kepiting rebus.

"Ayolah." Dimas kesal dengan tingkah Adit.
Tiba-tiba saja Adit berlari, membuat Dimas ikut berlari. Mereka saling kejar mengejar yang tanpa mereka sadari Aldo sudah berada tepat di hadapan Adit. Alhasil Adit menabrak Aldo, dan Dimas langsung berhenti setelah Adit terjatuh.

"Ih, apaan sih Dit. Main nabrak-nabrak aja. Lu kira gua ini kasur apa, main di tabrak aja." Omel Aldo.

"Yeh, siapa juga yang mau nabrak Lo. Namanya juga kecelakaan ege." Adit berdiri, mulai menepuk-nepuk badannya yang penuh debu.

Disitu entah kenapa rasanya Adit terlihat sedikit bersinar. Apa penglihatan Dimas yang salah, gak mungkin orang itu terlihat bersinar.

"Lu napa dah lari-larian." Aldo membersihkan debu di bajunya mulai bertanya sambil melirik Dimas yang di belakang.

"Gak ada. Lu balik aja Sono ke kelas, Nanti gua jelasin." Usir Adit, membuat Aldo curiga tapi dia tetap pergi meninggalkan Adit.

Adit melirik Dimas, yang wajahnya makin memerah entah sebab apa.
"Mas lu bisa bertaruh apa, biar gua gak kasih tahu yang lain." Adit mendekati Dimas.

Dimas tersadar akan lamunannya, mulai berfikir. Apa yang bisa di pertaruhkan agar Adit tidak menyebarkannya.

MY Love {Adit × Dimas} (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang