Bab 17

70 7 0
                                    

><_ Badai mengamuk di dalam hati, tanpa menyadari bahwa akar kemarahan itu sebenarnya berasal dari rasa cemburu yang terpendam_><


          Dua orang berpakaian mewah tampak terbang secepat komet melintasi langit. Bak diterpa tornado, wajah Xie Shize menjadi pucat seakan tak berdarah. Berada di ketinggian ratusan kaki di udara, menghadirkan sensasi rasa ngeri dan takut yang tak terlukiskan di hati, membuat napas tersengal dan jantung berdetak dengan cepat dan tidak teratur.

          Bagai kulit dan daging. Tubuh mereka saling menempel, tak terpisahkan. Tangan Xie Shize melingkar erat di pinggang ramping Xie Zishen, sedangkan kedua kakinya membelit erat kaki kanan pria itu bak ular membelit batang kayu.

          Kepala Xie Shize tersembunyi di bawah lengan Xie Zishen. Mata tertutup dan bibir bergetar. Perpaduan antara kepala terasa berat karena pusing dan perut bergejolak, sungguh menyiksa.

          Tidak pernah terpikirkan oleh Xie Shize bahwa akan ada hari di mana dirinya ketakutan setengah mati saat diajak terbang bebas, sampai membuatnya menangis tersedu-sedu.

            Pada awalnya, Xie Shize mengira, bahwa mereka akan menggunakan kereta kuda untuk bepergian ke alam manusia. Siapa yang menduga bahwa pria itu akan membawanya terbang begitu saja, tanpa memberikan kesempatan untuknya menolak.

             Menyaksikan tubuh sendiri remuk, dan bermandikan darah di kehidupan sebelumnya, telah meninggalkan trauma mendalam baginya. Setiap berada di ketinggian, gambaran-gambaran berdarah itu selalu muncul seperti momok menghantui pikiran, hingga ketakutan selalu mengambil alih.

            Dia sudah cemas, tapi mulut seakan di lem, Xie Shize tidak berani berteriak seperti saat Lifeng membawanya terbang. Xie Zishen seribu kali lebih menakutkan dari pria yang bahkan belum diketahui namanya itu. Sebab, sejak hari itu, mereka tidak lagi pernah bertemu, seolah-olah pria itu tidak pernah ada di dunia, menghilang begitu saja dari perhadapan.

           Xie Zishen bukan patung besi yang tidak menyadari ketakutan Xie Shize. Melihat pemuda itu bergantung padanya, itu membuatnya senang. Setiap kali dia mencoba melonggarkan pegangan pada pinggang pemuda itu, Xie Shize akan memeluknya lebih erat lagi.

          Tapi kali ini, tangannya yang melingkari pinggang pemuda itu jelas masih kuat. Namun, cengkeraman Xie Shize malah mengencang, seolah-olah kedua tangan mungil itu ingin meremukkan tulang-tulangnya.

          "Longgarkan cengkeramanmu. Kau menyakitiku." Xie Zishen menegur dengan alis berkerut, menahan rasa nyeri di pinggang.

           Kepala Xie Shize semakin berat, telinganya berdengung. Tidak mendengar teguran itu, kedua tangan semakin mencengkeram dengan erat dan lebih erat lagi.

          "Apa kau tuli? Aku bilang, longgarkan cengkeramanmu!" Teguran itu datang sekali lagi dengan nada memerintah.

          Bedanya, kali ini Xie Zishen menunduk untuk melihat. Mata itu semula bersinar kejam, sebelum dikejutkan dengan tampilan Xie Shize yang seperti monyet jatuh ke air basah kuyub. Seketika tatapannya menjadi lembut bercampur heran.

           Dia tidak tahu jika keusilannya akan membuat Xie Shize pucat dan menangis. Apakah dia sudah keterlaluan?

           Setelah dipikir-pikir, apa yang menakutkan dari terbang? Jika jatuh, itu tidak akan membuat dia mati. Palingan hanya akan mengalami patah tulang di beberapa bagian, dan setelah diobati, itu akan baik-baik saja.

          Sebenarnya, apa yang membuat Xie Shize takut?

          Semakin Xie Zishen ingin mengetahui jawabannya, semakin dia kebingungan.

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang